Jumat, 30 Desember 2011

Article#30 - Senukil Catatan Tentang....

.....Tentang apa ayo? Penasaran kan. *nggak* Peduli amat, yang penting saya di sini kembali memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan bagi anda sekalian dalam acara berikut...#salahacara. Oke biasa saja, saya hanya ingin berbagi hasil penelusuran saya pada Jum'at lalu. Seperti yang mungkin anda belum ketahui, saya senang berselancar dan menelusur. Tetapi di dunia maya, alias internet. Biasanya saya lakukan kalau saya sedang bosan berseluncur di dunia nyata dan berputar diatas gelombang lautan karena terlalu lama berinternet ria, jadi... yah, lupakan saja dan segera bahas apa yang sebenernya akan dibahas di sini.

Di sini, saya akan membahas mengenai sindrom Savant. Kata 'savant' sendiri berasal dari kata Prancis savior yang artinya 'mengetahui', yang merujuk kepada kemampuan otak yang dimiliki oleh pengidap sindrom ini. Sindrom ini termasuk dalam salah satu sindrom yang amat langka, dan juga adalah satu topik yang paling menakjubkan dalam pembicaraan dunia psikologi. Biasanya pengidap sindrom Savant ditandai dengan beberapa atau banyak ketidakmampuan fisik atau mental, tetapi memiliki kemampuan yang luar biasa dalam bidang tertentu. Atau kalau saya sebutkan dalam frase yang lain, 'menukar' banyak hal biasa dengan beberapa hal luar biasa.

Yang dimaksudkan dari penjelasan diatas mengenai Savant, yaitu bahwa seorang Savant umumnya tidak dapat melakukan berbagai hal yang umum dilakukan orang seusianya. Misalkan, ada seorang Savant yang tidak bisa makan sendiri, tidak bisa mengikat tali sepatunya, bahkan tidak bisa berbicara dengan baik, tapi mereka memiliki kelebihan luar biasa layaknya seorang manusia super. Ada seorang Savant yang diketahui dapat menghafal dengan baik jadwal bus di kota tempat tinggalnya, bahkan juga dimana masing-masing bus berada pada tiap waktu tertentu. Mengenai sindrom Savant ini sendiri, seorang psikolog Amerika Serikat, Dr. Darold Treffert, dalam salah satu jurnalnya menuliskan beberapa hal mengenai Savant, seperti berikut:
  1. Savant memiliki kedekatan tertentu dengan autisme, tetapi tidaklah sama.
  2. Savant lebih banyak diderita laki-laki.
  3. Pengidap sindrom ini memiliki kemampuan spesial yang biasanya berkisar pada 5 bidang, yaitu keahlian musik, seni, penghitungan kalender, matematika, dan mekanikal atau kemampuan spasial.
  4. Pengidap Savant memiliki daya ingat luar biasa.
  5. Savant dapat diperoleh sejak lahir, atau dari peristiwa tertentu yang terjadi setelah lahir, seperti kecelakaan atau sejenisnya.
  6. Kelebihan khusus yang dimiliki seorang Savant ini tidak akan hilang, tetapi dapat menjadi lebih baik jika dilatih dengan baik.
Hingga saat ini, masih banyak misteri yang melingkupi topik psikologi yang satu ini. Kemampuan seorang Savant seolah tampak terpendam dalam otak manusia dan perlu pemicu untuk muncul. Bahkan, munculnya sifat Savant seringkali diiringi dengan beberapa ketidakmampuan fisik atau mental, mengesankan seolah ada 'transaksi' yang dilakukan untuk mendapat kemampuan luar biasa dengan mengorbankan beberapa kemampuan 'biasa'. Tetap saja ada pengecualian untuk hal ini, seperti pada Daniel Tammet (akan dijelaskan dibawah), seorang Savant autistik yang tak tampak mengalami ketidakmampuan fisik yang berarti.
Jadi, pada artikel ini, akan dijelaskan 10 orang pengidap Savant, yang dinilai paling menakjubkan dari para pengidap Savant yang ada oleh situs neatorama.com, sampai-sampai disebut 'berkemampuan manusia super'. Berikut mereka:
1. Laurence Kim Peek (1951-2009)

Laurence Kim Peek terlahir dengan berbagai kerusakan otak yang parah. Dengan tiadanya corpus callosum, yang adalah penghubung antara belahan otak kanan dan otak kiri, dokter yang menangani Peek kala itu pun menyarankan ayah Peek untuk mengirim Peek ke panti asuhan dan melupakan segala hal tentangnya. Tentunya, sebagai seorang ayah saran dokter itu tak dia dengarkan.

Hingga akhir hayatnya, Kim tidak mampu melakukan berbagai gerakan motorik normal, bahkan sulit berjalan. Ketidakmampuan motorik ini diduga adalah akibat dari rusaknya sebagian otak besarnya. Dalam test IQ normal pun, Kim mendapat nilai di bawah rata-rata, 87.
IQ boleh kecil, namun apa yang dapat dia lakukan sungguh luar biasa. Hingga tahun 2008, tercatat Kim telah membaca lebih dari 12.000 buku, dan memahami dengan baik keseluruhan buku-buku tersebut. Ia mampu membaca buku dengan begitu cepat–2 halaman dibaca dalam 3 detik–dan memahami nyaris semua dari apa yang baru ia baca. Yang unik, kedua matanya membaca halaman yang berbeda. Dan hebatnya lagi, Kim menguasai lebih dari 15 disiplin ilmu–dari sejarah, geografi, hingga olahraga, serta dapat menyebutkan berbagai fakta-fakta unik yang seringnya diabaikan oleh orang biasa. Ia juga bisa menentukan hari dari sebuah tanggal dengan segera, dan juga mengingat dengan baik setiap musik yang pernah ia dengar. Ia disebutkan sebagai seseorang yang akan menginterupsi sebuah pertunjukan musik hanya untuk mengatakan bahwa 'nada trombonnya terlalu tinggi dua nada'.

Sosok Kim Peek ini pernah dijadikan model untuk sebuah film berjudul "Rain Man", yang menceritakan seorang autistik dengan kemampuan mirip sebagaimana Kim–meskipun Kim sendiri tidak termasuk pengidap autistik. Dan dengan diluncurkannya film tersebut, Kim jadi makin terbuka dengan dunia luar, dan makin senang berada di tengah-tengah masyarakat. Kim meninggal pada akhir tahun 2009 karena serangan jantung.
2. Leslie Lemke (1952-...)

Leslie Lemke dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat pada tahun 1952 dengan diagnosis glaukoma dan otak yang lumpuh akibat terlahir prematur. Dengan berat hati, dokter ketika itu terpaksa mengambil matanya dalam operasi. Ibunya sendiri telah menyerah mengenai pengasuhannya, dan bayi ini diadopsi seorang perawat bernama May Lemke, yang saat itu sedang mengadopsi 5 anak lain.

Ketika bayi, si kecil Leslie Lemke tak bisa menelan makanannya sendiri, dan sang ibu adopsi terpaksa mendorong makanan ke dalam kerongkongannya supaya Leslie kecil bisa makan. Ia baru bisa mengunyah makanan sendiri pada usia setahun, dan dalam enam tahun berikutnya tida menunjukkan perkembangan yang signifikan. Leslie kecilpun baru bisa berdiri pada usia 12 tahun, dan dia tidak bisa berjalan hingga 3 tahun setelahnya.

Sampai disini cerita perjuangan berat membesarkan Leslie kecil. Hingga pada usia 16, Leslie yang belum pernah mengenal alat musik sekalipun, mengejutkan ibu adopsinya dengan memainkan Tchaikovsky's Piano Concerto no.1 di tengah suatu malam. Dia memainkan lagu itu setelah mendengarkannya sekali saja.
Sejak itu, Leslie dilatih untuk memainkan lagu-lagu klasik dengan pianonya dalam rentang genre yang luas. Seperti yang pertama, Leslie hanya perlu mendengarkan lagu satu kali untuk mengulangnya dengan sempurna. Sejak tahun 1980, Leslie sering mempertunjukkan keahliannya memainkan piano dalam berbagai konser di kancah internasional. Konser terakhirnya diadakan tahun 2007, sebelum kesehatan Lemke yang memburuk menghentikannya dari mengadakan konser lebih lanjut.
3. Alonzo Clemons (1956-...)
Pernah mengalami kecelakaan ketika bayi, Alonzo Clemons kehilangan banyak kemampuan dasar, dan pertumbuhannya pun terhambat. Tidak bisa makan sendiri, tidak bisa mengikat tali sepatu, nilai IQnya berkisar 40-50, tetapi dia bisa memahat. Yang hebat adalah, dia mampu memahat setelah melihat modelnya hanya sepintas, dan mampu membuat model 3 dimensi yang sempurna dari sebuah gambar 2 dimensi yang ia lihat, tepat serupa bahkan ke otot-otot modelnya. (Alonzo seringkali membuat pahatan hewan, daring seringkali adalah kuda.)

Sejak kecil, kemampuan memahatnya yang luar biasa terus ia latih dengan membuat berbagai pahatan. Bahkan dalam keadaan dimana ia tidak mampu mendapat tanah liat atau lilin untuk memahat, biasanya ia akan mencari di lingkungan sekitar, bahan yang bisa dipahat untuk model barunya. Sejak munculnya film 'Rain Man' sebagaimana yang disebutkan sekilas diatas, Alonzo memiliki semangat lebih untuk mendapat pengakuan dari dunia internasional akan kelebihannya, dan juga keinginan kuat untuk sukses sebagai seorang pemahat. Hasil pahatannya dinilai banyak orang luar biasa karena sangat mirip, diselesaikan dalam waktu yang amat singkat, dan terlihat realistis. Ia juga dikenal pernah memahat patung tiga anak kuda sesuai ukuran aslinya, dikenal sebagai 'Three Frolicking Foals'. Jika ingin melihat beberapa hasil pahatannya, kalian dapat kunjungi situs ini.
 4. Gottfried Mind (1768-1814)
 Terlahir dengan kondisi fisik yang lemah, Gottfried Mind terinspirasi untuk menggambar hewan-hewan dari seorang pelukis bernama Legel, yang dikenalnya di masa kecil. Setiap hari, ketika ayahnya bekerja, Mind kecil mengamati pekerjaan Legel yang menggambar bangunan dan hewan ternak sepanjang waktu. Sejak itu Mind tertarik untuk menggambar juga. Ayahnya, yang adalah seorang tukang kayu, menganggap hanya kayulah yang berguna untuk kehidupan, dan ia tak pula menganggap menggambar sebagai sesuatu yang berguna. Setiap kali Mind meminta kertas pada ayahnya untuk menggambar, ayahnya melempari Mind dengan sepotong kecil kayu; ini membuat Mind berusaha untuk membuat miniatur hewan dari potongan-potongan kayu itu. Hasilnya cukup bagus, bahkan domba serta kambing kayu buatannya pun terpajang di atas perapian di beberapa rmah di desanya. Mind juga pernah mencoba mengukir pada kayu, gambar anak petani di desanya, namun gagal.

Pada usia delapan tahun, Mind dimasukkan ke sebuah akademi seni untuk orang kurang mampu. Gurunya menggambarannya sebagai 'amat lemah, tidak mampu melakukan kerja keras, penuh bakat menggambar, makhluk aneh, berpikir layaknya seniman, juga amat nakal'. Tidak diketahui berapa lama ia tinggal di akademi itu, berikutnya ia diketahui mendatangi seorang pelukis bernama Sigmund Hendenberger. Dari sang mentor, Mind belajar seni menggambar dan melukis dengan cat air. Pendidikan Mind sendiri kebanyakan berkutat pada bidang seni, ia selalu kesulitan menulis namanya sendiri, bahkan nyaris tidak bisa apa-apa dalam aritmatika.

Keahlian Mind dalam menggambar dibangkitkan dengan sebuah kejadian. sang mentor Sigmund Hendenberger sedang menggambar seekor kucing, ketika sang murid berkata dengan lantangnya, "Itu bukan kucing!". Sang mentor pun menantang Mind untuk menggambar kucing yang lebih bagus, dan hasil gambarnya begitu nyata sampai-sampai Hendenberger menyalin gambarnya itu. Sejak itu ia dikenal sebagai Raphael of Cats karena keahliannya dalam menggambar kucing yang tampak begitu mirip aslinya.
5. Gilles Tréhin (1972-...)
Gilles Tréhin hidup paruh waktu di sebuah kota bernama Urville, diatas pulau Côte d'Azur, yang terletak di antara Cannes dan St. Tropez. Belum pernah mendengarnya? Memang, Urville hanya ada di pikirannya.
Ia mulai menggambar sejak usia 5 tahun. Ia mengaku, sejak kecil ia selalu dibuat terpesona oleh kota besar dan pesawat. Bahkan, kata pertama yang ia ucapkan adalah 'avion'–pesawat dalam bahasa Prancis. Ia berkunjung ke New York bersama orangtuanya pada usia 12 tahun, dan sejak itu, Gilles mulai mendesain sebuah kota imajiner yang dinamainya Urville, berasal dari "Dumont d'Urville", nama sebuah pusat penelitian Prancis di Antartika.

Gilles sendiri memulai rancangan kota imajinernya dengan membangun bandara besar dari lego, dan dengan mengumpulkan pesawat mainan, jadilah sebuah bandara besar dari lego yang ia rancang di kamar tidurnya. Karena bandara besar pastilah berada dekat suatu kota besar, maka mulailah Gilles membangun kota Urville dengan legonya. Namun, pada usia 15 tahun, Gilles melakukan revolusi besar dengan menggantikan lego yang selama ini menjadi mitranya, dengan menggambarkannya diatas kertas.

Urville in bukan sekedar khayalan belaka–Gilles telah membuat 250 lebih gambar detail mengenai segi-segi kota Urville, bahkan telah membuat sebuah buku yang menjelaskan tentang kota imajiner ini. Kini ia tinggal di Cagnes-sur-Mer, dekat kota Nice, Prancis.
 6. Jedediah Buxton (1707-1772)
Cukup ironis sebenarnya kalau membaca masa kecil Jedediah Buxton, karena meskipun ayahnya adalah guru di sebuah paroki, dan kakeknya seorang pendeta, pendidikan Buxton telah begitu diabaikan, hingga ia tidak bisa menulis, dan pengetahuannya, kecuali angka, sangatlah terbatas. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana Buxton mulai mempelajari angka-angka, tapi perhatiannya selalu terpaku pada hal-hal semacam ini, dan ketika ia membicarakan sebuah objek, seringkali ia mengacu pada angka-angka yang berkaitan dengannya. Ia mengukur luas desa kelahirannya, Elmton cukup dengan berjalan menelusurinya, dan bahkan memberitahukan luasnya kepada orang lain, tidak hanya dalam satuan acre, tetapi bahkan dalam inci persegi.

Ketajaman penghitungannya diuji pada 1754 oleh Royal Society ketika ia sedang bepergian ke London, dimana Buxton teruji mampu menghitung dan mengkalkulasikan angka hingga sebesar 39 digit. Selama kunjungannya ke metropolitan London, ia dibawa untuk melihat drama Richard III yang dipentaskan di teater Drury Lane, tetapi seluruh pikirannya dipusatkan untuk menghitung banyaknya kata-kata yang diucapkan oleh David Garrick. Demikian pula, dia memfokuskan dirinya untuk menghitung jumlah tapakan kaki para penari, dan ia menyatakan bahwa begitu banyaknya bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh instrumen musik telah membuatnya bingung tak terkira.
 7. Orlando Serrell (1969-...)
 Terlahir beberapa waktu sebelum negara asalnya, Amerika Serikat membukukan pencapaian besar dalam sejarah dengan mendaratkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan, Orlando Serrell hanyalah seorang anak biasa tanpa bakat istimewa, hingga usia 10 tahun. Sebagaimana anak-anak seusianya, Orlando suka bermain olahraga, terutama bisbol. Pada hari yang ditentukan itu, 15 Januari 1979, Orlando sedang bermain bisbol ketika sisi kiri kepalanya terhantam bola bisbol cukup kuat. Meksipun hantamannya cukup kuat, ia tetap melanjutkan permainan dan tidak memberitahu orangtuanya perihal cederanya.

Perlahan, cedera akibat bola bisbol itu menghilang, namun Orlando mendapati ia memiliki kemampuan baru: ia mampu melakukan kalkulasi kalender yang rumit, dan ia juga mengingat dimana ia berada, apa yang ia lakukan, dan bagaimana cuaca yang ia amati sejak hari dimana kepalanya terhantam bola bisbol. Yang unik dari kemampuan Orlando adalah, ia hanya seorang bocah biasa hingga kepalanya terhantam bola bisbol, dan hantaman itu seolah mengaktifkan sisi kecerdasannya yang menakjubkan itu. Ini mengesankan, seolah, ada kunci menuju kecerdasan luar biasa itu, unci yang belum pernah bisa digenggam manusia.
8. Stephen Wiltshire (1974-...)
Stephen Wiltshire adalah seorang tunawicara di masa kecilnya. Masa kecilnya, sebagaimana Kim Peek atau Leslie Lemke, tidaklah begitu mulus–ia didiagnosis mengidap autisme, dan di tahun yang sama ayahnya tewas dalam kecelakaan motor. Pada usia lima tahun, Stephen disekolahkan di Queensmill School di London, dimana ia menunjukkan ketertarikannya pada seni menggambar. Untuk masa selanjutnya, karena kondisinya, ia mengekspresikan apa yang ia inginkan melalui gambar. Dibantu gurunya, ia belajar berbicara sejak usia sembilan tahun. Kata pertamanya sendiri adalah "paper"–kertas.

Di usianya yang kesepuluh, Stephen menggambar sederetan objek wisata di London, satu untuk tiap huruf alfabet, yang kemudian ia namai London Alphabet. Dan sejak itu, ia sudah membuat serangkaian buku yang berisikan gambar-gambar karyanya.
Yang membuat Stephen menjadi terkenal adalah kemampuannya yang luar biasa untuk menggambar panorama sebuah kota besar hanya dari sebuah penerbangan singkat menggunakan helikopter. Pertama kalinya Stephen melakukan hal ini adalah saat menggambar panorama kota Tokyo pada sebuah kanvas sepanjang 3 meter selama seminggu, setelah mengamati dari penerbangan selama setengah jam dengan helikopter. Sejak itu ia telah menggambar berbagai kota lain seperti Roma, Hong Kong, Frankfurt, Madrid, Dubai, Jerusalem dan London pada kanvas panjang, semuanya berbekal ingatannya. Dalam kasus gambar kota Roma, Stephen menggambarnya dengan begitu detail, bahkan ia menggambar dengan tepat jumlah tiang pada Pantheon. Gambar panorama terakhir yang ia buat sejauh ini adalah panorama kota New York sepanjang 5,5 meter, yang diselesaikan Stephen dalam waktu 5 hari pada Oktober 2009.

Atas sumbangannya yang besar dalam dunia seni, pada tahun 2006 Stephen dianugerahi gelar MBE (Member of the Order of the British Empire), yang tentunya diberikan oleh Kerajaan Inggris. Proyek terbarunya adalah membuat panorama panjang kota New York sepanjang 76 meter, yang dipasang di terminal kedatangan Bandara John Fitzgerald Kennedy, New York. Panorama itu dibuatnya dalam kerjasama dengan bank Swiss UBS, yang menjadikan gambar panorama itu sebagai bagian iklan mereka, menganalogikan ketelitian dan ketekunan Stephen dalam menggambar dengan UBS dalam melayani nasabahnya. Kalian dapat mengunjungi situs Stephen Wiltshire yang berisi galeri karya-karyanya, yang juga dipajang di museum galeri miliknya di London.
9. Ellen Boudreaux (1957-...)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seorang wanita dengan Savant amat sedikit dibandingkan lelaki, dan Ellen hanyalah salah satu contohnya. Bahkan, hanya dialah wanita yang dimasukkan oleh neatorama.com ke dalam daftar ini. Tidak percaya, perhatikan saja daftarnya.

Terlahir prematur, Ellen mengalami kebutaan akibat mata yang belum berkembang sempurna dalam kandungan, serupa dengan apa yang terjadi pada Leslie Lemke. Meskipun ia buta, telinganya tetaplah hebat, dan pada usia 6 bulan, saudarinya memergoki si bayi Ellen sedang bernyanyi, mengikuti alunan musik "Lullaby" karya Johannes Brahms. Sejak itu, Ellen telah mendengar banyak lagu yang populer di masa itu, dan mengingatnya dengan begitu baik hingga ketepatan terkecil.

Pada usia 7 tahun, Ellen dibelikan sebuah piano oleh orangtuanya. Dari piano itu ia mengulang berbagai lagu yang ia dengarkan, dan Ellen terkadang memainkannya dengan gaya genre tertentu. Bahkan, ia merancang sendiri melodi untuk 'menemani' alunan yang ia dengar. Ellen jga belajar gitar, menghabiskan berjam-jam untuk menghafalkan konfigurasi antara nada suara yang dihasilkan dengan posisi jarinya, dan ia mulai belajar memainkan lagu-lagu yang ia dengar dari radio. Ellen diketahui membentuk sebuah band lokal bernama 'The Diremakers' pada tahun 1994, dengan Ellen menjadi pemain utama. Band itu sendiri telah mengadakan pertunjukkan di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Koran Sacramento Bee mendeskripsikan Ellen sebagai 'seorang yang mampu mendengar sebuah lagu, menyimpannya di memorinya, dan memainkannya bertahun-tahun kemudian, dengan ketangkasan dan ketepatan yang luar biasa'.

Selain kemampuannya dalam bidang musik, Ellen juga memiliki kelebihan lain. Sang ayah menyadari bahwa sejak kecil Ellen, terlepas dari kebutaannya, tidak pernah menabrak barang-barang di rumahnya, bahkan tidak pernah menabrak satu pohonpun ketika berlari di hutan. Kemudian dketahui bahwa Ellen mengembangkan sendiri kemampuan ekolokasi, yaitu kemampuan untuk mendeteksi gema dari suara yang ia keluarkan sendiri pada benda-benda di sekitarnya, yang kemudian 'memberitahu' Ellen akan adanya sesuatu di sana. Kemampuan ini juga dikembangkan oleh kelelawar dan lumba-lumba.

Yang lebih mengesankan dari kemampuan Ellen adalah ketepatannya menentukan waktu. Ellen sendiri tentunya tak pernah melihat jam, dan ia juga tak pernah diberitahu mengenai sistem penentuan waktu yang berlaku. Semuanya berawal saat negara api menyerang ibu Ellen memperdengarkan kepada Ellen bunyi perekam waktu otomatis selama 10 menit, yang seolah memunculkan sebuah jam di dalam benak Ellen. Ketika waktu (pada jam) menunjukkan waktu 1:59:59, Ellen langsung menyahut, 'Jam dua'. Ellen setiap hari juga selalu mendengarkan acara TV favoritnya–tanpa sedikitpun terlewat.
10. Daniel Tammet (1979-...)
 Daniel Tammet, meskipun kini dipanggil dengan nama itu, dilahirkan dengan nama Daniel Paul Corney, sebagai anak tertua dari 9 bersaudara. Di masa kecilnya, ia sempat mengalami epilepsi yang cukup parah, yang akhirnya dihilangkan dengan pengobatan medis. Dan tampaknya penyakit itulah yang 'mendatangkan' padanya kemampuan luar biasa. Sejak kecil, ia suka menghitung, dan kini ia bahkan bisa menghitung akar pangkat tiga dari suatu bilangan lebih cepat daripada kalkulator. Juga, yang membuat ia menjadi terkenal adalah saat ketika ia menyebutkan fraksi dari rasio paling terkenal, π, hingga bilangan desimal ke-22.514. Dimana sebagian besar orang yang pernah berurusan dengan π hanya menghafalnya hingga dua desimal, yaitu 3,14; bayangkan saja jika dihafal hingga desimal ke-22.514. Dia memegang rekor untuk daerah Eropa untuk hal ini. Tapi, tunggu dulu. Orang Amerika pernah membuat lelucon yang kira-kira bunyinya begini, 'No matter how hard you try, there will always be an Asian who made it better'. Rupanya, lelucon itu berlaku pula dalam daftar pemegang rekor penghafal angka desimal π. Di sana tercatat Tammet menempati posisi ke-6, dan di puncak adalah Lu Chao dari China yang memegang rekor dunia resmi Guinness untuk menghafal angka desimal π, hingga angka desimal ke-67.890.

Kembali ke laptop Daniel, masa kecilnya dihabiskan dengan mempelajari angka. Dia juga mengembangkan kemampuan sinestesia, kemampuan yang membuatnya mampu melihat 'warna dan citra' tersendiri dari tiap-tiap angka. Dengan kemampuan sinestesia ini, ia mampu 'melihat' apakah sebuah bilangan merupakan bilangan prima atau bukan.
Selain kemampuan menghitung yang unik, Daniel juga memiliki kemampuan lebih dalam bahasa–ia mampu berbicara dengan baik dalam bahasa Inggris, Jerman, Spanyol, Prancis, Estonia, Finlandia, Esperanto, dan Islandia. Bahasa yang terakhir ia pelajari dalam seminggu dalam tantangan untuk wawancara di televisi lokal Islandia. Dan ia berhasil–wawancara itu berhasil dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Islandia. Kini, Daniel pun merancang bahasa buatannya sendiri, Mänti, yang dikatakannya menunjukkan hubungan antara dua hal yang berbeda. Ia mencontohkan, 'ema' yang berarti ibu, disebutnya sebagai sumber dari 'ela'–kehidupan. Nama belakang barunya pun, Tammet, diambilnya dari bahasa Estonia tamme–pohon ek.

Yang membuat Daniel begitu istimewa di mata para ilmuwan peneliti Savant, adalah kenyataan bahwa ia, tak seperti kebanyakan Savant lainnya, mempu menjelaskan bagaimana kemampuan Savantnya bekerja. Seperti ketika ia menjelaskan seperti apa 'citra' dari angka-angka di dalam benaknya, ia mampu menjelaskan seperti apa ia melihat angka 5, 333 bahkan 6943. Seorang profesor menyatakan bahwa Daniel dapat menjadi 'batu Rosetta'–batu kunci–untuk memahami yang terjadi pada para Savant.

Di samping semua kemampuannya, ia juga menulis buku; yang pertama berjudul Born on The Blue Day, menceritakan pengalaman hidupnya sebagai seorang autistik pemalu yang didiagnosis mengidap sindrom Asperger, sindrom yang ditunjukkan dengan kesulitan penderitanya untuk berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan ketertarikannya pada suatu subjek tertentu. Buku ini dipasarkan pada tahun 2006, dan laku terjual di dunia internasional, termsuk diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Buku keduanya, Embracing the Wide Sky, disebut oleh majalah Prancis L'express sebagai 'buku paling laris di tahun 2009'. Ia diketahui pernah bertemu dengan Kim Peek, inspirasi utama film 'Rain Man' yang juga menyadarkan Daniel akan kondisinya sebagai seorang savant. dari pertemuan dengan Kim, Daniel menjadi lebih terbuka dalam kehidupan sosial, dan ia juga ikut memasarkan bukunya ke berbagai negara, dan juga berpidato di beberapa tempat.


Epilog: Hahh, capek. Setelah menulis semua ini, saya betul-betul tersadar bahwa benarlah kata seseorang yang pernah saya dengar, "Kebanyakan manusia tidak pernah menggunakan otaknya kecuali hanya sebagian kecil, amat kecil". Terlepas dari kekurangan mereka, mereka memiliki kemampuan yang luar biasa, yang sebenernya masing-masingnya bisa dilatih–meskipun sulit sekali. Dengan ini sebenarnya saya ingin mengajak kalian semua para pembaca, bahwa kita memiliki potensi amat besar yang tersimpan dalam otak. Mau memaksimalkannya atau tidak, itu tergantung anda. Kalau kata Yohannes Surya, "Menurut prinsip saya, tidak ada anak yang dilahirkan bodoh". Menurutnya semua anak dilahirkan dengan kecerdasan yang setara, yang mempengaruhi kelanjutan kecerdasannya hanyalah pada seberapa besar potensi otak itu ia maksimalkan.

Mungkin kata orang, semakin banyak kita belajar, semakin banyak yang kita tak tahu. Tetapi, menurut saya yang benar adalah: semakin banyak kita belajar, semakin sadar kita akan banyaknya hal yang kita tak tahu. Karenanya, janganlah takut untuk terus belajar, karena belajar adalah salah satu proses dan jiwa kehidupan. Jangan persempit makna belajar dalam kehidupan sekolah belaka; belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saya pun akan senang kalau kalian bisa belajar setelah membaca artikel ini. Mari berjuang bersama! (:g)
Lanjutkan baca »

Jumat, 23 Desember 2011

Article#29 - Quote for Today

"Before you ask someone why they hate you, ask yourself why you even care."
~quoted from 9GAG, around Thursday-Friday, 22th-23th December, 2011, uncertain time

source

Lanjutkan baca »

Article#28 - Bahasa Indonesia yang Terbuang..

Ups, mungkin judulnya terlalu provokatif. Akan tetapi, trik psikologis berupa 'provokatif' lah yang digunakan media massa dalam menyebarkan informasi, dan selama ini trik ini terbukti nyata berhasil memberangus kebutaan informasi di seluruh dunia.... Ah, lupakan. Bukan itu yang akan kita bicarakan. ke, tidak perlu berbasa-basi sebagaimana banyak orang Indonesia biasa lakukan, segera ke topik.

Lupakan soal artikel, karena yang akan saya tulis disini nyaris murni opini. Jika kalian mengamat dari posisi pengamat percakapan di seantero Indonesia, kalian akan mendapat bahwa, meskipun diagung-agungkan sebagai bahasa pemersatu Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa dan bahasa daerah, yang juga memiliki sederet fakta menakjubkan lainnya, bahasa Indonesia secara utuh mulai kehilangan tempatnya di hati rakyat Indonesia. Baik melalui penggunaan kata yang salah, bahkan yang mengarah ke 'malu berbahasa Indonesia'.
Pertama, berkaitan dengan 'kurang dihormatinya' bahasa Indonesia. Dicontohkan saja , seperti gambar di bawah.
perhatikan tulisan inggrisnya. kacau betulan.
Entah apa maunya orang Indonesia, banyak sekali plang di Indonesia yang seolah 'memaksakan' untuk mencantumkan bahasa Inggris. Bahkan seringkali dengan penggunaan bahasa Ingggris tersebut, bahasa Indonesia malah dihilangkan dari plang. Sering kan kalian mendapati plang bertuliskan 'EXIT', atau 'EMERGENCY'. Ini di Indonesia, ey! Malukah warga Indonesia menggunakan istilah dalam bahasanya sendiri?

Terserah kalian mau setuju atau tidak. Tidak ada alasan untuk tidak tahu ini, semua bukti nyata kini sudah tersebar luar di mana-mana. Jika kau tak mengetahuinya, saya katakan anda menutup mata terhadapnya. Inilah alasan mengapa saya sebut bahasa Indonesia mulai 'terbuang' di tengah masyarakat. Inilah alasan pernah munculnya gerakan menjadikan bahasa Indonesia sebagai 'bahaa tuan rumah di negeri sendiri', yang meskipun telah lama menghilang dari permukaan berita, masih ada jiwa jiwa cerah yang berusaha menghidupkannya. Kalau melihat pepatah 'Bahasa menunjukkan bangsa', saya merasa paham mengapa Indonesia belum sukses-sukses. Bahasanya saja, yang katanya jadi identitas nasional, malah makin dinomorduakan. Yang dipikirkan hanya perut, logikanya 'asal hidup tenang'. Kalau hanya berharap, tanpa perbuatan, harapan hanya akan menguap sebagai sebatas mimpi belaka. Mau jadi apa negeri ini.

Saya ucapkan selamat bagi yang sdah mau meluangkan waktunya membaca sejauh ini, karena, permasalahan lingustik negeri kita tak habis disini. Masalahnya sudah seperti rembesan air laut yang muncul saat kau menggali lubang di pasir pantai. Tak peduli sesering apa kau menguras air dari lubang itu, selalu ada air baru yang muncul. Kembali ke topik, rupanya masih ada topik lain yang tak kalah memprihatinkan, yaitu bagaimana mayoritas orang Indonesia masih setengah-setengah dalam berbahasa. Saya cukup yakin kalian sering mendengar kalimat-kalimat semacam ini terlontar, bahkan (mungkin) dari lidah kalian sendiri.
"Tolong di-save filenya dong.."
atau semacam ini..
"Disana environment-nya bagus sekali..."
ada juga yang seperti ini...
"Kemarin acaranya cool banget.."
Dalam beberapa tahun belakangan, kalimat semacam ini makin umum terdengar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Dan banyak orang yang mengucapkannya dengan lugas dan lapang. Padahal, dengan membiasakan penggunaan kalimat sejenis itu, mereka tanpa sadar sudah mulai mengikis rasa bangga berbahasa Indonesia sendiri.

Dan diantara orang-orang yang mulai terkikis rasa kebanggaannya berbahasa Indonesia itu adalah mereka yang sudah membaca sampai ke bagian ini, tetapi masih belum menemukan apa yang akan dibicarakan disini. Masih belum tahu juga? Baiklah, saya beritahu kalau begitu. Yang akan saya sampaikan berkaitan dengan ketiga kalimat diatas adalah bahwa ketiga kalimat diatas setengah-setengah dalam berbahasa. Maksudnya? Tenangkan pikiran, dan coba pahami sebelum lanjut membaca.

Pada kalimat-kalimat diatas, kesemuanya mengandung satu kata dari bahasa Inggris. 'Budaya' salah kaprah ini tampaknya makin menjamur seiring merebaknya era globalisasi. Sebenarnya sih, pemakaian istilah bahasa asing (tak peduli dalam bahasa Inggris [contoh: cool], atau bahasa Arab [contoh: alim], bahasa Hokkien [contoh: goceng] dan lainnya) dalam bahasa Indonesia tetap diizinkan (di bahasa Inggris juga sering memakai istilah Latin kok), asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku (serasa di kuis saja). 
(Untuk selanjutnya, dibawah ini akan lebih mencermati masalah pemakaian istilah asing dari bahasa Inggris, karena inilah gejala krisis kebahasaan Indonesia paling kronis saat ini. Lagipula sebagian besar kosakata bahasa Indonesia adalah serapan bahasa asing, yang paling umum dari bahasa Inggris, Arab, Sanskerta, Belanda, Portugis dan dialek Hokkien. Tetapi, yang akan dibahas selanjutnya adalah penggunaan istilah asing (bukan serapan) yang mulai menggeser bahasa Indonesia yang asli, baik bahasa baku maupun tak baku.)

Ketentuan (selanjutnya disebut pedoman saja) tersebut adalah:
  1. Istilah bahasa asing digunakan untuk menyebut atau menamai benda atau konsep baru yang belum ada di Indonesia seperti kata-kata di bidang kedokteran.
  2. Istilah bahasa asing digunakan untuk memberikan makna yang lebih 'halus'
  3. Istilah bahasa asing digunakan untuk menyebutkan sesuatu dalam kebudayaan atau kehidupan masyarakat asing.
  4. Istilah bahasa asing digunakan untuk frase-frase tertentu yang lebih dikenal dalam bahasa asing daripada padanan aslinya dalam bahasa Indonesia. Seperti kata tissue yang umum dipakai karena lebih terkenal dari kata padanannya dalam bahasa Indonesia, selampai.
  5. Istilah bahasa asing hanya digunakan ketika benar-benar diperlukan, jika ada padanannya yang umum dikenal dalam bahasa Indonesia
(disadur dari artikel Bahasa Menunjukkan Bangsa, karya Mukodas Arif Subekti, 15 Desember 2011, 15.11 WIB dengan penambahan dan pengubahan seperlunya)
Yap, intinya, untuk menggunakan istilah asing, perlu diperhatikan rambu-rambu yang sudah saya bagikan diatas, atau paling tidak rambu-rambu lain yang relevan dan sesuai.
Wah, salah, bukan rambu yang ini.
Lupakan dan kembali ke pokok bahasan. Mengapa saya sebut 'setengah-setengah dalam berbahasa', ialah karena mereka yang mengucapkan kata-kata tersebut terkesan tidak konsisten dalam menggunakan bahasa. Mau bicara pakai bahasa Indonesia ya konsisten, jangan pakai istilah-istilah Inggris terus. Dinilai oleh sebagian pihak, mengenai penggunaan ini ada kaitannya dengan doktrin sebagaimana yang pernah saya tuliskan di artikel sebelumnya, bahwa Barat dianggap lebih baik dalam hampir segala bidang. Karenanya, rakyat Indonesia menilai, "dengan meniru Barat, saya akan tampak lebih baik".

Berlomba-lombalah orang orang malang itu (jangan disalahartikan dengan kota Malang) dalam menyerap dan mengimplementasikan budaya Barat dalam keseharian mereka, termasuk, yang menjadi bahasan utama di sini, bahasa. Dan, berkembangnya pola pikir semacam ini ikut mendorong munculnya doktrin kedua, bahwa dengan mengucapkan istilah bahasa Inggris, seorang akan dianggap 'intelektual', 'cerdas' dan 'terpelajar'. Padahal, tanpa mereka sadari, jati diri nasionalisme mereka luntur secara bertahap dengan kebiasaan tersebut. Tengoklah presiden Indonesia saat inipun, Susilo Bambang Yudhoyono atau populer sebagai SBY, kerapkali menggunakan istilah asing yang dirasa tak perlu dalam banyak pidatonya. Sampai-sampai ada yang mengolok gaya pidato SBY dengan pidato 'gado-gado', menyindir penggunaan bahasa Inggrisnya yang berlebihan.
Khusus untuk bagian ini, sengaja saya kutip sebuah catatan dari Roy Thaniago, seorang peminat kebudayaan dan kesenian muda Indonesia, yang dipasang di Facebook pada 12 Desember 2010.
"Seorang kawan yang baru lulus kuliah ditolak di mana-mana ketika melamar pekerjaan. Kesalahannya cuma satu, Ia terlalu bangga memakai bahasa Indonesia. Tidak seperti kebanyakan pelamar lain yang berfoya-foya dalam bahasa Inggris, kawan tadi memakai bahasa Indonesia dalam surat lamarannya.

Jumlah alasannya memakai bahasa Indonesia pun sama dengan kesalahannya itu, cuma satu, yakni, ia melamar pada perusahaan yang ada di Indonesia, yang masyarakat, rekan kerja, dan pimpinannya berbahasa Indonesia. Perusahaan yang pekerjaanya bisa dikerjakan dalam bahasa Indonesia.

Sialnya, kawan tadi lupa, kalau perusahaan di Indonesia merasa hebat ketika berhasil mengaudisi karyawannya dalam bahasa Inggris. Biar sedikit intelek, bro!

Dari perusahaan dengan banyak istilah asingnya – meeting, outing, order, customer, owner, break event point, part time, office boy – mari beralih ke bidang lain. Dalam pemerintahan, kebanggaan meminjam istilah Inggris juga amat mengenaskan – kalau tidak mau disebut mengesalkan atau memuakkan.

Tampak sekali kalau para pejabat kewalahan untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia sepenuhnya, sehingga merasa perlu meminjam istilah asing. Tengoklah istilah seperti impeachment, smart card, voting, sampai yang paling tolol, busway.

Entah, tulah apa yang menelanjangi identitas kebangsaan kita. Kenapa kata-kata asing bertaburan dalam percakapan sehari-hari? Bahasa Indonesia seakan tak mampu bersolek dengan anggun bila tidak menggandeng bahasa Inggris. Orang paling bodoh sekali pun diatur gaya berbahasanya agar fasih melafal tengkyu, sori, serprais, sekuriti, syoping sebagai syarat penduduk berwawasan global – walau pengetahuan dan nalarnya tidak diajak mengglobal.

Tidak ketinggalan – dan ini yang paling menyakitkan – institusi publik yang seharusnya mendidik masyarakat, malah melayani kekeliruan berbahasa tersebut. Kita lihat bagaimana sekolah-sekolah berbangga dengan mengganti namanya dengan bahasa Inggris. Universitas mengiklankan dirinya di media dengan istilah Inggris seperti admission, free laptop, the leading university, faculty of management, dan seterusnya.

Padahal target pemasarannya adalah orang-orang yang sehari-hari berbahasa Indonesia. Media cetak maupun elektronik juga melayani semua kekenesan ini. Simak saja kata-kata yang mondar-mandir di halaman mata kita. Ada Today Dialogues, Woman of the Year, Sport, Headline News, dan sebagainya.

Pada SINDO, sebuah media massa nasional, yang logikanya adalah sebuah media yang turut bertanggungjawab terhadap budaya berbahasa, pun bersikap demikian. Coba periksa koran ini pada tiap edisinya. Di halaman depan, mata pembaca sudah dihadang dengan rubrik ‘news’ dan ‘quote of the day’.

Usaha meng-inggris ini belum usai, karena disusul di lembar-lembar berikutnya: rubrik ‘financial revolution’-nya Tung Desem Waringin, rubrik ‘people’, rubrik ‘fashion’, rubrik ‘food’, rubrik ‘rundown’, atau cap ‘special report’ pada artikel tertentu. Jangan tersenyum geli dulu, karena bukan saja SINDO, koran-koran lainnya pun tak luput dari gaya-gayaan berbahasa ini.

Mau contoh lain? Tak usah pergi jauh, karena cukup sambil duduk menggenggam halaman ini, bayangkanlah segala sesuatu di sekitar anda: merek permen, keterangan dalam bungkus mie instan, nama restoran, keterangan dalam gedung (exit, toilet, emergency), dan seterusnya, dan sebagainya, yang kalau dituliskan semua, artikel kali ini hanya akan memuat daftar ‘dosa’ tersebut. Dan tentunya memanjangkan rasa jengkel.

Lalu, menjadi sehebat Inggris atau Amerika-kah bangsa ini ketika berhasil mengadopsi bahasa mereka? Apakah dengan serta merta ekonomi negara menjadi seciamik mereka? Apakah dengan begitu terlihat cerdas karena berhasil mensejajarkan diri dengan bangsa Barat?

Sampai sebegitu jijiknyakah kita terhadap bahasa Indonesia sehingga pada kata ‘peralatan kantor’ perlu ditemani kata dalam kurung ‘stationery’, ‘nyata’ ditemani kata dalam kurung ‘real’, atau ‘kekuatan’ yang ditemani ‘power’? Seakan mata kita lebih karib dengan kata di dalam kurung ketimbang kata dalam bahasa Indonesia-nya.

Masih cukup waraskah kita ketika menertawakan seorang artis muda yang ber-Inggris ria, “hujan..beychek..ojhek”, yang padahal adalah cermin dari ketidakberpribadian diri kita sendiri? Atau celakanya, latah pun kalau bisa dibuat-buat agar yang keluar secara spontan adalah kata, ‘oh my god’, ‘monkey’, ‘sh*t’, ‘f**k you’, atau ‘event organizer’.

Pada kasus lain kita temukan bagaimana sikap sok inggris ini tidak diimbangi dengan pengetahuan memadai. Contoh paling fatal, juga paling tolol, ada pada isitilah ‘busway’ yang tidak mengindahkan aturan bahasa, terlebih logika. Mana ada frase, “ke Blok M naik ‘jalanan bis’ sangat nyaman”.

Coba perhatikan, bagaimana kita melafal ‘AC’ (Air Conditioner) dan’HP’ (Hand Phone). Bukankah kita menyepel a-se untuk ‘AC’ dan ha-pe untuk ‘HP’? – padahal kalau sok Inggris layaklah dieja ei-si dan eitch-pi. Tapi tidak pada ‘VCD’ (Video Compact Disc) dan ‘PC’ (Personal Computer), karena kita menyepel vi-si-di dan pi-si. Konyolnya, ‘Media Nusantara Citra’ (MNC), dieja dengan em-en-si, bukan em-en-ce.

Yang paling menyedihkan, justru yang menghargai budaya (bahasa) Indonesia adalah orang asing. Mungkin kita sudah bosan mendengar bagaimana bertaburnya kelompok musik gamelan Jawa di Amerika. Di Eropa, beberapa konservatori musik malah menyediakan jurusan musik karawitan atau gamelan bali.

Tengoklah yang terdekat, misalnya di Erasmus Huis, sebuah pusat budaya Belanda di Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam program bulanan kegiatan yang dicetak di atas brosur, bahasa Indonesia-lah yang didahulukan, kemudian baru disusul dengan bahasa Belanda kemudian Inggris. Bila ada pementasan pun, buku acara, bahkan kata sambutannya pun – walau terbata-bata – mendahulukan bahasa Indonesia. Gilanya, hal ini justru terbalik bila artis Indonesia yang tampil.

Pada konser Nusantara Symphony Orchestra yang berkolaborasi dengan Tokyo Philharmonie Orchestra di Balai Sarbini, 10 Juni 2008 lalu, sebagai perwakilan dari Indonesia, Miranda Goeltom yang orang Indonesia memberi sambutan, tentunya dalam bahasa Inggris. Lalu, sebagai perwakilan Jepang, kata sambutan dari ‘Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia’, Kojiro Shiojiri menyusul.

Shiojiri yang asli Jepang ini, yang tidak ada untungnya karena memakai bahasa Indonesia, malah dengan pede-nya berpidato dalam bahasa Indonesia, meski terbata. Sudah cukup muakkah membaca kenorakan kita di atas? Memang, bahasa yang hidup adalah bahasa yang dinamis dan terus dirusak. Tidak seperti bahasa yang sudah mati seperti bahasa Latin.

Namun dalam konteks ini, sama sekali tidak menandakan bahwa masyarakat Indonesia sedang mengembangkan bahasanya secara sadar. Sebaliknya, masyarakat kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengenali fenomena budaya yang menggigiti identitas bangsa. Tidak mampu mengatasi kekagokkannya sendiri terhadap budaya asing.

Mirip orang kampung yang merias berlebihan dengan segala pernak-pernik kota sepulangnya ke kampung halaman. Bangsa yang persoalan budaya-nya dianggap sepele bukan Indonesia sendiri. Tenang saja, kita ada kawan. Bangsa Romawi adalah kawan yang dimaksud.

Secara militer Romawi memang menjajah Yunani, tapi dalam hal kultural, Yunani-lah yang menjajah. Kalau kita, militer dijajah, budaya dijajah, ekonomi juga dijajah. Lalu apa yang bisa membuat bangsa ini tidak terjajah? Ketika tersinggung saat membaca artikel ini, begitu jawabnya.

Jadi, tersinggunglah!"

 Untuk epilog, saya ingin sedikit mengubah kata-kata Bung Karno, yaitu berikut ini, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai bahasanya". Sudah banyak bahasa daerah Indonesia yang terkikis sedikit demi sedikit karena makin langkanya penutur, dan hal yang hampir sama terjadi pula pada beberapa kesenian dan kebudayaan lokal, yang tergerus oleh kuatnya arus perubahan zaman. Alih-alih berusah mengembailkan semua itu seperti semula, kini giliran bahasa Indonesia yang kemurniannya dilunturkan. Yang dalam pengucapan dinomorduakan. Yang senantiasa dicampuradukkan. Ingatlah perjuangan pahlawan dahulu, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu di seluruh Indonesia. Ingatlah lagi baik-baik baris ketiga naskah Sumpah Pemuda 1928. saat itu rakyat Indonesia yang berbahasa Belanda, Melayu, Jawa, dan lain-lain rela beralih bahasa menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka mencapai tujuan bersama, sebuah identitas sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat secara utuh.

Nyatanya, rakyat Indonesia menomorduakannya kini. Hanya karena alasan remeh temeh yang tidak sebanding dengan kesediaan pahlawan pergerakan kemerdekaan dahulu dalam memantapkan penggunaan bahasa Indonesia. Ingin dianggap intelektual. Ingin dianggap modern dan gaul. Takut dibilang kampungan. Bahkan yang paling bebal, ikut-ikutan belaka. Memangnya, dengan memakai gaya bicara gado-gado tersebut, kalian akan terlihat pintar? Terlihat cerdas? Terlihat terpelajar? Terlihat modern? Kata saya, peduli amat dengan itu semua. Hanya orang yang tak mau berpikirlah yang mau diperdaya akan hal-hal semacam itu. Orang yang mau berpikir dengan baik, takkan peduli cara supaya dia terlihat 'lebih' di mata orang lain. Yang belum tentu sama menurut tiap-tiap orang. Yang akan dia lakukan hanyalah selalu memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik.
Kawan, mari mulai lestarikan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Apa gunanya memiliki sebuah bahasa yang dikoar-koarkan sebagai bahasa persatuan, jika dengan hanya alasan 'kekerenan' semata, bahasa yang menjadi alat pemersatu itu kita kesampingkan.

Sebenarnya, melakukan hal ini mudah saja, asalkan tujuannya murni untuk memperbaiki diri dan untuk memajukan bangsa ini. Sebagai catatan, saya tidak pernah melarang penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari, justru, jujur saja, saya mendukung rakyat Indonesia untuk belajar bahasa Inggris. Kata ayah saya, ilmu itu semuanya baik, yang menjadikannya buruk adalah sang pemakai ilmu sendiri. Masalah muncul ketika orang termakan doktrin yang telah saya sebutkan sejenak diatas, dan lalu meminggirkan bahasa Indonesia demi kesan 'terpelajar' dan 'modern'. Saya sebut itu malu akan berbahasa Indonesia. Karena tidak ada bangsa yang baik secara menyeluruh, yang rakyatnya merasa malu akan identitas bangsanya. Dan, mengutip kata-kata Aa Gym, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal yang kecil, dan mulailah dari saat ini. Tunggu apa lagi? Jika ingin berubah menjadi lebih baik, tak akan ada gunanya menunda. Selamat berjuang! (:g)
    Lanjutkan baca »

    Rabu, 21 Desember 2011

    Article#27 - Quote for Today

    "Humans are the only creature in this world who cut the trees, made paper from it, and then wrote: 'save trees' on it."
    ~quoted from @HumorBook on Twitter, Wednesday, 21th December, 2011, 14.26 (UTC+7)

    Lanjutkan baca »

    Minggu, 11 Desember 2011

    Article#26 - Sekilas Mengenai Heboh Kiamat 2012 dan Kalender Bangsa Maya

    Yiihaa, koboi telah tiba. Lho? Oke, lupakan. Kali ini penulis akan membahas mengenai hal lain, yang menjadi pembicaraan hangat terutama dalam beberapa tahun terakhir, ketika topik mengenai kiamat kembali merebak di tengah masyarakat dunia, kali ini mengenai kiamat 2012. Yap, inilah dia...
    Apa?! Leluhurnya ayam pedas? Inikah..?
    Eh, tentu saja bukan itu. Inilah dia...
    Bukan, ini bukan pizza zaman dulu, ini pahatan kalender bangsa Maya (katanya).
    Yang ini sebenarnya kalender Matahari milik Aztec, tetapi sering salah disangka sebagai milik suku Maya,
    Itulah yang disebut sebagai bentuk asli dari kalender bangsa Maya (Untuk membahas lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya, baca ini), atau bahasa Bulgarianya Mesoamerican Long Count Calendar (bahasa Bulgaria..?), yang meskipun jauh lebih banyak diketahui rupanya dari dunia maya, tetaplah bukan sebuah benda yang maya. Oke, lanjut. Semua simbol dan pahatan yang terukir di benda sejenis koin raksasa itu menjelaskan sebuah bagian dari sistem penanggalan yang tersusun rinci, pencapaian yang fenomenal untuk sebuah bangsa di masa sekitar 1500-500 SM. Namun peradaban bangsa Maya yang bergelimang pengetahuan maju untuk masanya ini runtuh sekitar abad ke-10 dan 11 Masehi, dan peninggalan sejarah yang tersisa banyak yang hilang atau hancur sejak penjajahan Spanyol disana, sekitar abad ke-16. Walaupun begitu, keturunan bangsa Maya kini hidup sebagai suku Maya, dan bahasa yang mereka pakai pun tetap lestari hingga saat ini. Kalau mau bukti, periksa saja nama-nama berbagai daerah di Meksiko, banyak yang masih memakai bahasa Maya.
    Lah jadi ngomongin bangsa Maya. Kembali ke kalender, kalender itu dibuat dari susunan berbagai orde waktu, yang masing-masingnya mewakili jumlah hari tertentu. Langsung saja, berikut adalah orde-orde waktu yang digunakan dalam kalender Maya:
    • alautun, dengan 1 alautun=20 k'inchiltun
    • k'inchiltun, dengan 1 k'inchiltun=20 kalabtun
    • kalabtun, dengan 1 kalabtun=20 piktun
    • piktun, dengan 1 piktun=20 b'ak'tun
    • b'ak'tun, masing-masingnya 144.000 hari, dengan 1 b'ak'tun=20 k'atun
    • k'atun, masing-masingnya 7.200 hari, dengan 1 k'atun=20 tun
    • tun, masing-masingnya 360 hari, dengan 1 tun=18 winal
    • winal, masing-masingnya 20 hari, dengan 1 winal=20 k'in
    • k'in, ini setara dengan satu hari normal.
    (catatan: Untuk saat ini, siklus yang ada belum cukup lama untuk berganti piktun).
    Penggunaan dari kalender ini adalah sebagai berikut. Misalkan, untuk tanggal 11 Desember 2011, tanggal kalender Maya nya: 12.19.18.17.4, artinya 11 Desember 2011 berada pada b'ak'tun ke-12, k'atun ke-19, tun ke-18, winal ke-17, dan k'in ke-4, atau dengan kata lain merupakan hari ke-1.871.624 sejak mulainya kalender tersebut (tanggal 0.0.0.0.0), yang bertepatan dengan 12 Agustus 3114 SM.
    Mungkin sudah cukup pengetahuan mengenai kalender Maya. Lalu, apa hubungannya dengan kiamat 2012? Hubungannya adalah, bahwa dalam kalender Maya, menurut Wikipedia, pada tanggal tersebut, ketika putaran Kalender Maya yang ke-4 berakhir (mencapai tanggal 12.19.19.17.19),  kalender akan dilanjutkan dengan putaran ke-5 terhitung sejak 21 Desember 2012 (tanggal Maya 13.0.0.0.0). Dan, dari berbagai sumber yang tak tentu asalnya (tertera di bawah), media Barat membesar-besarkan isu ini sebagai ancaman kiamat. Dan berbagai pihak berhasil meraup keuntungan besar dari isu ini, seperti film 2012 yang disebut sebagai salah satu film fiksi ilmiah dengan efek spesial terbaik. Bahkan, mereka juga menyebutkan adanya serangkaian ramalan lainnya juga menyatakan mengenai terjadinya peristiwa besar/catastrophe, yang menurut interpretasi dari masing-masing ramalan tersebut, akan terjadi di tahun 2012. Inilah daftarnya:
    • Versi interpretasi catatan bangsa Sumeria, yang diinterpretasikan sebagai adanya planet-X atau Nibiru (lengkapnya baca ini) akan menabrak Bumi pada 2012. (kalau kembaran gelap kenapa namanya Nibiru ya.... bukannya 'Nigelap'..? #lupakan)
    • Versi interpretasi ramalan Cina Kuno, berasal dari buku I-Ching yang menyatakan adanya kiamat pada 2012.
    • Versi Interpretasi Kode, diambil dari analisis seorang penulis buku bernama Michael Drosnin terhadap Alkitab dalam bukunya The Bible Code, yang menurut Drosnin menyatakan adanya kode bahwa pada tahun 5772 akan datang sebuah komet yang menghantam bumi dan memusnahkannya. Menurut Drosnin, tahun 5772 adalah tahun Ibrani, yang mewakili tahun 2012 di penangggalan Masehi.
    • Versi Riset Ilmiah, mengenai siklus kenaikan aktivitas 11 tahunan Matahari, yang diprediksi akan mencapai puncak lagi pada tahun 2012.
    Dan banyak, banyak lagi.
    Terlepas dari fakta maupun ramalan yang disajikan diatas, saya tidak mengajak Anda sekalian para pembaca untuk mendukung ataupun menghujat prediksi kiamat tersebut. Meskipun begitu, pada kenyataannya sudah ada beberapa ramalan mengenai kiamat sebelum ini, namun semuanya terbukti salah, baik secara faktual ataupun tekstual. Bahkan ramalan mengenai Nibiru tadinya 'dijadwalkan' pada 2003, namun nyatanya tak terjad apa-apa. Kecuali mungkin, oposisi Mars pada 27-28 Agustus yang terkenal itu.
    Jadi... Ini semua karena itu??!
    Yah, begitulah. Bagaimana pendapat Anda? (:g)
    Lanjutkan baca »

    Rabu, 07 Desember 2011

    Article#25 - Quote for Today

    "The greatest mistake you can make in life is continually fearing that you'll make one."
    ~quoted from @TheIlluminati on Twitter, Wednesday, 7th December, 2011, 09.21 (UTC+7)
    Lanjutkan baca »

    Article#24 - Well, I'm back.

    After long and exhausting journey around this real world, at last I made it to be back and write newest article in da' blog again. Well, I don't intend to say anything at all in this newest article, justa' to inform y'all that, I'm back. Still unclear yet? Okay, I repeat. I'm back. Eh, no, I'm the writer of the blog.


    Why penguin babies? 'Cause I want to.
    Well, don't be fuzzy of reading those above, just read the others~
    (:g)
    Lanjutkan baca »

    Jumat, 11 November 2011

    Article#23 - 11, Sebelas Di Mana-Mana

    Tulisan ini saya buat sebagai hasil dari merebaknya virus 11-11-11 yang menunjukkan tanggal saat hari ini dibuat. Banyak orang bilang tanggal-tanggal langka semaam ini adalah tanggal keberuntungan atau apalah, saya tidak ingat. Yang pasti, sudah cukup banyak kejadian yang terjadi pada tanggal ini, dan tidak semuanya menyenangkan, tentunya. Berikut fakta mengenai tanggal 11 November:
    • Sejak 11 November, terdapat 50 hari menuju tahun berikutnya.
    • Pada 11 November 1675, Gottfired Leibnitz menggunakan integral untuk menentukan luas area dibawah grafik y = ƒ(x).
    • 11 November adalah hari kemerdekaan Angola (1975) dan Polandia (1918, setelah dianeksasi Jerman pada masa Perang Dunia I)
    • SEA Games 2011 Jakarta-Palembang resmi dibuka pada 11 November 2011.
    • Beberapa selebriti Barat terkenal seperti Demi Moore dan Leonado DiCaprio juga berulang tahun pada tanggal ini.
    • 11 November juga menjadi hari kelahiran bagi Asafa Powell (1982, pemegang rekor dunia lari 100 meter) dan Phillipp Lahm (1983, pesepakbola Jerman)
    • Mantan presiden Palestina, Yasser Arafat, wafat pada 11 November 2004.
    • Pada 11 November 2000, sebuah kereta berisi 167 pemain ski terbakar di Kaprun, Austria, dan menewaskan 155 orang.
    Yang membuat saya terheran-heran adalah banyaknya orang yang menjadikan tanggal ini sebagai sebuah tanggal yang istimewa atau bahkan tanggal keberuntungan. Padahal sistem tanggal dibuat oleh manusia sendiri, maka amatlah mengherankan jika seorang mengharap keberuntungan hasil 'rancangan' orang lain. Bagaimana menurut kalian? (:g)
      Lanjutkan baca »

      Senin, 07 November 2011

      Article#22 - Quotes of School And Educations

      Winston Churchill (British Prime Minister during the World War II era)
      "My education was interrupted only by my schooling."
      "Schools have not necessarily much to do with education... they are mainly institutions of control, where basic habits must be inculcated in the young. Education is quite different and has little place in school."
      Galileo Galilei (Italian physicist and astronomer)
      "You cannot teach a man anything; you can only help him find it within himself." 
      George Santayana (Spanish-American philosopher, essayist, poet, and novelist)
      "A child educated only at school is an uneducated child."
      Thomas Joseph Connelly (American clergyman)
      "He who asks a question may be a fool for five minutes, but he who never asks a question remains a fool forever."
      Albert Einstein (German-born theoretical physicist)
      "A person who has never made a mistake has never tried anything new."
      "Education is what remains after one has forgotten everything he learned in school."
      Frank Zappa (American composer, singer-songwriter, electric guitarist, record producer and film director)
      "Drop out of school before your mind rots from exposure to our mundane educational system. Forget about the Senior Prom, go to the library and educate yourself if you've got any guts."
      Gaius Petronius Arbiter (Roman courtier)
      "I believe that school makes complete fools of our young men, because they see and hear nothing of ordinary life there."
      Thomas Alva Edison (American inventor and businessman)
      "I remember that I was never able to get along at school."
      Agatha Christie (British novelwriter)
      "I suppose it is because nearly all children go to school nowadays and have things arranged for them that they seem so forlornly unable to produce their own ideas."
      Stephen Wright (American novelwriter)
      "In school, they said Practice Makes Perfect, and then they said Nobody's Perfect, so I stopped practicing."
      Margaret Mead (American cultural anthropologist)
      "My grandmother wanted me to have an education, so she kept me out of school."
      George Bernard Shaw (Irish playwright)
      "My schooling not only failed to teach me what it professed to be teaching, but prevented me from being educated to an extent which infuriates me when I think of all I might have learned at home by myself."
      William Glasser (American psychiatrist)
      "There are only two places in the world where time takes precedence over the job to be done. School and prison."
      This one was said to be quoted from John Winston Lennon (English musician and singer-songwriter)
      "When I was 5 years old, my mother always told me that happiness was the key to life. When I went to school, they asked me what I wanted to be when I grew up. I wrote down ‘happy’. They told me I didn’t understand the assignment, and I told them they didn’t understand life.”
      Writer's conclusion: This isn't intended to make all ya guys insulted the school system, what I wanna tell you is that most of schools failed to deliver knowledges that their students needed the most: the study of life, and also how to overcome it. Schools, instead of being the place to get educations and knowledges, sometimes are known by their failure to deliver both of them, by strangling ther students with doctrines, rules and ignorances. What's your opinion? Decide yourself.
      Lanjutkan baca »

      Jumat, 04 November 2011

      Article#21 - Quote for Today

      "There is a sufficiency in the world for man's need but not for man's greed."

      ~quoted from Mahatma Gandhi by the writer, Friday, 4th November, 2011. 11.24 (UTC+7)

      source

      Lanjutkan baca »

      Minggu, 23 Oktober 2011

      Article#20 - Keunikan seputar angka 666

      666 mungkin identik dengan angka setan. Tetapi, disini saya akan membantu mengungkap sisi lain yang spesial dari angka 666 ini. *dengan sumber dari http://asimtot.wordpress.com/

      Berikut keunikan dari bilangan 666


      Pertama,
      3^6-2^6+1^6=666


      Kedua,
      =1+2+3+4+5+6+7+8+9+ \dots + 36=666
      Perhatikan bahwa 36 itu sama dengan 6^2


      Ketiga,
      1^3+2^3+3^3+4^3+5^3+6^3+5^3+4^3+3^3+2^3+1^3=666


      Keempat,
      6+6+6+6^3+6^3+6^3=666


      Kelima,
      Bilangan prima berurutan berikut yang dikuadratkan kemudian dijumlahkan
      2^2+3^2+5^2+7^2+11^2+13^2+17^2=666


      Tuh, banyak yang unik kan?
      Ada satu lagi yaitu tripel Pythagoras. Berikut :


      Keenam,
      Tripel Pythagoras berikut kelihatannya biasa-biasa saja. (216, 630, 666)
      Tripel Pythagoras tersebut memiliki bilangan 666 di dalamnya. Mungkin terlihat biasa saja, tetapi, jika tripel tersebut dituliskan ke dalam bentuk berbeda seperti ini, mungkin kelihatan sangat istimewa,


      (6 \times 6 \times 6)^2 + (666-6 \times 6)^2 =666^2


      Kalau melihat ini, sebenarnya angka 666 tidaklah 'sesetan' yang biasa dibayangkan kebanyakan orang. Bagaimana menurut kalian?
      Lanjutkan baca »

      Article#19 - Smart Students

      Teacher: Maria, go to the map and find North America.
      Maria: Here it is.
      Teacher: Correct. Now class, who discovered America?
      Class: Maria.

      ==========

      Teacher: John, why are you doing your math multiplication on the floor?
      John: You told me to do it without using tables.

      ==========

      Teacher: Donald, what is the chemical formula for water?
      Donald: H I J K L M N O.
      Teacher: What are you talking about?
      Donald: Yesterday you said it’s H to O.

      ==========

      Teacher: Glenn, how do you spell ‘crocodile?’
      Glenn: K-R-O-K-O-D-A-I-L
      Teacher: No, that’s wrong…
      Glenn: Maybe it is wrong, but you asked me how I spell it.

      ==========
      Teacher: Millie, give me a sentence starting with ‘I’
      Millie: I is..
      Teacher: No, Millie…… Always say, ‘I am.’
      Millie: All right… ‘I am the ninth letter of the alphabet.’

      ==========

      Teacher: Winnie, name one important thing we have today that we didn’t have ten years ago.
      Winnie: Me!

      ==========

      Teacher: Glen, why do you always get so dirty?
      Glen: Well, I’m a lot closer to the ground than you are.

      ==========

      Teacher: George Washington not only chopped down his father’s cherry tree, but also admitted it. Now, Louie, do you know why his father didn’t punish him?
      Louis: Because George still had the axe in his hand.

      ==========

      Teacher: Clyde, your composition on ‘My Dog’ is exactly the same as your brother’s. Did you copy his?
      Clyde: No, sir. It’s the same dog.

      ==========

      Teacher: Now, Simon, tell me frankly, do you say prayers before eating?
      Simon: No sir, I don’t have to, my Mom is a good cook.

      ==========

      Teacher: Harold, what do you call a person who keeps on talking when people are no longer interested?
      Harold: A teacher.
      Lanjutkan baca »

      Jumat, 21 Oktober 2011

      Article#18 - Who is the New Leader of China?

      This story was made around 2004, so don't be confused of the character. Let me introduce the main character in this story.

      Condi rice (Condoleeza Rice) - National security advisor
      Kofi Annan - Secretary-General of UN
      Hu Jin Tao - New Chief of the Communist party in China
      Yassir Arafat - President of Palestinian Council
      George W Bush - Current president of USA.
      (We take you now to the Oval Office. Read the conversation carefully to understand the situation.)

      George: Condi! Nice to see you. What's happening?
      Condi: Sir, I have the report here about the new leader of China.
      George: Great. Lay it on me.
      Condi: Hu is the new leader of China.
      George: That's what I want to know.
      Condi: That's what I'm telling you.
      George: That's what I'm ask ing you. Who is the new leader of China?
      Condi: Yes.
      George: I mean the fellow's name
      Condi: Hu.
      George: The guy in China.
      Condi: Hu.
      George: The new leader of China.
      Condi: Hu.
      George: The Chinaman!
      Condi: Hu is leading China.
      George: Now whaddya' asking me for?
      Condi: I'm telling you Hu is leading China.
      George: Well, I'm asking you. Who is leading China?
      Condi: That's the man's name.
      George: That's who's name?
      Condi: Yes.
      George: Will you or will you not tell me the name of the new leader of China?
      Condi: Yes, sir.
      George: Yassir? Yassir Arafat is in China? I thought he was in the
      Middle East.
      Condi: That's correct.
      George: Then who is in China?
      Condi: Yes, sir.
      George: Yassir is in China?
      Condi: No, sir.
      George: Then who is?
      Condi: Yes, sir.
      George: Yassir?
      Condi: No, sir.
      George: Look, Condi. I need to know the name of the new leader of China. Get me the Secretary General of the U.N. on the phone.
      Condi: Kofi?
      George: No, thanks.
      Condi: You want Kofi?
      George: No.
      Condi: You don't want Kofi.
      George: No. But now that you mention it, I could use a glass of milk. And then get me the U.N.
      Condi: Yes, sir.
      George: Not Yassir! The guy at the U.N.
      Condi: Kofi?
      George: Milk! Will you please make the call?
      Condi: And call who?
      George: Who is the guy at the U.N?
      Condi: Hu is the guy in China.
      George: Will you stay out of China?!
      Condi: Yes, sir.
      George: And stay out of the Middle East! Just get me the guy at the U.N.
      Condi: Kofi.
      George: All right! With cream and two sugars. Now get on
      the phone.
      (Condi picks up the phone.)
      Condi: Rice, here.
      George: Rice? Good idea. And a couple of egg rolls, too. Maybe we
      should send some to the guy in China. And the Middle East.
      Can you get Chinese food in the Middle East?
      Lanjutkan baca »

      Minggu, 16 Oktober 2011

      Article#17 - 1000 pengunjung....!!

      Wah, setelah hampir 2 bulan berkecimpung dalam dunia ber-blogging ria, mendadak (nggak juga sih) statistik blog menunjukkan jumlah pengunjung telah mencapai 1.000 orang. Yah, meskipun tidak dapat dipungkiri jika saya (pasti) juga memberi kontribusi dalam jumlah itu, tapi apalah artinya kunjungan saya dibandingkan dengan kunjungan para pembaca sekalian.


      Terima kasih karena telah mengunjungi blog ini, dan jangan bosan untuk datang lagi! :D
      ~Gianluigi Grimaldi Maliyar
      Lanjutkan baca »

      Article#16 - Quote for Today

      "Before you thinking about what the others can do for you, think first about what you can do for the others."


      ~quoted from Sam Wan, Sunday, 16th October, 2011. 10.44 (UTC+7)

      source
      Lanjutkan baca »

      Rabu, 12 Oktober 2011

      Article#15 - Just read...Part.4

      Cerita sebelumnya: Alih-alih menikmati hari dengan bermain komputer dan melakukan hal favorit lainnya sebagaimana ia bayangkan, Anton sejak pagi hari harus berkutat di dapur untuk mempersiapkan masakan untuk acara di malam harinya, dimana rumahnya akan kedatangan sanak saudara. Sungguh menyebalkan, pikir Anton.

      Anton masih belum mengerti, dosa sebesar apa yang membuatnya harus berurusan dengan semua kegiatan di dapur ini. Anton melirik ke jam. Pukul 13.36. Biasanya, pada waktu ini Anton sedang bermain PSP di kamarnya, atau tidur siang, 'mengisi tenaga'. Tetapi, hari ini, Anton disuruh membantu urusan dapur, urusan yang paling tidak ia kuasai. Apalagi kalau disuruh memotong-motong bawang. Memang, Anton paling benci bawang. Setiap melihat seonggok bawang di dalam makanannya, dia langsung teringat dengan kejadian memalukan dua tahun sebelumnya. Saat itu dia dipaksa memakan sebutir bawang putih karena kalah bermain catur dari teman sekelasnya yang terkenal berandalan. Semua teman-temannya tertawa melihat dia menangis-nangis memakan bawang itu, dan memang sejak itulah dia benci bawang. Namun, demi ibunya, dia memutuskan melakukan semua pekerjaan yang diminta ibunya.
      Ternyata sulit sekali membersihkan semua panci. Selain ada beberapa wajan dan piring juga terselip disana, semuanya terlihat habis digunakan untuk memasak sesuatu yang 'banyak minyaknya', 'meninggalkan banyak kerak di panci', dan pancinya sendiri 'besar sekali', yang segera saja mempersulit Anton mencucinya. Apalagi tangan Anton yang terbiasa memencet keyboard dan tombol PSP atau HPnya, membuatnya tidak terbiasa mencuci. Hasilnya, nyaris setengah jam disana Anton baru selesai mencuci 3 panci. Entah bagaimana bisa selama itu. Riana yang sedang merebus ayam disampingnya pun tertawa tertahan saat Anton bersusah payah melepaskan kerak sisa gulai yang sudah mengering dengan begitu kepayahan, dan akhirnya berkata, "Ah! Panci sialan. Susah sekali dibersihkannya,". Dengan nada sinis yang terdengar amat mencemooh, Riana berkata setengah berbisik, "Yah, nyuci panci aja payah. Kalau nggak bisa nyuci, masak aja sini.." disertai kikikan pelan. Huh! Anton memberengut dan melanjutkan usahanya, yang pastinya akan diprotes mati-matian oleh para pecinta lingkungan. Bagaimana tidak, nyaris 15 liter air digelontorkan hanya untuk mencuci 3 panci. Kalau di Indonesia sudah ada hukum yang menindak pemborosan air, pasti Anton akan diganjar hukuman 3 bulan tidak boleh menyentuh air. Sayangnya, belum ada.
      Setelah sejam, akhirnya Anton bisa menyelesaikan mencuci seluruh panci. Ia sedang membersihkan piring ketiganya ketiga adzan sholat Ashar berkumandang.
      Sudah jam segini?! Anton membatin. Ini benar-benar hari yang amat panjang.

      ~bersambung

      (:g)
      Lanjutkan baca »

      Minggu, 09 Oktober 2011

      Article#14 - Just read...Part.3

      Cerita sebelumnya: Anton yang baru sebentar tersadar dari dunia mimpi semunya dikejutkan oleh sebuah teriakan memekakkan di pagi hari. Mengira bahwa teriakan itu berasal dari kakaknya yang berisik, Anton sengaja berlama-lama untuk melakukan berbagai pembersihan diri di pagi hari. Namun, saat Anton keluar dari kamarnya untuk mendiamkan orang berisik yang terus menerus mengetok pintu, dia baru sadar bahwa hari indah yang tadi dibayangkannya baru saja menguap layaknya air pada jemuran. Dengan kesal, ibu Anton menariknya ke bawah untuk membantu menyiapkan acara buka puasa di malam harinya.

      Sedikit keisengan telah menghancurkan hari indah yang kudambakan. Perasaan Anton campur aduk antara kesal dan kecewa saat dia memotong-motong daun bawang yang akan dimasak untuk hidangan nanti malam. Dan seperti biasa, potongannya tidak rata. Ada yang lebih tebal, ada yang terlalu tebal, ada yang miring, ada yang terlalu tipis, semua ada deh. Sang kakak hanya terkikik melihat potongan bawang-nan-tidak-rata hasil karya Anton. Anton menggerutu, berhenti memotong dapur, dan dengan wajah cemberut mengisyaratkan kakanya Danika dengan tatapan yang seolah berkata "kalau kau memang begitu ahli, lanjutkan saja sendiri." Danika tidak berkomentar, hanya terkikik geli, sekali lagi. Anton mendengus dan beranjak naik ke kamar.
      Waktu sudah menunjukkan pukul 12.44 ketika Anton terbangun dari tidurnya di kamar. Belum sholat Zuhur pula. Segera Anton berwudhu dan melaksanakan sholat. Perlu sekian menit untuk pintu kamar Anton supaya terbuka, diikuti Anton yang berlari ke bawah untuk membaca komik, akan tetapi, langkahnya terhenti ketika Anton mendengar sara dari dapur. Ibunya berbicara pada Danika. Dan hanya percakapan bagian ini yang ia dengar.
      "...Anton mana?"
      "Nggak tau, bu, mungkin dia tidur diatas."
      Merasakan ancaman lengkingan yang akan segera keluar itu, Anton pun langsung mendekati ibunya, dan dengan tampang manis yang dibuat-buat dengan begitu berlebihan, dia berkata,
      "Ada yang bisa dibantu, Ibu?"
      Ibu Anton tampak sedikit terkejut dengan keberadaan Anton yang tiba-tiba. Tetapi ia bisa segera menjawab,
      "Wah, akhirnya kamu muncul juga, Anton. Ada beberapa tugas yang ingin ibu percayakan kepadamu."
      Sedikit gugup, Anton menanyakan pertanyaan yang sama, berusaha agar suaranya terdengar setulus dan sesopan mungkin.
      "Ada yang bisa dibantu, Ibu?"
      "Baaanyak sekali," Anton mendongak kaget mendengar kata-kata itu. "Kalau mau, tolong cucikan semua panci disana (sang ibu menunjuk tumpukan besar panci di bak cuci piring), dan lalu menggoreng semua ayam itu (kali ini menunjuk ke tumpukan besar ayam potongan disamping kompor), dan kemudian bantu memotong bawang-bawang ini ya," sahut sang ibu, masih tetap memotong-motong semua sayuran di depannya.
      "Katanya beberapa, bu?"
      "Beberapa kan? Tadi ibu minta 3 pekerjaan. Coba hitung lagi baik-baik."
      Wah! Anton membatin. Tampaknya ini akan menjadi hari yang amat, amat panjang.


      ~bersambung


      (:g)
      Lanjutkan baca »

      Minggu, 02 Oktober 2011

      Article#13 - Seputar Saya, Dunia, dan Angka 13

      Wah. Setelah beberapa lama berkutat dengan berbagai hal yang tak akan repot-repot saya jelaskan disini, kini waktunya untuk artikel baru. HOREEEE. Ketika saya mengetikkan kata demi kata pada judul di atas, saya mulai berpikir 'pasti akan seru kalau membahas mengenai angka 13. Angka yang sejak dulu cukup terkenal dan sering dianggap sebagai angka sial. Namun, sebagian orang tidak menganggapnya sebagai angka sial, angka celaka, angka laknat atau apapun itu, karena 'memang tidak ada angka sejenis itu di bumi ini', atau karena 'justru itu adalah angka keberuntungan saya'. Berikut akan saya sampaikan fakta-fakta yang (mudah-mudahan) terjamin kebenarannya, dan alasan dibalik stereotip angka 13 sebagai angka 'sial'.

      Fakta-fakta mengenai angka 13:
      • 13 adalah bilangan prima (bilangan yang hanya memiliki 2 pembagi, 1 dan bilangan itu sendiri) keenam.
      • 13 adalah salah satu anggota deret Fibonacci.
      • 13 juga adalah salah satu dari 3 anggota bilangan prima Wilson.
      • Ada 13 orang yang digambarkan dalam gambar Perjamuan Terakhir (The Last Supper).
      • Di tubuh terdapat 13 sendi utama (tidak termasuk sendi di jari tangan dan kaki).
      • 13 adalah nomor atom untuk Aluminium.
      • Di negara-negara Eropa, banyak hotel dan rumah yang tidak memiliki nomor 13.
      • Di sebagian besar Italia, 13 dianggap sebagai angka keberuntungan.
      • Universitas Colgate di Hamilton, AS, menganggap 13 sebagai angka keberuntungan, karena universitas tersebut didirikan tahun 1819 oleh 13 orang yang ditambah 13 dolar, 13 doa dan 13 artikel.
      • Dalam satu set kartu remi, terdapat 4 jenis kartu (wajik, sekop, keriting dan hati) yang masing-masingnya memiliki 13 kartu (dari 2 sampai As).
      • Bendera AS memiliki 6 garis putih dan 7 garis merah dalam benderanya yang total berarti 13 garis. Ini mewakili jumlah negara bagian yang bergabung dengan AS pada hari kemerdekaan mereka.
      • Lambang negara AS, The Great Seal, yang terdapat dalam lembaran uang 1 dolar, juga banyak mengandung unsur yang berjumlah 13, yang memunculkan salah satu teori konspirasi terkenal mengenai keterlibatan Freemason, salah satu perkumpulan rahasia paling terkenal di dunia yang menjadikan angka 13 sebagai salah satu unsur fundamental mereka.
      • Apollo 13 adalah satu-satunya misi Apollo yang gagal mendarat di Bulan.
      • Dan banyak fakta lainnya yang akan terlalu banyak jika harus disebutkan disini seluruhnya.
      Unsur yang memicu munculnya teori konspirasi dalam lambang negara AS, The Great Seal.  Buka gambar di tab baru untuk melihat dengan rinci detail dari lambang ini.

      Oke, semua itu adalah beberapa fakta yang berkaitan dengan angka 13. Tetapi, angka 13 tidak akan saya sebutkan disini jika ia hanya sebagai pelengkap citarasa matematika belaka. Maksudnya, kalau 13 hanyalah angka yang ‘biasa’ saja, saya tidak akan menampilkannya disini. Yang membuat angka 13 menjadi ‘layak’ untuk ditampilkan di artikel kali ini, selain karena ini adalah artikel ke-13 saya di blog, adalah karena sejak dahulu kala (saya tidak tahu tepatnya kapan) angka 13 di sebagian besar kebudayaan identik dengan stereotip angka sial.
      Perhatikan, nomornya dimulai dari 12, lalu 12A (alih-alih 13) dan kemudian 'loncat' ke 14.

      Kasian sekali ya. Padahal 13 sama saja seperti angka-angka lain, kan?
      Di kebudayaan lain sebenarnya juga dikenal tradisi ‘angka sial’ ini. Di sebagian besar negara Asia Timur, seperti China, Korea, dan Jepang, angka 4 dikenal sebagai angka sial. Mirip sebagaimana di Eropa, di ketiga negara itu banyak bangunan yang tidak memiliki lantai nomor 4. Diduga, anggapan ini berasal dari China, dimana pengucapan ‘angka 4’ (四, dibaca sì) amat mirip dengan kata ‘mati’ (死, dibaca sǐ). Perhatikan bahwa perbedaan pengucapan hanya terletak pada fonetik i. Sementara itu, di Italia, angka 17 dianggap sebagai angka sial. Penyebabnya, karena 17 dalam angka romawi adalah ‘XVII’, yang adalah anagram dari bahasa Latin ‘VIXI’, artinya ‘Saya sudah hidup’, namun secara tersirat bermakna ‘Saya mati’.
      Bahkan setelah munculnya angka-angka sial ini, muncullah ‘hari sial’, Jumat tanggal 13. Berkaitan dengan stereotip ini, terdapat beberapa fakta berikut:
      • Konon, stereotip ini berasal dari kejadian penangkapan Ksatria Templar pada Jumat, 13 Oktober 1307 oleh Raja Philip IV, Prancis. Ksatria Templar diyakini sebagai awal mula dari Freemasons.
      • Sebuah kecelakaan pesawat terjadi pada Jumat, 13 Oktober 1972 di Andes, dimana 29 orang tewas dan 16 orang yang selamat terpaksa memakan jenazah ke-29 orang untuk bertahan hidup.
      • Asteroid 99042 Apophis akan mencapai posisi terdekatnya terhadap Bumi (melalui bagian dalam orbit satelit komunikasi) pada Jumat, 13 April 2029.
      Dan lainnya.
      Saya sendiri memiliki beberapa sejarah terkait angka 13. Ayah saya menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa bernama Tigobaleh (artinya ‘Tiga belas’), Bukittinggi. Sudah banyak kelompok nomor 13 yang memuat saya sebagai anggotanya. Yang paling hebat, saya mengawali masa SMA di kelas 10-3 (10+3=13) pada nomor urut 13. Alhasil, saya memegang nomor tes 1300013 selama satu taun. Dahsyat. Tetapi… sialkah saya? Tidak tuh. Yang menyatakan bahwa 13 adalah angka sial, berarti dia percaya bahwa sebuah angka yang tidak punya kemampuan apa-apa dapat memberi pengaruh buruk pada manusia. Sama saja halnya dengan yang menganggap adanya burung gagak sebagai pertanda buruk, dan berbagai mitos lainnya yang memasyarakat di seluruh penjuru dunia. Bukankah amat konyol jika kita takut akan sebuah angka dan sebuah tanggal, padahal angka dan tanggal itu disusun oleh manusia sendiri? Sekali lagi, biasakanlah kebenaran, jangan membenarkan kebiasaan. (:g)
      dikutip dari
      http://en.wikipedia.org/wiki/Triskaidekaphobia
      http://en.wikipedia.org/wiki/Friday_the_13th
      dan banyak referensi lainnya
      Lanjutkan baca »

      Senin, 05 September 2011

      Article#12 - Well, I got a news for ya.

      This blog will undergo some maintenance, because the writer will undergo some training to attend the 2011's National Science Olympiad in Manado, 11th-16th September, 2011. Please pray for me, okay? :D. And maybe the production of the blog's articles will be paused in an unknown time, so, please be patient, and I'll be the doctor and be sure not to miss the new articles!

      Be a star by learning stars..


      Rewards Regards,
      Gianluigi Grimaldi Maliyar
      Lanjutkan baca »

      Article#11 - Quote for Today

      "Believe me, an innovation will always be needed everywhere throughout the world. So why did you insist using the old ones if you can make a new ones?"


      ~quoted from Sam Wan, Monday, 5th September, 2011. 09:16 (UTC+7)

      Lanjutkan baca »
      Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...