Tampilkan postingan dengan label Celetuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Celetuk. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 April 2016

Article#536 - Senja Sakura


Salah satunya, kata orang, adalah keindahan impian.
Salah satunya, entah apa pernah demikian dibicarakan.

Salah satunya, dijumpa ribuan wisatawan.
Salah satunya, kerap saja terlewatkan.

Salah satunya, berjangka tahunan.
Salah satunya, ada dalam keseharian.

Salah satunya, jarang beredar sehingga teristimewakan.
Salah satunya, sudah dibiasakan oleh kekerapan.

Salah satunya, segera berjumpa dengan asalnya.
Salah satunya, menyapa pelan dari balik jendela.

Maka bagaimana jika keduanya bersama?


sumber gambar

Lanjutkan baca »

Kamis, 25 Februari 2016

Article#519 - Free Speech?

I'm not an endorser of the so-called free speech, freedom of speech or whatever, but at times people can be way overboard in trying to allegedly protect their freedom of speech. You tell them how bad their opinion is, and they frame you of limiting their freedom of speech. You can tell them how their rants are out of topic, are offensive and insensitive, are utter nonsense, and they will still be hiding in their own justification: the so-called freedom of speech.
Like, if you really hate the idea of your opinion being questioned, why even put them into spotlight in the first place?

In that way, this xkcd comic really puts it into perspective.


Of course, as a good and civil person, I will also give way to let you see how people responded to Randall's opinion on free speech.

See you around!
Lanjutkan baca »

Minggu, 21 Februari 2016

Article#518 - Residu


Ketika euforia jauh berakhir. Ketika canda tawa permainan telah lama bergulir. Ketika yang terjatuh tak lagi hadir.
Ketika residu yang menggunduk berserak bisu. Ketika lidahnya kelu oleh beku. Ketika sosoknya diam membatu.
Pada gunduk jenazah sesalju yang sudah kehilangan pesonanya itu, debu menemukan tempat bernaung. Terhempas dari sekian banyak kendaraan yang melaju di jalan itu. Tak bosannya mereka berkumpul berkalang menjadi satu dengan daun-daun.

Kelak, ketika residu beku itu telah laju ke hadiratmu, ia tak akan meninggalkan air hasil lelehannya di hadapmu. Akan tertinggal tepat di tempat itu, selapis debu dan hampar daun yang pernah mendapat tempat di sisi residu itu. Yang akan memberi testimoni akan perjuangannya menghadapi terik di sudut kota itu. Terus hingga adanya ia dientaskan oleh entah apapun pengganggu.

Ketika tiba saat itu.
Ketika itu.

Lanjutkan baca »

Kamis, 19 November 2015

Article#487 - Elegi

Kita bisa saja menentukan bahwa kita ingin bersedih hanya akan hal-hal besar. Atas impian besar. Atas nilai-nilai megah nan mulia. Atas tahta kebaikan yang diidamkan senarai umat manusia.
Pada nyatanya, ketika ia benar-benar datang, dia tak akan berbasa-basi menantimu menentukan seberapa layak apa-apa yang kaualami itu kau sedihi adanya: Begitu saja ia datang, tanpa ampun menyapu segala nyata. Begitu saja ia menerjang, tanpa sadar kau telah tersapu jauh oleh arusnya.

Saat itu, bisa jadi kau lupa sepenuhnya segala batasan kelayakan, standar ataupun kadar moral pantas. Hal-hal yang menyeretnya datang menerjangmu mungkin saja hal yang kau biasa pandang remeh, dan tidak layak mengaduk jiwamu sedemikian rupa.
Meski bisa saja kamu menganggapnya besar tanpa barang tersadar.
Mereka-mereka yang terbenam dalam lautan emosi, adalah mereka yang telinganya tersumbat dari kedatangan segala macam opini. Maka ketika kau yang mengalami, mungkin memang kau tak akan peduli dengan segala ragam nasihat yang menghujam bertubi.

Kau hanya akan mencari apa-apa yang peduli. Apa-apa yang membuat hal remeh menjadi penting. Apa-apa yang mendamaikan kecamuk di dalam diri.


Terduduk di kursi kereta yang melaju itu, aku mengamati pigura yang tak bergeming di sisi bangku itu. Seolah menatap sosok yang ia hadapi ketika ia sesekali menoleh melirik sepetak porsi Bumi. Seolah memastikan bahwa dirinya tetap hadir meski hanya di pelat fotografi.
Atau hanya aku yang berlagak memahami.


Lanjutkan baca »

Rabu, 30 September 2015

Article#470 - Rises And Sets


It may have been quite late to finally comprehend, but as the lunar eclipse tetrad nears its end, I was struck by the fact that I only managed to watch one of them: the second within the tetrad, occuring on 8th October last year. Actually I am supposedly able to watch two: another one occurs within my range of view on 4th April this year, but my circumstamces at that time rendering such observation not feasible. This doesn't even mention the fact that the particular eclipse, the third within the tetrad, comprises a totality duration of roughly five minutes. A duration comparable to that of total solar eclipse (typical total lunar eclipse brings Moon into darkness of Earth's shadow for about an hour), implying that there's no need to invest much time in this regard.

This particular tetrad kicked in with an eclipse on 14th April, providing the spectacle for those in the Western Hemisphere. This proved to be the case again for the last total lunar eclipse, occurred just days ago on 28th September.
It catched my interest, the fact that I would not be able to see the first and the last of the tetrad. My last lunar eclipse before this tetrad was in June 2011, and given the circumstances, I might not be able to watch another one before at least July 2018.

The image of Moon being immersed deep within Earth's shadow is still not a familiar sight to my puny eyes. The dark patches on the surface of the Moon readily gives away a reddish color when compared to its brighter counterpart. We, as students, may have been told over and over that the reddish, copper-like hue is related to sunlight being scattered by Earth's atmosphere, giving away reddish color to the sight of lunar eclipse.
But only after the last, setting eclipse of the tetrad, only I realized that the reddish hue we see on the eclipsed Moon is the same hue we saw during every sunrises and sunsets.
Esentially, total lunar eclipse is Moon being irradiated by sunrises and sunsets.

image source
Lanjutkan baca »

Jumat, 18 September 2015

Article#466 - Jerebu

Sebagai salah satu warga yang lama menghabiskan hidupnya berkemul di bawah serpih-serpih jerebu metropolitan Jakarta, kesadaran saya cukup tergelitik ketika mendapati informasi akan langit Beijing yang demikian bersih dari polutan dalam dua pekan di akhir Agustus hingga tiga hari pertama bulan September. Beijing, salah satu metropolitan terbesar di dunia, sudah lama berkutat dengan permasalahan jerebu, terutama sepanjang musim dingin. Suhu yang kerap bertahan di bawah nol derajat Celsius (atau bahkan Fahrenheit), pemanas batu bara yang masih marak dipakai di seantero Beijing, ditambah dengan topografi pegunungan yang "mengurung" wilayah metropolitan Beijing, bersama menjadikan jerebu mencapai titik terpekatnya.
Bahkan, jerebu tidak hanya hadir di musim dingin. Perkembangan industri Negeri Tirai Bambu yang sedemikian rupa dalam puluhan tahun terakhir, selain mendongkrak posisi tawar China dalam kancah hubungan internasional, juga mendongkrak tingkat polusi di kota-kota terbesarnya.

Tetapi, dua pekan di paro akhir Agustus 2015 menunjukkan betapa menghilangkan polusi—setidaknya, untuk sementara—tidak sesulit yang biasa dibayangkan.
Pemerintah Beijing memberlakukan larangan berkendara bagi jutaan mobil dari jalanan kota, dan juga menutup pabrik-pabrik dalam persiapan peringatan 70 tahun menyerahnya Jepang dalam perang dunia. Hasilnya? Rentetan hari-hari dengan langit biru. Hal langka bagi sebuah kota dengan belasan juta penduduk, dan jutaan unit mobil yang agaknya tidak dilengkapi pengendali emisi yang terstandardisasi dengan baik.


Seperti bisa diduga, setelah larangan dicabut, Beijing kembali diselimuti jerebu. Tetapi, agaknya hal ini dapat memberitahu, bahwa bagi warga kota, langit biru bukanlah mimpi yang telah hangus.
sumber gambar
Lanjutkan baca »

Senin, 10 Agustus 2015

Article#451 - Identitas


Membicarakan segenap warga dunia berarti juga membicarakan identitas yang melekat pada tiap-tiapnya. Kalau kata orang, nama adalah doa. Tetapi, nama juga dapat menyiratkan latar belakang para penyandangnya.

Dalam hal menyematkan nama, segenap warga Indonesia mendapatkan keuntungan dari tiadanya aturan yang mengikat dalam penamaan. Artinya, tiap-tiap warga Indonesia diberi hak untuk menyematkan nama dengan susunan dan gaya seperti apapun yang ia suka. Bebas mengumpulkan senarai nama dari beragam latar belakang budaya, hingga yang diberi nama kelimpungan tiap kali hendak berkenalan.
Meskipun demikian, nama-nama segenap warga Indonesia masih cenderung berkerabat dalam berbagai pakem penyusunan eidentitas. Alhasil, mereka yang menyeliseihi pakem akan dikenali sebagai mereka yang "namanya antik".

Meski kemudian nama-nama yang "antik" ini akan sulit dilupakan, kenampakan nama mereka yang "tampil beda" akan jamak mengundang permasalahan dalam keseharian. Sepanjang interaksi sang penyandang nama dengan individu atau kelompok di sekitarnya, akan ada saja satu-dua perselisihan terkait kesalahan pengucapan, pengejaan, atau segala macam informasi yang tak sampai dari pengucap ke pendengar.

Apakah namamu "antik"? Cukup periksa saja, seberapa sering dirimu terlibat masalah kecil soal nama dengan mereka yang tidak terbiasa.

Bagaimana denganmu?
Lanjutkan baca »

Senin, 18 Mei 2015

Article#421 - Eksitasi


Eksitasi, bisa berarti terpapar keceriaan berlebih.
Bisa saja berlebih ketika dibandingkan dengan situasi, atau sekadar kentara dari wajah nyengir.
Eksitasi, bisa berarti menerima energi lebih.
Bisa berupa energi suntikan dari segala di sisi, atau dari seruan jauh dalam sanubari.

Eksitasi, menerima energi hingga senang sekali.
Menapak tingkat yang lebih tinggi, berpendar dalam sinar tersendiri. Menerangi sekitar diri.

*****

Entah apa sebenarnya motivasi saya dalam mengetikkan senarai pendek kata di atas. Karena post ini sendiri dibuat semata untuk memproklamirkan bergantinya tajuk blog yang telah sekian lama diwarnai sebagai sebuah kanvas, menjadi apa yang (konon katanya) adalah eksperimen yang kepikiran. Mungkin karena ada urusan eksperimen yang belum kelar? Mungkin saja. Atau tidak.

Mungkin juga post ini dibuat dengan tujuan lain dalam kepala. Yah, siapa tahu.
Mudah-mudahan dengan dilakukannya perubahan tampilan, nafas yang disajikan tulisan-tulisan berikutnya bisa lebih segar. Bergizi, dan cukup berenergi untuk menebar eksitasi.

...
Demikianlah kiranya. Sampai jumpa dalam kesempatan selanjutnya!

(Foto oleh Putra Powet, dipublikasikan dengan izin)
Lanjutkan baca »

Kamis, 30 April 2015

Article#414 - Bulan Juga Berputar

Kita terbiasa menyaksikan Bulan yang senantiasa menghadapkan wajah yang sama. Yah, tidak selalu juga, sih.
Padahal, sebenarnya seperti inilah rupa Bulan jika diamati dari arah Matahari. Tetap berputar pada porosnya, sebagaimana Bumi dan banyak benda langit lainnya. Kenapa berputar? Sila cek tautan ini.


Udah itu aja yah.
Sila simak juga video berikut.

Lanjutkan baca »

Minggu, 19 April 2015

Article#411 - Pertanyaan

Menjawab pertanyaan?
Mempertanyakan jawaban?

Mungkin, memilih di antara dua opsi ini akan memberikan keleluasaan yang demikian dahsyatnya bagi mereka yang bersedia. Ada sekian banyak asumsi untuk dipertukarkan, sekian banyak sudut pandang untuk disangkutpautkan, sekian banyak paradigma untuk dicampurbaurkan.
Beberapa dari kita akan memilih asumsi yang biasa berlaku dalam kehidupan sosial, untuk memperbandingkan dan menimbang antar kedua opsi yang ada. Memilah tiap aspek yang ada, yang paling layak diserap dalam keseharian.

Saya sendiri sudah memilih untuk menggabungkan keduanya, sesuai koridor di mana mereka menggeletak. Menjawab pertanyaan yang diterima. Mempertanyakan jawaban yang didengar. Mempertanyakan jawaban yang diucapkan. Menjawab pertanyaan yang terpikirkan.

Bagaimana denganmu?

sumber

Lanjutkan baca »

Rabu, 07 Januari 2015

Article#377 - Seniman Kecil




Ada waktu-waktu di mana seorang anak manusia mulai menumpahkan kreativitasnya pada ragam media di sekitar.
Bagi anak yang satu ini, ragam kendaraan sudah sejak dini diminatinya. Maka kreasi yang pertama-tama ia tumpahkan tidak jauh menyimpang dari ketertarikannya. Bukan pakem dua gunung yang membosankan, dengan matahari di tengahnya itu.

Sebuah syukur, karena memulai dengan pembaruan. 
Sebuah doa, supaya dikembangkan secara berkesinambungan.

Lanjutkan baca »

Selasa, 30 September 2014

Article#350 - Mencocoki Hidung


Di negeri jungkat-jungkit
Orang demikian mudah disatukan
Ketika ada kesempatan menghujat
Mencaci apa yang tak dipahami
Memaki setelah lama abai
Bersatu seolah paling peduli
Membela yang tak layak digilai

Ada yang diumpani harta
Atau idealisme tanpa nyawa
Tapi ke manapun terlihat
Tiada lagi beda tampak
Mereka kompak meneriaki
Dalam satu suara nyaring
Yang senada tapi bising
Serempak mencocoki hidung sendiri
Sementara kami asyik menertawai
Dagelan kosong tanpa akhir

Lini masa terlampau bising akhir-akhir ini.
Sejumput waktu yang biasa kunikmati, menjadi tak berarti tatkala ada kerusuhan tanpa isi yang menyeruak di setiap posisi. Ketika demikian banyak orang berseru seolah paling mumpuni.
Kaubilang, sudah mati? Hah, seolah hidupnya kau peduli.

Sebelum tengik udara ini makin basi, penulis ingin undur diri. Semoga ia benar-benar berisi.

TambahanBonus untuk kalian yang telah sudi mampir.

sumber gambar
Lanjutkan baca »

Selasa, 22 Juli 2014

Article#321 - Planets Unite


That picture depicted above represents all the 9 planets of the Solar System, painted as one unity on a single canvas, scanned into a .JPG file, and rotated clockwise 90°. Wait, wait, some of you may have been ready to launch your objections. Before you lot have the opportunity to do so, I have to stress that the picture is completed back in the 1990s (as theweathernetwork.com wrote), well before the dreadful resolution of IAU General Assembly in Praha, 2006, on which Pluto's status as a planet was demoted. The lil' icy world has been since called "dwarf planet", and many seem to be against that idea.

Let's forget all the fuss over Pluto's status for now. About the artist, Steve Gildea, he teaches digital design (or so we are told by io9.com) in Massachussetts, United States of 'Murica. He is quite into painting, which would seem to be an understatement once you go through his galleries here.
I don't make it to find out more about him, but looks like our fellow artist is old enough to have one of his son posting about his painting in Reddit.

What, still arguing about Pluto? Case closed. It's his defeat. Just accept it like a man, please.
But I'm a woman!
Look... um, well, whatever. As I mentioned above, the case is closed. Pluto is no longer classified as the significant figurines of the Solar System, which are the planets. Therefore, we need a newer insight regarding this Solar System depiction.

There are some versions of this, which – beats me – is made from combining photographs. And while there are some of them in pandawhale.com, my favorite is this one below.

Eight planets as one. Created by Redditor Jupiter-x; sources are mentioned
in the link.
One more, the original style of Steve Gildea's painting. At least, as it appears on his website.

"Planetary Suite", as painted by Steve Gildea.
An oil painting on canvas, composed of 9 panels which
comprises 6'x13'3" (182.88 cm x 403.86 cm) in total.
(Collection of Merrimack College)
Eventually, I might have to emphasize that the planets' depiction in a single canvas is meant to unite those planet as one body. Be it with or without the poor Pluto, a depiction of the planets combined will be likely to "suite" for the time being.
As for Pluto, you can keep on going, regaining your mighty planetary status back. But be very well aware, or your supporters might lose faith in you.

Planets, Unite!

Here in my mind
You know you might find
Something that you
You thought you once knew
But now it's all gone
And you know it's no fun
Lanjutkan baca »

Minggu, 30 Maret 2014

Article#279 - Elephants Never Forget..?

Elephants, aside of being the current biggest animal on land, are also renowned for their intelligence. To name a few of it, elephants are one of animals that are capable of using tools for their own interests.
They are able to communicate to each other in several levels, as evident from their complex social network. You might have seen photographs of elephants drawing elephants, even though it turns out to be a product of extensive training (that is, to replicate their trainer's drawing, instead of "drawing" in any creative sense).

As quoted from Wikipedia:
Elephants exhibit a wide variety of behaviors, including those associated with grief, learning, allomothering, mimicry, play, altruism, use of tools, compassion, cooperation, self-awareness, memory, and language. Further, evidence suggests elephants may understand pointing: the ability to nonverbally communicate an object by extending a finger, or equivalent. All indicate that elephants are highly intelligent; it is thought they are equal with cetaceans and primates in this regard. Due to the high intelligence and strong family ties of elephants, some researchers argue it is morally wrong for humans to cull them. The Ancient Greek philosopher, Aristotle, once said that elephants were "the animal which surpasses all others in wit and mind."

And here it goes: You might have heard the famous saying, "Elephants never forget", in regard to their exceptional long-term memory.
Enjoy the story.


You can visit I fucking love science for the picture. Or more about elephant intelligence:
http://science.time.com/2013/10/10/brainy-elephants-one-more-way-theyre-as-smart-as-humans/
http://voices.yahoo.com/elephant-intelligence-why-elephants-might-as-smart-1536597.html

Spoiler: It is not a real story. More info here.
Lanjutkan baca »

Sabtu, 08 Februari 2014

Article#263 - Relaksasi


Kata-kata di tulisan ini diketikkan beriringan dengan sekian banyak keping salju yang berhamburan di luar sana. Di seantero negeri samurai ini. Seolah mengajak semua yang berkutat dalam segala urusan, untuk meninggalkannya sejenak, menatap langit dengan keping-kepingnya yang berjatuhan.
Mengajak mereka yang tenggelam dengan segala macam kesibukan nonstop, untuk berhenti.
Untuk meletakkan semua hal sejenak.
Melepaskan beban di pundak.
Menyambut angin yang menyibak.
Dan mereguk salju yang memuncak.

Semoga apa-apa yang diturunkan, bermanfaat bagi kita semua.

Selamat liburan musim semi! Bagi kalian yang merayakan.

I hope there's no ghost when I dream,
Telling me to change everything they see.
Falling back into my memories,
Wake me up now, don't fall asleep with me.


Lanjutkan baca »

Minggu, 22 Desember 2013

Article#245 - Lakukanlah Kesalahan


Lakukanlah kesalahan, selama itu bisa membimbingmu menuju perbaikan.
Lakukanlah kesalahan, selama itu mendorongmu untuk terus berkarya.
Lakukanlah kesalahan, makanya darinya akan kaudapatkan pengalaman serta pelajaran.
Biarkan orang lain berhenti karena takut salah, dan majulah dengan melakukan satu-dua kesalahan. 

Mungkin memang kuncinya sederhana saja, seperti kata orang. Hadapi apa yang kau takuti. Tetapi, bahkan resep sederhana semacam inilah yang justru luput dari pikiran di saat genting.
Akupun sering merasa diriku sudah cukup gila untuk menantang ketakutan, tetapi entah bagaimana dalam realisasinya.
Karena memaki diri sendiri masih lebih berguna dibanding memaki hembus angin.

Hembus dingin angin malam seolah menegur, untuk segera bernaung dan melepas penat. Semoga istirahat yang sebentar ini adalah istirahat yang bermanfaat.

I never conquered, rarely came
But tomorrow holds such better days
Days when I can still feel alive
When I can't wait to get outside
The world is wide, the time goes by
The tour is over, I've survived
I can't wait till I get home
To pass the time in my room alone

sumber gambar
Lanjutkan baca »

Kamis, 02 Mei 2013

Article#161 - Phobia?

You’re not scared of the dark;
you’re scared of what’s in it.

You're not scared of the wild;
you're just afraid of getting killed by them.

You’re not afraid of heights;
you’re afraid of falling.

You're not afraid of trying;
you're afraid of failing.

You’re not afraid of the people around you;
you’re afraid of rejection.

You're not afraid of dreaming;
you're afraid of people laughing over it.

You're not afraid to tell the truth;
you're afraid of reactions you might get.

You’re not afraid to love;
you’re just afraid of not being loved back.

You're not afraid to do something great;
you're just afraid of how tiny yourself are.

You’re not afraid to let go;
you’re just afraid of accept the fact it’s gone.

You're not afraid to accept a challenge;
you're just afraid of not being able to accomplish it.

You’re not afraid to try again;
you’re just afraid of getting hurt for the same reason.

What do you think you're scared of, might not always be the truth, anyway. Only arrogance will keep you out from the truth. And, in some cases, fear and arrogance are like brothers: seems to be quarreling all the time, but they share strong bonds to each other.
Indeed, your mind is an extraordinary thing. No one has completely understood the complexity of our mind, even until today.

And indeed, the surrounding world is extremely complex. In a world where the right and the wrong is biased to each other, it's important to continue strengthen your understanding of the essential issues of your life. 
Source
Lanjutkan baca »

Rabu, 12 Desember 2012

Article#120 - 12, dan kini pun jadi duabelas

Tulisan kali ini terinspirasi dari merebaknya virus 12-12-12 yang menunjukkan tanggal saat tulisan ini dipublikasikan (dan sedikit banyak pula melanjutkan postingan tahun lalu tentang fenomena yang mirip). Banyak orang bilang tanggal-tanggal 'langka' semacam ini adalah tanggal keberuntungan atau apalah, saya tidak ingat. Yang pasti, sudah cukup banyak kejadian yang terjadi pada tanggal ini, dan tidak semuanya menyenangkan, tentunya. Tidak akan dibahas disini, hal-hal semacam 'Saya nembak si dia :))', karena bukan itulah esensi dari dihadirkannya tulisan ini. Meskipun, saya cukup yakin, banyak yang melakukan hal sejenis itu. Berikut fakta (menurut sumber sejarah) mengenai tanggal 12 Desember:
  • Sejak 12 Desember, terdapat 19 hari menuju tahun berikutnya.
  • Pada 12 Desember 1098, di episode pertama Perang Salib (The Crusade), terjadi pembantaian di kota  Ma'arrat al Nu'man (35°38′N 36°40′E), dimana pasukan Salib membantai ribuan penduduk kota, dan melakukan kanibalisme akibat kekurangan makanan.
  • 12 Desember 1897 menjadi tanggal didirikannya kota Belo Horizonte, Brazil. Pada tanggal ini juga, tahun 1911, India meresmikan kota Delhi sebagai ibukotanya, menggantikan Kalkutta.
  • Tanggal 12 Desember 1915 adalah dimana Presiden China yang ssedang berkuasa, Yuan Shikai (袁世凱) mengutarakan niatnya untuk mengembalikan status monarki China, yang diresmikan 10 hari kemudian, dan luluh setelah 3 bulan bertahan.
  • 12 Desember 1941 menjadi tanggal dimana Adolf Hitler bertemu dengan petinggi Nazi dan membicarakan Holocaust dalam pertemuan Reich Chancellery. Pertemuan ini disebut sebagai langkah realisasi Holocaust oleh Nazi.
  • SEA Games pertama tahun 1957 (waktu itu bernama Southeast Asian Peninsular Games) digelar pada 12 Desember di Bangkok, Thailand.
  • Kenya merdeka pada tanggal ini, tahun 1963, dari Kerajaan Inggris. Pada tahun 1979, negara Rhodesia Selatan, bekas jajahan Inggris kembali dalam kekuasaan Inggris hingga merdeka sebagai Zimbabwe, 4 bulan kemudian.
  • Pada tanggal itu pula tahun 1979, terjadi gempa berkekuatan 8,2 SR di dekat Tumaco, Kolombia, yang memicu tsunami yang pada akhirnya menewaskan hingga 600 orang.
  • Tanggal ini juga merupakan tanggal lahir Frank Sinatra (1915-1998), penyanyi sekaligus aktor AS, serta Daniel Agger (1984-..), pesepakbola Denmark.
  • Pada 12 Desember 1988, terjadi tabrakan antar kereta di Clapham, London. Tabrakan tersebut menewaskan 35 orang dan mencederai hingga 500 orang, dan dikenang sebagai salah satu tragedi kereta terburuk di Inggris.
  • Pelawak Indonesia, Basuki, wafat pada 12 Desember 2007.
  • Pada 12 Desember 1992, terjadi gempa berkekuatan 7,8 SR di dekat pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, yang memicu tsunami hingga setinggi 36 meter dan menewaskan hingga 2.100 orang.
Apa yang membuat saya selalu bingung adalah kenyataan bahwa selalu saja orang mengatakan anggal ini istimewa, cantik, dan terjadi sekali seumur hidup. Seperti yang dikatakan salah satu nama yang muncul di berada akun Twitter saya, tanggal lain juga hanya terjadi sekali. Dan yang mau jadian lah, menikah lah, jangan jadikan kepercayaan akan 'nilai keramat' tanggal tersebut sebagai dasar penentuan tanggal. Walaupun memang percuma sih, kalau bicara di harinya. Tapi kasihan para jomblo tuh. Kenapa harus ribut? Dan lagi, sistem tanggal ini sendiri kan disusun oleh manusia, maka amatlah mengherankan jika seorang mengharap keberuntungan yang bermula dari hasil 'rancangan' orang lain. Bagaimana menurut kalian?
(:g)
Lanjutkan baca »

Rabu, 07 Desember 2011

Article#24 - Well, I'm back.

After long and exhausting journey around this real world, at last I made it to be back and write newest article in da' blog again. Well, I don't intend to say anything at all in this newest article, justa' to inform y'all that, I'm back. Still unclear yet? Okay, I repeat. I'm back. Eh, no, I'm the writer of the blog.


Why penguin babies? 'Cause I want to.
Well, don't be fuzzy of reading those above, just read the others~
(:g)
Lanjutkan baca »

Jumat, 11 November 2011

Article#23 - 11, Sebelas Di Mana-Mana

Tulisan ini saya buat sebagai hasil dari merebaknya virus 11-11-11 yang menunjukkan tanggal saat hari ini dibuat. Banyak orang bilang tanggal-tanggal langka semaam ini adalah tanggal keberuntungan atau apalah, saya tidak ingat. Yang pasti, sudah cukup banyak kejadian yang terjadi pada tanggal ini, dan tidak semuanya menyenangkan, tentunya. Berikut fakta mengenai tanggal 11 November:
  • Sejak 11 November, terdapat 50 hari menuju tahun berikutnya.
  • Pada 11 November 1675, Gottfired Leibnitz menggunakan integral untuk menentukan luas area dibawah grafik y = ƒ(x).
  • 11 November adalah hari kemerdekaan Angola (1975) dan Polandia (1918, setelah dianeksasi Jerman pada masa Perang Dunia I)
  • SEA Games 2011 Jakarta-Palembang resmi dibuka pada 11 November 2011.
  • Beberapa selebriti Barat terkenal seperti Demi Moore dan Leonado DiCaprio juga berulang tahun pada tanggal ini.
  • 11 November juga menjadi hari kelahiran bagi Asafa Powell (1982, pemegang rekor dunia lari 100 meter) dan Phillipp Lahm (1983, pesepakbola Jerman)
  • Mantan presiden Palestina, Yasser Arafat, wafat pada 11 November 2004.
  • Pada 11 November 2000, sebuah kereta berisi 167 pemain ski terbakar di Kaprun, Austria, dan menewaskan 155 orang.
Yang membuat saya terheran-heran adalah banyaknya orang yang menjadikan tanggal ini sebagai sebuah tanggal yang istimewa atau bahkan tanggal keberuntungan. Padahal sistem tanggal dibuat oleh manusia sendiri, maka amatlah mengherankan jika seorang mengharap keberuntungan hasil 'rancangan' orang lain. Bagaimana menurut kalian? (:g)
    Lanjutkan baca »
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...