Kuhadapkan wajah pada semburat senja, saat ia bersiap mengucap jumpa pada dunia. Sinar kemerahannya menyorot temaram, memikat pantul awan silang menyiku. Seolah menyindir mereka yang banyak menggebu dalam apa yang tak perlu.
Sinarnya pun terus temaram dikekang malam. Membiarkan aku tertelan kelanjutan pikiran akan hidup yang tak menahu.
Kuhadapkan dekap pada wajah purnama, yang bersinar bangga dalam gulita. Sinarnya yang megah telah merajai awan, bahkan ketika malam belum sejenak berpijak. Seolah menyindir mereka yang banyak mencari pembenaran untuk tidak bertindak.
Sinarnya pun terus benderang...
Mencampurbaurkan persepsi. Menyelewengkan konsepsi. Mempertanyakan esensi. Menyelisihi konsesi.
Senin, 31 Agustus 2015
Article#459 - Tenggang
Ditempatkan dalam koridor
Celoteh
Jumat, 28 Agustus 2015
Article#458 - Kutipan Hari Ini

“How long is forever, you ask? Sometimes, just one second.”
~quoted and rewritten from the words of Charles Lutwidge Dodgson a.k.a Lewis Carroll (1832-1898), English writer, mathematician, logician, deacon, and photographer, in his work Alice in the Wonderland.
Quoted at Thursday, 27th August, 2015, 20:36 (UT+7).
image sourc...
Ditempatkan dalam koridor
Antarabangsa,
Kutip
Rabu, 26 Agustus 2015
Article#457 - 200000 Pengunjung!!

Jika Anda yang berjumpa dengan tulisan aneh terbaru dari laman blog saya ini adalah Anda yang telah terbiasa menyambanginya sejak lama, maka Anda mungkin akan memergoki, betapa lama saya tidak lagi mempublikasikan laman terkait napak tilas perjalanan saya mengarungi dunia blog. Tentu saja, sejak saya menorehkan angka seratus ribu pada April 2014 yang lalu, saya perlu mendapatkan seratus ribu pengunjung lagi supaya bisa menyuguhkan laman napak tilas selanjutnya. Titik yang dimaksud adalah titik dua ratus ribu kunjungan, yang tercapai pada Rabu, 26 Agustus 2015, 09:54 (UT+7), 507 hari setelah angka...
Ditempatkan dalam koridor
Jejak
Senin, 24 Agustus 2015
Article#456 - Stagnasi Kondensasi
Dalam setiap debur kerontang
Yang berkeriut pada terik siang
Ada senyap yang menanti senja
Menyapa dunia menuju gulita
Bersama semua tak tentu arah
Menyibak semesta, membuncah
Apakah kaulihat tabur gemintang?
Merajai angkasa di balik pandang?
Mereka tak pernah menatap iba
Atas kita manusia seisi dunia
Karena khazanah sarat makna
Masih terjumpa medan pandang
Dalam setiap percikan limpas
Yang membasuh barang sejenak
Ada desau udara mengumpat
Memaki kotoran yang tak lekang
Adakah takdir menyapa manusia?
Saat kerjap bersambut sirna?
Kita menadahi nyata penghujan
Dari arakan awan menghilang
Mereka...
Ditempatkan dalam koridor
Luang
Minggu, 23 Agustus 2015
Article#455 - Empat Tahun, Tepat Mengalun

Zaman berubah.
Bersamanya berubah pula dunia tiap-tiap kita, perjalanan kita.
Paradigma kita. Pemikiran kita. Dan jua kenyataan kita.
.....
Segala usaha dalam membuat awalan dari tulisan ini tampak megah, agaknya telah membuat saya terlalu lama berkutat dalam menciptakan kalimat-kalimat megah tanpa asa. Entah apa karena saya ingin (sekali-kali) bersikap serius dalam mengawali sebuah tulisan, atau semata karena saya terjebak kebodohan dan mengira kalimat bermegah akan membuat tulisan tampak berkualitas.
Atau saya terlalu iseng membuat kalimat yang demikian panjang.
Serius atau tidak, pada akhirnya...
Ditempatkan dalam koridor
Jejak
Jumat, 21 Agustus 2015
Article#454 - Vantage

Do you notice how the Moon looks dark compared to the Earth, or the Moon we used to see at nighttime? Well, the Moon really is that "dark"; it only reflects about 12% of the light it receives.
Do you notice the lack of dark patches on the Moon's surface as we know it? Well, because it really is not the lunar face as we know it. Here, guys, the Moons shows you its far side—or, as some of you might prefer to call it, its dark side. Which is really not "dark" in any way.
And of course, the most obvious: It revolves around the Earth!
Some of the most intriguing questions in science are...
Ditempatkan dalam koridor
Antarabangsa,
Carik
Selasa, 18 Agustus 2015
Article#453 - Aberasi

Manusia melukis bahagia pada wajah muram durjana.
Manusia menerka canda tawa pada kerjap derita.
Manusia memahat nyata dari keping kepalsuan.
Lini masa akhir-akhir ini menghangat seiring dimulainya masa orientasi bagi mahasiswa baru. Mereka yang baru saja menyelesaikan titian masa sekolah dengan melewati serangkaian ujian, kini dihadapkan kepada miniatur dunia nyata, tersaji dalam tiap jengkal kehidupan dunia kuliah.
Kerap kali terdengar, betapa peralihan dari masa sekolah ke masa kuliah adalah penahbisan seseorang menjadi manusia dewasa. Menjadi manusia seutuhnya, yang dituntut dan diharapkan...
Ditempatkan dalam koridor
Cerocos
Jumat, 14 Agustus 2015
Article#452 - Melintas Batas

Semua berawal dari usaha menyelesaikan sebuah cerita lama.
Tersebutlah seorang anak manusia, yang senarai ceritanya berisikan kebodohan dan kegilaan. Ia yang telah meniti langkah jauh dalam perjalanan panjangnya, beranjak untuk menapaki jenjang terakhir menuju penyelesaian ceritanya. Dan ketika ia salah meracik sikap dalam menghadapinya, kebodohan yang berkuasa menghentikannya dari usaha untuk sampai ke akhir perjalanan.
Kita tentu sering mendengar, bagaimana serangkaian manusia yang tidak menggapai tujuan akan berusaha mencari kesempatan kedua. Kesempatan bodoh di mana ia pikir akan ada celah...
Senin, 10 Agustus 2015
Article#451 - Identitas
Membicarakan segenap warga dunia berarti juga membicarakan identitas yang melekat pada tiap-tiapnya. Kalau kata orang, nama adalah doa. Tetapi, nama juga dapat menyiratkan latar belakang para penyandangnya.
Dalam hal menyematkan nama, segenap warga Indonesia mendapatkan keuntungan dari tiadanya aturan yang mengikat dalam penamaan. Artinya, tiap-tiap warga Indonesia diberi hak untuk menyematkan nama dengan susunan dan gaya seperti apapun yang ia suka. Bebas mengumpulkan senarai nama dari beragam latar belakang budaya, hingga yang diberi nama kelimpungan tiap kali hendak berkenalan.
Meskipun...
Ditempatkan dalam koridor
Celetuk
Kamis, 06 Agustus 2015
Article#450 - Memento

PRELUDE
One called Little Boy, one called Fat Man. Three days apart. The one implicit in the other.
Brothers.
If a person were to film them falling, it would have to be from a great distance, through a veil of Japanese cities: old homes, new factories, idling cars, passing carts, and kites. Little Boy or Fat Man a black spot, center-screen. Encircled, in future broadcasts, by white light: an emphatic moon where otherwise they would be missed, descending as the gnat-speck plummets.
Until pika don—“flash boom.”
Or one might film them from the plane above. Some enterprising...
Ditempatkan dalam koridor
Antarabangsa,
Jurnal
Selasa, 04 Agustus 2015
Article#449 - Kilasan Kisah
Melanjutkan kehidupan dari satu episode ke episode berikutnya, berarti menceburkan diri dalam beragam kelarutan yang mewarnai setiap sisi kehidupan.
Dalam beberapa waktu, kesibukan yang amat sangat mungkin akan menyita perhatian tiap-tiap kita dari seisi dunia, menjadikan tiap kita bergelimang penat. Dalam waktu lainnya, kita-kita mungkin saja berkalang bosan di tengah luang, mencari sesuap kegiatan untuk dilimpahi perhatian.
Pada senarai perjalanan kita menghidupi dunia fana, awal dan akhir adalah keniscayaan atas segala hal. Konsep abstrak yang tampak riil seperti episode kehidupan pun...
Langganan:
Postingan (Atom)