Senin, 31 Desember 2012

Article#125 - Mengamati Putaran Roda Waktu

Angin malam yang tak dingin seperti yang biasa dikenal, menyapa di permulaan malam yang nampak akan berlangsung panjang ini. Malam yang terasa sejuk, bukan dingin sebagaimana malam-malam yang saya lalui sebelumnya. Dan sejuknya malam seolah menggiring lembaran-lembaran arsip ingatan yang telah sekian lama terpatri dalam kepala, untuk kembali membayangi seisi kepala.
Sementara mereka yang di dunia nyata dan dunia maya bersama-sama membicarakan datangnya kalender baru, saya masih duduk dengan santainya disini, di tengah malam yang menderu.
Sementara mereka entah dimana di berbagai tempat menyiapkan perayaan, saya justru terbuai dalam perenungan.
Sementara mereka ramai membuat resolusi, saya disini bahkan belum bisa mewujudkan sebuah solusi.
Sementara mereka berpesta pora semalaman, saya hanya mengenang cerita dan pengalaman.
Tidak, tentu saja saya tak menyesal, kawan. Mana mungkin menyesal, hanya untuk semua ini, semua ilusi ini?

Tahun lalu saya berkoar dengan gaya yang lebih tajam dan keras daripada yang saya hadirkan disini. Mereka di luar sana di seluruh dunia, berpesta pora, membakar uang-uang yang jika dihitung, bahkan mungkin bsa dibelikan es cendol untuk orang se-Indonesia. Mungkin memang erat kaitannya dengan anggapan bahwa manusia rela membayar mahal demi kesenangan.

Namun apakah kesenangan itu adalah kesenangan yang tepat untuk dijadikan pesta pora?
Apakah mereka memang sudah cukup membuat berbagai pencapaian bagi diri mereka selama setahun ke belakang, sehingga mereka merasa layak mengganjar diri mereka dengan itu semua?
Atau justru mereka merayakannya karena mereka bangga bisa mendapat alasan untuk sebuah kalender selanjutnya?
Meskipun pesta tahun baruan diturunkan dari budaya Barat, tetap saja budaya yang abstrak itu menjalar kemana-mana, termasuk di bumi pertiwi yang bertaburan di khatulistiwa.

Tetapi saya memutuskan, saya lebih suka merenung di tengah gelapnya malam hari.
Tentang bagaimana sebuah periode yang cukup lama, setahun, terasa berlalu dengat cepat.
Anehnya, waktu yang terasa singkat itu menyimpan memori yang luar biasa banyak. Meskipun sebenarnya tak begitu aneh, tetap tersirat senyuman ketika membayangkannya.

Setahun lalu, di dalam rumah yang nyaman, saya tak pernah banyak terpikir mengenai apa saja yang akan terbentang selama setahun yang akan segera berlalu ini. Yang saya tahu hanyalah persiapan untuk kembali memasuki dunia sekolah esok harinya. Dan saya kini disini, di pinggir jalanan kota, sementara ini hanya menerawang, apa saja yang akan saya lalui setahun ke depan.
Berbeda dengan tahun lalu, kali ini, saya hanya ingin mengatakan supaya kita semua senantiasa memperbaiki diri dan terus belajar untuk menjadi diri yang lebih baik. Semoga kelak kita bisa mengubah tradisi penuh kesia-siaan yang biasa disemarakkan pada setiap momen semacam ini, menjadi sebuah peringatan yang berisi makna. Toh ini hanya hasil dari sistem penanggalan buatan manusia kan? Tak perlu diagung-agungkan.
Mari berjuang bersama, demi kebaikan bersama!

35°43'15.19"N, 139°48'05.94"E, 31 Desember 2012, 22.34 (UT+9). Di latar belakang bisa terlihat Tokyo Skytree berpendar dengan cahaya biru.

Hari 6475, ditemani sunyinya udara metropolitan malam.
Senin, 31 Desember 2012, 23:37 (UT+9)
35°43'18.51"N, 139°48'05.43"E
Lanjutkan baca »

Article#124 - Kutipan Hari Ini

"Keharmonisan tak akan tercapai jika masing-masing pihak hanya mengurusi haknya. Dengan membuat tiap pihak mengurusi kewajibannya lah, setiap pihak akan menerima haknya, dan harmoni akan terjaga."
 ~dikutip dari Annie Werr, pada 25 Desember 2012, 20:17 (UT+9)


Lanjutkan baca »

Selasa, 25 Desember 2012

Article#123 - Sekeping Kecil Yang Terpinggirkan

Kau lihat dia, mengambang di angkasa
Seolah mengajak tanganmu untuk meraihnya
Dengan anggunnya mengapung bahagia
Menuju haribaan dunia fana
Kepada jiwa-jiwa di bawah sana
Yang merangkaikan sejuta harapan
Apakah keping itu pernah tersadar?
Bagaimana ia nanti akan dimanfaatkan?
Apakah ia akan menjadi keping yang memunculkan bahagia,
Atau hanya memunculkan sengsara?
Apakah keping itu pernah memperhatikan dunia?
Tempat kemana ia dijatuhkan
Dengan berjuta drama dan balada penghias
Yang kadang diliputi jiwa yang ganas
Dan diorama yang bertutur balas
Seolah berseru, "Jangan pernah datang!"

Jika keping itu tahu kemana ia berkelana
Masihkah ia menanti dengan keingintahuan?
Masihkah ia bergumul dalam harapan?
Atau justru akan membuka tabir kegelapan
Dan menggantinya dengan keceriaan?

Dan kau lihat dia, keping yang terhempas
Yang dimana-mana layaknya debu dan ampas
Dari pucuk tajam bebatuan dan cadas
Yang tajam menusuk layaknya pecahan gelas
Hingga rerumputan yang meski tak keras,
Tetapi darinya ia tak bisa bebas
Banyak juga diantara mereka yang sampai di puncak teratas
Dan menyambut keping dengan antusias
Dan berseru, "Jadilah yang teratas!"
Tetapi lebih banyak lagi yang terserak terbias
Dan bahkan tak sempat menjadi penghias
Yang tersisihkan oleh mereka yang ganas
Yang menghilang tanpa pernah jelas
Yang hanya bisa mengharapkan keping yang sedang lemas
Yang masih melayang indah diatas
Jadilah keping yang kuat nan tegas,
Yang tak pernah bisa dilumpuhkan atau ditebas
Supaya keberadaan kami semua yang tertindas
Bisa terbayarkan dengan sempurna, lunas

And when you feel the world never gives the light, 
Say to yourself and proclaim, To live what is right, And not to leave them behind
Always be ready to face all battles of this life

And soon there will be light of the bright blue sky,
Which everyone were waiting, so live with your might, be cheerful of yourself
Never let that warm smile go

Get up and strive, for all the stories of the nice life that has waiting you forth
Never give up, the life will never wait, and don't you ever let it go



Hari 6469, di tengah alunan melodia dan kecamuk cuaca.
Rabu, 26 Desember 2012, 01:32 (UT+9)
38°16'40.69"N, 140°51'05.98"E
Lanjutkan baca »

Jumat, 21 Desember 2012

Article#122 - Kutipan Hari Ini

"Kalau mau diri berkembang, jangan diam di tempat, bergeraklah."
~dikutip dari Sam Werr, pada Selasa, 18 Desember 2012, 14.32 (UT+9)

Lanjutkan baca »

Sabtu, 15 Desember 2012

Article#121 - Indonesia dan Cerita Di Balik Layar: Sebuah Tulisan

Seiring berlalunya hingar-bingar konyol mengenai tanggal yang katanya 'cantik' dan (seperti tanggal lainnya) hanya terjadi sekali seumur hidup (sebagaimana saya pasang di tulisan sebelumnya), saya menemukan sebuah artikel dari pengurus akun Facebook milik Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang), tentang hari HAM internasional, yang dilangsungkan pada 10 Desember 2012.

Tambahan: antara malam 14 Desember 2012 dan siang 15 Desember 2012 bertepatan dengan 1 Shafar 1434 dalam penanggalan Hijriyah, yang dipersingkat menjadi 1/2/34. Silakan lihat sumber.

Dari Agama Hingga Sepakbola: Refleksi Hari HAM Sedunia

Sebagian dari kita mungkin sudah pernah menjelajah Indonesia, tapi saya yakin lebih banyak lagi yang belum pernah. Saya saja seumur hidup baru 3 kali pergi keluar pulau Jawa dan ke Jepang merupakan keempat kalinya saya keluar pulau Jawa. Entah kenapa, hari HAM se-dunia yang jatuh pada hari ini ingin sekali mengajak teman-teman untuk mengelilingi Indonesia.
Eits, nanti dulu kelilingnya bukan untuk melihat keindahan bukan pula untuk melihat keramahan, namun untuk melihat keprihatinan yang terjadi akibat pembiaran/pelanggaran HAM di negeri yang katanya bermoral ini. Kadang kita harus lihat yang seperti itu, bukan??
Kalau siap, mari ikut bersama saya!

Mari kita terbang ke ujung timur Indonesia, Propinsi Papua. Di tanah Papua yang elok ini, darah tidak berhenti mengalir. Saling bunuh antara aparat dengan kaum (katanya) pemberontak sudah membuat tanah-tanah di Papua berangsur memerah.
Belum lagi ancaman kelaparan di daerah terpencil, ingat kelaparan di Yahukimo? Atau perang suku yang seringkali terjadi dan seringkali menewaskan masyarakat. Ironi muncul ketika Papua, yang dahulu di zaman Soekarno begitu gencar propagandanya untuk bergabung dengan RI, kini menjadi sebuah ironi. Dengan tanah yang amat kaya dengan logam mulia, daerah yang baru bergabung dengan RI tahun 1961 ini kini menjadi salah satu daerah yang tertinggal secara infrastruktur di Indonesia. Kemana logam mulia itu pergi? Dibawa pergi ke Amerika sana. Lalu rakyat papua dapat apa? Hanya keributan dan gaji kecil.

Kejadian itu membuat saya seringkali bertanya dimana negara? Dimana realisasi isi pasal 33 ayat 3 dari UUD 1945? Sekali waktu pikiran semacam “Wajar Papua minta merdeka lah, jika negara membiarkan kejadian tersebut berlarut-larut” hadir di pikiran saya.
Yah kalaupun Papua merdeka, maka kita cuma bisa mengelus dada dan menyesal, “Seandainya dulu kami lebih menghargai mereka!”

(Permasalahan ini bukan hanya ada di Papua, tetapi juga sesekali merebak di daerah lain, terutama Kalimantan. Wikipedia bahasa Inggris bahkan telah memiliki laman berjudul 'Kalimantan Borneo', yang merujuk kepada 'persamaan nasib' antara Kalimantan Indonesia dan Kalimantan Malaysia sebagai daerah dengan pembangunan tertinggal.)

Kita lanjut lagi terbang ke Madura, kali ini mereka yang beragama yang melakukan perampasan terhadap hak hidup manusia dan sekali lagi negara abai terhadap ini semua. Kelompok agama sekte tertentu diserang oleh kelompok mayoritas, dan mengakibatkan enam orang tewas menurut catatan pers. Saya cukup tahu lah, permasalahan agama ini sensitif, tapi apakah harus membunuh jika ada yang berbeda dengan kita? Apakah kita dalam kondisi berperang sehingga bunuh membunuh menjadi wajar?
Saya harus mengatakan: Negara abai dalam kasus ini.

Saat terbang ke arah barat, pesawat saya tiba-tiba harus transit ke Solo. Di kota yang damai ini lagi saya mendengar berita tidak mengenakkan: Seorang pesepakbola tewas karena tidak mampu berobat akibat gajinya tidak dibayar. Duh! Apalagi ini? Ini pesepakbola loh! Sekali lagi PESEPAKBOLA yang katanya hidup berkecukupan. Nyatanya rumah sakit, yang di Jepang ini menjadi penolong ketika sakit, di Indonesia menjadi pembunuh paling kejam bahkan lebih kejam dari urband legend macem Jason X atau bahkan tukang jagal macam Rian.
Sekali lagi: Negara dan PSSI menganggap kejadian itu sebagai business as usual.

Lewat Banten, meskipun cuma lewat doang tapi lumayan saya melihat rumah-rumah terbakar akibat kejadian penyerbuan ke Cikeusik. Masih inget dalam pikiran saya ketika video di youtube menayangkan massa dengan beringas membunuh tiga orang yang (katanya) berafiliasi dengan kaum minoritas dengan sangat keji (bahkan saking kejinya saya tidak mau mendeskripsikannya).
Terus sekarang kasus ini kelanjutannya gimana ya?

Perjalanan saya harus berakhir di Lampung Selatan, saat saya bertemu dua kampong yang bertikai tanpa ampun menghajar satu dengan yang lain. Ratusan orang memegang golok, sebagian menenteng bambu runcing dan beberapa siap dengan batu dan bensin. Ratusan orang mengungsi kehilangan tempat tinggal. Belasan orang tewas beberapa diantara mereka yang tewas memiliki anak dan istri yang entah akan hidup seperti apa kelak.

Dan presiden masih saja menjaga rambut dan gaya berdirinya agar tidak berantakan.
Saya kadang menertawakan diri saya dan juga Indonesia. Kok negara saya kok masih seperti ini ya?! Ratusan orang bunuh-bunuhan dan mereka (masyarakat) masih menganggap hal tersebut biasa. Ratusan kasus dilaporkan namun tidak ada kejelasan?! Kadang saya ngejek: katanya mau jadi negara maju di 2030 tapi mentalnya tidak mendukung sama sekali. Sama sekali.

Saya tidak membayangkan kejadian tersebut terjadi lagi, tidak juga negara kita menjadi negara tanpa pelanggaran HAM, karena hal itu tidak mungkin. Tapi yang saya bayangkan, sekaligus saya prihatinkan, adalah sikap kita sebagai masyarakat dan negara ini yang menganggap remeh semua kejadian itu. Wajar ada skeptisisme di dalam masyarakat kita: “Ini kok negara lain yang lagi menderita cepet banget ngebantunya, giliran kemarin tragedi Lampung atau Madura boro-boro dibantu, dibaca aja kagak!”

Eits, saya bukan bermaksud “Jangan membantu yang jauh” tapi hendaknya kita prihatin juga dengan kasus-kasus di dalam negeri. Jangan sampai kita hanya melihat headline tanpa “membacanya”. Jangan sampai Papua lepas hanya karena merasa sendirian atau jangan sampai ada orang beranggapan “Indonesia sudah tidak aman bagi kami!”
Kalau sudah ada yang seperti itu, maka pemimpin kita sudah berdosa dan mungkin kita juga berdosa.

Saya berikan ilustrasi: kemarin bek MU, Rio Ferdinand dilempar koin oleh fans tim Manc. City sehingga mengakibatkan pelipisnya berdarah. Reaksi masyarakat? Ramai-ramai mengutuk kejadian tersebut, bahkan dengan cepat proses hukum dan sangsi administratif menghukum tim Manchester City. Saya yakin, kalau sampai ke telinga ratu Inggris, fans yang bersangkutan bakal dihukum tidak boleh masuk stadion seumur hidup. Itu di Inggris. Sekali lagi di Inggris, dimana mereka tidak mengaku negara pancasila nor agamis.

Saya berharap di hari HAM ini, kita semua betul-betul meresapi arti seorang manusia, sebagai seorang ayah, ibu, suami, istri, anak ataupun kerabat dari orang-orang di sekeliling mereka. Jangan-jangan pemerintah kita abai karena refleksi dari masyarakatnya yang abai. Masyarakat yang sensitive ketika tren di sosial media meningkat, atau dengan kata lain masyarakat yang hanya ikut-ikutan tren tanpa tahu esensi hari HAM ini. Saya berharap kita semua bahu-membahu dan belajar nilai sebuah HAM dari masyarakat di tempat kita tinggal sekarang ini. Masyarakat atheis yang pemerintahnya masih bisa memanusiakan manusia.
Selamat hari HAM bagi yang merayakan.
Salam
Tim Kastrat PPI Jepang

disadur dari catatan laman Facebook PPI Jepang pada Selasa, 11 Desember 2012, 20:19, dengan beberapa perubahan. Untuk tautan tambahan, mungkin perlu membaca link berikut: (1) (2) (3).
Mohon ketiga tautan tersebut ditanggapi dengan bijak, bagi kebaikan Indonesia bersama.
Lanjutkan baca »

Rabu, 12 Desember 2012

Article#120 - 12, dan kini pun jadi duabelas

Tulisan kali ini terinspirasi dari merebaknya virus 12-12-12 yang menunjukkan tanggal saat tulisan ini dipublikasikan (dan sedikit banyak pula melanjutkan postingan tahun lalu tentang fenomena yang mirip). Banyak orang bilang tanggal-tanggal 'langka' semacam ini adalah tanggal keberuntungan atau apalah, saya tidak ingat. Yang pasti, sudah cukup banyak kejadian yang terjadi pada tanggal ini, dan tidak semuanya menyenangkan, tentunya. Tidak akan dibahas disini, hal-hal semacam 'Saya nembak si dia :))', karena bukan itulah esensi dari dihadirkannya tulisan ini. Meskipun, saya cukup yakin, banyak yang melakukan hal sejenis itu. Berikut fakta (menurut sumber sejarah) mengenai tanggal 12 Desember:
  • Sejak 12 Desember, terdapat 19 hari menuju tahun berikutnya.
  • Pada 12 Desember 1098, di episode pertama Perang Salib (The Crusade), terjadi pembantaian di kota  Ma'arrat al Nu'man (35°38′N 36°40′E), dimana pasukan Salib membantai ribuan penduduk kota, dan melakukan kanibalisme akibat kekurangan makanan.
  • 12 Desember 1897 menjadi tanggal didirikannya kota Belo Horizonte, Brazil. Pada tanggal ini juga, tahun 1911, India meresmikan kota Delhi sebagai ibukotanya, menggantikan Kalkutta.
  • Tanggal 12 Desember 1915 adalah dimana Presiden China yang ssedang berkuasa, Yuan Shikai (袁世凱) mengutarakan niatnya untuk mengembalikan status monarki China, yang diresmikan 10 hari kemudian, dan luluh setelah 3 bulan bertahan.
  • 12 Desember 1941 menjadi tanggal dimana Adolf Hitler bertemu dengan petinggi Nazi dan membicarakan Holocaust dalam pertemuan Reich Chancellery. Pertemuan ini disebut sebagai langkah realisasi Holocaust oleh Nazi.
  • SEA Games pertama tahun 1957 (waktu itu bernama Southeast Asian Peninsular Games) digelar pada 12 Desember di Bangkok, Thailand.
  • Kenya merdeka pada tanggal ini, tahun 1963, dari Kerajaan Inggris. Pada tahun 1979, negara Rhodesia Selatan, bekas jajahan Inggris kembali dalam kekuasaan Inggris hingga merdeka sebagai Zimbabwe, 4 bulan kemudian.
  • Pada tanggal itu pula tahun 1979, terjadi gempa berkekuatan 8,2 SR di dekat Tumaco, Kolombia, yang memicu tsunami yang pada akhirnya menewaskan hingga 600 orang.
  • Tanggal ini juga merupakan tanggal lahir Frank Sinatra (1915-1998), penyanyi sekaligus aktor AS, serta Daniel Agger (1984-..), pesepakbola Denmark.
  • Pada 12 Desember 1988, terjadi tabrakan antar kereta di Clapham, London. Tabrakan tersebut menewaskan 35 orang dan mencederai hingga 500 orang, dan dikenang sebagai salah satu tragedi kereta terburuk di Inggris.
  • Pelawak Indonesia, Basuki, wafat pada 12 Desember 2007.
  • Pada 12 Desember 1992, terjadi gempa berkekuatan 7,8 SR di dekat pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, yang memicu tsunami hingga setinggi 36 meter dan menewaskan hingga 2.100 orang.
Apa yang membuat saya selalu bingung adalah kenyataan bahwa selalu saja orang mengatakan anggal ini istimewa, cantik, dan terjadi sekali seumur hidup. Seperti yang dikatakan salah satu nama yang muncul di berada akun Twitter saya, tanggal lain juga hanya terjadi sekali. Dan yang mau jadian lah, menikah lah, jangan jadikan kepercayaan akan 'nilai keramat' tanggal tersebut sebagai dasar penentuan tanggal. Walaupun memang percuma sih, kalau bicara di harinya. Tapi kasihan para jomblo tuh. Kenapa harus ribut? Dan lagi, sistem tanggal ini sendiri kan disusun oleh manusia, maka amatlah mengherankan jika seorang mengharap keberuntungan yang bermula dari hasil 'rancangan' orang lain. Bagaimana menurut kalian?
(:g)
Lanjutkan baca »

Senin, 10 Desember 2012

Article#119 - Kutipan Hari Ini

The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong. — Orang lemah tak bisa memaafkan. Memberi maaf adalah ciri orang yang kuat.” 

~dikutip dari kata-kata Mohandas Karamchand 'Mahatma' Gandhi, pada Senin, 3 Desember 2012, 23.28 (UT+9)


Lanjutkan baca »

Minggu, 09 Desember 2012

Article#118 - Sebuah Keisengan: Sajak Cinta Secara Ilmiah

Wah, mungkin judulnya memang sedikit 'merana', tetapi percayalah, tidak ada hubungannya dengan kegalauan. Paling tidak, tak ada hubungannya dengan penulis.
Berikut ini hanya kumpulan sajak bertema cinta, kumpulan dari dunia maya. Dibaca saja.

Sajak Cinta Matematika
Tiga minggu yang lalu…
Untuk pertama kalinya kulihat kau berdiri tegak lurus lantai
Kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 4 cm
Saat itulah kurasakan sesuatu yang lain dari padamu
Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5×5

Satu minggu kemudian aku bertemu kau kembali…
Kurasakan cintaku bertambah,
bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga
Limit cintaku bagaikan limit tak hingga
Dan aku semakin yakin,
hukum cinta kita bagaikan
hukum kekekalan trigonometri sin^2+cos^2 = 1

Kurasakan dunia yang bagaikan kubus ini menjadi milik kita berdua
Dari titik sudut yang berseberangan,
kau dan aku bertemu di perpotongan diagonal ruang

Semakin hari kurasakan cintaku padamu
bagaikan grafik fungsi selalu naik yang tidak memiliki nilai ekstrim.
Hanya ada titik belok horizontal yang akan selalu naik
Kurasakan pula kasihku padamu
bagaikan grafik tangen (90° < x < 270°)

Namun aku bimbang…
Kau bagaikan asimtot yang sulit bahkan tidak mungkin kucapai
Aku bingung bagaikan memecahkan soal sistem persamaan linear
yang mempunyai seribu variabel dan hanya ada 100 persamaan
Bahkan ekspansi baris kolom maupun Gauss Jordan pun tak dapat memecahkannya


Sajak Cinta Fisika
Archimedes dan Newton tak akan mengerti Medan magnet
yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc^2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku

Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa
maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat
aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai sepasang gaya dengan kecepatan angular yang tak
terbatas

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan
gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi
hukum kekekalan di antara kita

Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang
sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya

Inilah resultan momentum cinta kita…


Sajak Cinta Gombalan Kimia
Kamu mau ngajarin aku nggak ?
Aku gak ketemu nih nyari entalpi.
Kenapa ya rumus entalpi gak bisa buat nyari perubahan cintaku ke kamu ? *kalo rumus entalpi buat ngrubah ipeka kamu, bisa gak? :P

Kamu tahu kan kalau ikatan hidrogen itu kuat banget ?
Bahkan lebih kuat dari ikatan Van der Waals.
Tapi kenapa ya para ahli kimia belum tahu kalau ikatan kita jauh lebih kuat?

Tidak ada bilangan kuantum yang bisa mengukur cintaku padamu.

Aku tak peduli berapa atom yang dibutuhkan atom C dan atom H untuk berpasangan membentuk senyawa
Yang aku tahu,cukup 1 atom Me dan 1 atom U untuk membentuk senyawa Us.

Aku juga tak peduli berapa banyak elektron bebas yang dibutuhkan untuk H berikatan dengan O
Yang kutahu hanya elektron cinta yang membuatku berikatan denganmu.

Kalau ikatan cinta kita itu kovalen,
maka gak ada kalkulator yang sanggup menghitung energi ikatan untuk memutuskan cinta kita,
kecuali atom cinta kita sendiri yang memutuskannya.

Tahu gak kenapa senyawa cinta kita gak bisa jadi ikatan ion ? baik (+) maupun (-)
Karena aku nggak ingin melepas elektron cintamu maupun menyerap elektron cinta atom lain.
Aku ingin menjadikan cinta kita sebagai ikatan kovalen,
Ingin kita berbagi elektron cinta, dan saling melengkapi.


Sajak Cinta Biologi (1)
Untuk dirimu yang ternyatakan dalam disurat ini
Pantas rasanya jika ku ibaratkan bagai plasma darah
Yang membasahi seluruh komponen tubuhku

Rasa ini terus berdenyut
Bersama jantung yang tak hentinya memompakan darah bersama hemogoblin cinta
Yang aliran darahnya menyeruak diseluruh tubuhku
Derasnya tak terbendung
Dan meluap disetiap bilik dan serambi

Untuk dirimu yang ternyatakan dalam disurat ini
Entah kode genitik apa yang tersimpan ditubuhku
Tapi saraf sensorikku merangsang indra penghilat untuk menatapmu

Menangkap bahasa tubuhmu
Membisikan ditelinga samudera bahwa aku menyukaimu
Membisikan ditelinga dunia bahwa aku mengagumimu
Membisikan ditelinga semesta bahwa aku membentangkan cinta untukmu


Sajak Cinta Biologi (2)
Kebersahajaanmu menetralkan setiap racun ditubuhku
Memusnakan sel kanker di otakku
Ketika sinar dirimu tertangkap jelas oleh retinaku
Tak mapu aku ingkari bahwa indah kepribadianmu mengacak susunan DNAku

Memperbaharui rangkaian kromosomku
Sulit bagiku untuk mendiagnosa fenomena yang menggelegar dihati
Dahsyatnya tak terungkap
Teori Darwin dan Mendel pun tak mampu menjabarkannya

Untuk dirimu yang ternyatakan dalam disurat ini
Aku mencintaimu dengan kokoh
Sekokoh akar menopang pepohonan
Aku mencintaimu dengan peka
Sepeka saraf menerima rangsang
Aku mencintaimu dengan pasti
Sepasti detak jantung yang mengisyaratkan usiaku

Inilah oksidasi cintaku untukmu
Semoga bisa ku hirup kembali oksigen kebahagian untuk saat ini, esok dan selanjutnya
Bersamamu…….


Sajak Cinta Programmer
Entah darimana harus ku mulai, yang jelas kau harus tau, inilah source code sesungguhnya dari program hatiku saat ini.
Sebuah program yang telah terinfeksi virus baru dari sebuah software ayu.

Serat-serat optik jiwaku telah membaca satu alur algoritma indah dalam hidup. Sebuah pancaran gelombang I/O dari dirimu telah meng-hack setiap track disk kepalaku...
Menginfeksi setiap folder dan file yang ada diotakku... Merubah dan mengunci setting bios diriku...
Dan menampilkan satu screen saver terindah dalam hidupku. Dan kau harus tau, screen saver itu ternyata adalah dirimu...

Kabel-kabel data sukmaku terus mengalirkan gelombang itu, gelombang yang setiap hari kian menguat... Yang aku sendiri tak tau gelombang apa itu... Yang aku tahu, gelombang itu memang terpancar dari dirimu... Dan kini telah terbentuk satu alur data yang jelas berbeda...

Aku masih bingung apa artinya ini semua, entah hacker seperti apa dirimu yang telah berhasil menembus sistem pertahanan operating system diriku dengan sedemikian
mudahnya...
Atau hanya aku saja yang terlalu bodoh?

Entah kau sadar atau tidak, kau yang telah menciptakan software baru itu! Aku tahu itu!
Dan akupun tahu, aku takkan pernah dapat membuktikan semua itu, tapi aku dapat membuktikan jika aku memang telah benar-benar terinfeksi oleh software itu!
Terus terang aku tersiksa! Setiap hyperlink yang aku klik, semuanya tertuju padamu, setiap tombol yang aku tekan, selalu memunculkan namamu, setiap executable yang aku eksekusi hanya membuat setiap side memoryku terpenuhi oleh byte-byte gelombangmu!
Tak mampu aku menembus password yang kau buat...
Ah, mungkin ini hanya akan menjadi satu bahan tertawaanmu bersama kawan-kawanmu, lalu tak lama memenuhi recycle bin-mu.
Namun, aku harap, kau mau mengerti ini semua, dan bersedia memberikan password itu untukku...
Karena aku tahu, tak mungkin aku dapat mencuri password itu, kecuali kau sendiri yang mau memberikannya untukku...
Ya, hanya untukku...

Sajak Cinta versi resmi (kata sumber ini anak IPS punya, tapi tidak juga ah)
Hal : Penawaran Kesepakatan

Saya sangat gembira memberitahukan Anda bahwa saya telah jatuh cinta kepada Anda terhitung tanggal 4 Desember 2012.
Berdasarkan rapat keluarga kami kemarin pukul 19.00 WIB, saya berketetapan hati untuk
menawarkan diri sebagai kekasih Anda yang prospektif.
Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap permanen.
Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan terlebih dahulu on the job training secara intensif
dan berkelanjutan. Dan kemudian, setiap tiga bulan selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa kerja
yang bisa menuju pada pemberian kenaikan status dari kekasih menjadi pasangan hidup.
Biaya yang dikeluarkan untuk kerumah makan dan belanja akan dibagi 2 sama rata antara kedua belah
pihak. Selanjutnya didasarkan pada performa dan kinerja Anda, tidak tertutup kemungkinan bahwa saya
akan menanggung bagian yang lebih besar pengeluaran total.
Akan tetapi, saya cukup bijaksana dan mampu menilai, jumlah dan bentuk pengeluaran yang Anda keluarkan
nantinya.
Saya dengan segala kerendahan hati meminta Anda untuk menjawab penawaran ini dalam waktu 30 hari
terhitung tanggal penerimaan surat . Lewat dari tanggal tersebut, penawaran ini akan dibatalkan tanpa
pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja saya akan beralih dan mempertimbangkan kandidat lain.
Saya akan sangat berterima kasih apabila Anda berkenan untuk meneruskan surat ini kepada adik
perempuan, sepupu bahkan teman dekat anda, apabila Anda menolak penawaran ini.

Demikian penawaran yang dapat saya ajukan dan sebelumnya terima kasih atas perhatiannya.

Hormat saya,
Bakal calon pasanganmu


Bonus: Surat antara Tukang Buah dan pacarnya, tukang sayur
'wajahmu memang manggis,
watakmu juga melon-kolis,
tapi hatiku nanas karena cemburu,
sirsak napasku,
hatiku anggur lebur,
ini delima dalam hidupku,
memang ini juga salakku,
jarang apel malam minggu,
ya tuhan,
mohon belimbing-mu,
kalo memang perpisangan ini yg terbaik untukku,
semangka kau bahagia dgn pria lain...
Sawonara....'
dari: durianto

surat balasan dari pacarnya, sang tukang sayur:

'membalas kentang suratmu itu,
brokoli sudah kubilang,
jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai,
jagungmu gak pernah di cukur.
Disuruh dateng malam minggu, ehh nongolnya hari labu.
Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare,
kalo mo nelpon aku aja mesti ke wortel .
Terus terong aja,
cintaku padamu sudah lama tomat...
Jangan kangkung aku lagi,
cabee deeehhhh!!!

Jika kalian punya sajak cinta untuk versi disiplin ilmu lain, silakan hubungi penulis.
Lanjutkan baca »

Sabtu, 08 Desember 2012

Article#117 - Balada Akhir Tahun: Kosongnya Jiwa, Kosongnya Dompet

Apa benar saatnya telah tiba?
Ketika ember-ember bertebaran di kalender,
Dan ujian-ujian pun datang berjejer
Membuat saya senantiasa minder
Dan selalu merasa masih kuper

Ya Tuhan, jika tahun baru benar-benar akan mampir
Dan saya tak bisa sedikitpun mangkir
Maka di tahun ini, yang hampir berakhir
Uang saya, izinkanlah ia mampir
Karena tanpanya, saya layaknya butiran pasir
Yang meskipun nampak berdesir, hanya bisa minggir.

Jadi kini, telah sampai pada bulan Desember 2012. Bulan terakhir dari rangkaian bulan dalam satu tahun kalender Masehi. Bulan yang, dahulu kala, ketika dinosaurus masih berkuasa (weits, nggak se-jadul itu juga), diprediksi menjadi bulan dimana kiamat terjadi. Macam-macam lah, kata orang. Pada sampai berbusa gitu ngomongnya. Kadang kasian juga, soalnya rasanya saya kagak pernah perhatikan mereka waktu mereka berkoar-koar tentang semua itu. Tanggal cantik lah, kiamat lah, bosan nian euy. Jangan harap saya bakal dengerin kalian dengan muka sok imut kayak Mr. Bean hampir kesedak ikan dan jawab, "Wah, bener juga ya!". Mimpi itu. Boleh sih bermimpi, kayak kata pepatah, 'Bermimpi setinggi mungkin', meskipun saya sendiri nggak pernah bener-bener tahu musti setinggi apa. Apa harus setinggi Monas, setinggi pohon tauge, entahlah. Tapi bukan mimpikan saya juga lah. Apalagi kite kan sesama cowok. Nggak sudi lah eyke.. eh?! Wahduh.

Lagipula, saya tak sempat pikir hal semacam itu.. Boro-boro mikir masalah kiamat, masalah tanggal cantik, tanggal ganteng rupawan.... mikir besok makan apa aja, masih bingung setengah idup. Rasanya sedikit kesal. Diamlah kalian yang sibuk membicarakan kiamat; untuk itu saya bisa dengan mudah berteriak: Lupakan, semua itu bohong belaka! Tetapi bagi yang mengelu-elukan tanggal cantik, entah 12-12-12, 20-12-2012, atau apalah itu, saya tak sanggup berkata apa-apa lagi. banyak orang di berbagai tempat di seluruh dunia telah menyiapkan tanggal yang disebut 'cantik' tadi, untuk melangsungkan berbagai hal istimewa. Entah pembukaan rumah sakit, entah pernikahan, macam-macam lah.
Kalau ente gimane, mungkin ada yang nanya ke saya.
Hah? Mana ada. Mending ada calonnya.
Apalagi sekarang ini, sementara saya mengetik tulisan aneh ini, adalah saat-saat dimana para jomblowan-jomblowati kelas akut mengalami gejala alergi cinta mendadak: pusing dan mual ketika berkelana di dunia maya, mandi kembang dua rupa, berbaring menggigil di tempat tidur, atau hanya merenung memandangi langit malam sembari meratapi nasib, yang dingin kesepian di tengah malam. Saya sih mana mungkin begitu. Tentu saja, mana mungkin... tunggu, saya permisi sebentar. Saya sedikit pusing.

Eh, bukan bukan, saya nggak kena gejala alergi cinta akut yang tadi. Nggak... nggak salah juga sih. Lagipula mana ada yang semacam itu. Lupakan lah, saya pengen bahas balada yang lain. Pengennya sih sambal balada, lumayan buat dimakan mentah gitu malem-malem gini, biar hangat dikit tubuh. Tapi lagi habis stoknya (kayak pernah ada aja).

Oke, kembali ke topik awal.

Ya, sebagai bulan penutup tahun Masehi, Desember, termasuk yang satu ini, menjadi pojok refleksi bagi manusia-manusia yang setahun lalu dengan penuh semangat (atau, mungkin untuk beberapa yang tertipu, rasa takut kiamat) yang membentuk berbagai resolusi untuk tahun 2012. Dan, entah terasa atau tidak, 2012 akan segea pergi, membuka lembaran baru bagi 2013 untuk memunculkan diri secara nyata, untuk pertama kalinya di muka bumi, diiringi tangisan dan ucapan syukur penuh rasa bahagia dari orangtuanya.. (emangnya bayi..?). Dan seperti 'tradisi' yang tetap terjaga dari tahun ke tahun, orang-orang mulai beramai-ramai membuat harapan, resolusi, dan segala macam atribut lainnya dalam menyambut lembaran kalender baru, yang juga berarti tagihan baru untuk beberapa pihak.

Tetapi, nasib bocah-bocah tengil sedikit berbeda. Di tanah tempat si samurai terkenal itu—Date Masamune—dahulu membentuk sebuah perkampungan, Desember berarti mulai berdatangannya si putih yang indah dan membuat menggigil. Salju. Seiring 'bergeser'nya Matahari ke arah selatan, berkurangnya kuantitas energi dari matahari (entah akibat lama penyinaran ataupun 'ketinggian' matahari yang rendah) terus menurunkan suhu, dan membuat para bocah tengil makin terbenam dalam penggigilan berkepanjangan. Dan suhu dingin berkepanjangan akan 'memaksa' tubuh untuk memperbanyak debit aliran bahan baku energi terbarukan (baca: makanan).

Sebagai bocah-bocah tengil yang berjuang dalam ketidakpastian hidup, tentunya uluran dana dari ormas kemanusiaan siapapun yang rela dan tulus memberikan sebagian rezekinya merupakan anugerah yang tak terkira. Rasanya mungkin melebih bahagianya orang yang dapat nilai seratus di ujian, atau yang menang kompetisi olahraga tingkat nasional. Atau mungkin tidak seperti keduanya.
Tetapi, sedikit mirip dengan cerita bulan lalu, dengan 'ketergantungan' yang sedikit tinggi terhadap donatur, sayang sekali para bocah tengil musti nunggu si emak mengucurkan duitnya. Entah kenapa sekarang sedikit tersendat. Mungkin membeku akibat datangnya musim dingin, entahlah.

Kadang-kadang, si emak ini jadi tukang PHP sejati. Kepada bocah-bocah tengil, dijanjikan bahwa mereka akan kembali bisa menikmati gemerlap hidup dunia tiap beberapa taggal tertentu. Dan mereka akan memastikan tiket menuju kegemerlapan yang melenakan itu, supaya tepat waktu. Tetapi, seperti yang beberapa sudah menduga sebelumnya, tiket belum mengalir. Beberapa dari bocah tengil tersebut merasa seperti gadis-gadis yang terjerat daya pikat seorang playboy, yang membuat para gadis 'melayang' dengan janji-janji mereka (meskipun, tentu saja, tidak akan ada diantara bocah tengil yang terpikat secara romantis dengan si emak). Atau measa seperti warga yang termakan janji-janji seorang caleg dalam kampanyenya, meskipun mereka semua ragu si emak akan mau jadi caleg.

Pada akhirnya, di tengah malam yang sunyi dan bertabur si putih, bocah-bocah tengil mulai berusaha menghidupkan kembali malam-malam dingin yang kadangkala terasa hampa. Dengan jiwa yang hampa, akibat dingin yang membuat jiwa berkelana memfantasikan dunia kampung halaman yang hangat dan asri. Dan dengan dompet yang hampa, akibat terlalu dinginnya uang yang belum cair-cair juga, meskipun kami para bocah tengil masih berusaha meniup-niup si emak supaya menyalakan pemanas dan mencairkan uangnya.

Sudahlah, daripada meratapi nasib layaknya jomblo yang kesepian di malam minggu, saya persembahkan sedikit dokumentasi si putih yang mulai unjuk kristal secara sedikit terlalu cepat tahun ini. Semoga kalian tetap mensyukuri semua yang ada dan tak ada, dimanapun kalian berada!
 8 Desember 2012, 23:50 (UT+9). Credit to Fuad Ikhwanda
Lokasi yang sama seperti gambar sebelumnya, 24 menit kemudian.  Credit to Fuad Ikhwanda
Perumahan sekitar kompleks asrama. Credit to Fuad Ikhwanda
Sisi lain dari kamar penulis. Maaf jika kualitas gambar tak sebagus yang sebelumnya.

(atas dan bawah) Perbandingan jumlah salju dalam selang waktu 1 jam 44 menit.

Sudut pandang lain.

Kemungkinan ini yuki daruma—boneka salju—yang dibuat oleh orang dalam gambar sebelumnya.

Wah, apa main ke luar ya? Suhu udara 0°C sih, tapi lupakan dah. Sampai jumpa!
Lanjutkan baca »

Minggu, 02 Desember 2012

Article#116 - Belajar Sekaligus Mengajar, Sebuah Siklus Tanpa Akhir?

"Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat."
(Pepatah, sumber tak diketahui)
tetapi...
"Berhentilah menuntut ilmu, karena sesungguhnya ilmu tak bersalah."
(sumber tak diketahui)
gambar ini diambil dari artikel 42
Dua kutipan yang sekilas saling kontraproduktif diatas diputuskan dan disahkan untuk mengawali artikel kali ini. Untuk mengawali sebuah tulisan, yang bahkan si penulis sendiri tak yakin kemana juntrungannya. Tulisan yang penulisannya diniatkan untuk mengajak para pembaca berkelana melintasi dunia yang pernah/sedang dilalui, dunia pendidikan. Dunia pendidikan, yang meskipun seringkali dibenci, memberi banyak hikmah dan pengetahuan baru, di samping rekam jejak kehidupan yang menjadi berkilau dan keren, berkat polesan pendidikan. Pendidikan juga ditengarai sebagai salah satu faktor utama di balik sukses dan makmurnya sebuah komunitas, atau sebuah negara.
Tetapi, disini saya hanya akan bahas hal yang sederhana mengenai pendidikan.

Bicara soal pendidikan, tentu tak akan lepas dari yang namanya belajar-mengajar. Kegiatan ini sebenarnya memiliki banyak bentuk, dan banyak dipraktekkan oleh miliaran orang di seluruh penjuru bumi, kadang tanpa mereka sendiri sadar bahwa tindakannya itu adalah bentuk mengajar ataupun bentuk belajar. Lalu, mengapa banyak orang yang tak menyadari ketika ia sedang belajar, ataupun mengajar? Hal ini, berdasarkan pengamatan beberapa pengamat, dikarenakan dogma yang terbentuk dalam kebanyakan interaksi sosial warga Indonesia, secara tak langsung mendikte warga, bahwa belajar dan mengajar identik dengan ruang kelas. Tentu saja, sebenarnya maknanya lebih luas dari itu.
Tetapi, sebelum itu, apa sebenarnya belajar/mengajar itu? Berikut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akan keduanya:

belajar /bel·a·jar /v 1 berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membacaberlatih: ia sedang ~ mengetik; murid-murid itu sedang ~ karate; 3 berubah tingkah laku atau tanggapan yg disebabkan oleh pengalaman;~ jarak jauh Dikcara belajar-mengajar yg menggunakan media televisi, radio, kaset, modul, dsb, pengajar dan pelajar tidak bertatap muka langsung; ~ tuntas Dik pendidikan (pengajaran) yg dilakukan secara menyeluruh hingga siswa berhasil;
mengajar /meng·a·jar/ v memberi pelajaran: guru ~ murid matematika2 melatih: ia ~ berenang; Kakak ~ menari; 3memarahi (memukuli, menghukum, dsb) supaya jera; 

Oke, kalau itu definisi belajar dan mengajar menurut KBBI. Dari definisinya saja jelas, bahwa belajar bukan hanya sebatas mendengarkan penjelasan guru di kelas. Jauh, jauh lebih luas dari itu.
Ambillah sebuah langkah keluar di pagi hari, perhatikan berjalannya roda kehidupan sosial di masyarakat. Hanya dengan mengamati, kau bisa belajar banyak hal.

Kau bisa belajar konsistensi, keteguhan dan kesabaran dari pedagang, yang selalu siap datang pagi-pagi ke lokasi dagangnya, dan bersiap menyambut rezeki baru yang diberikan padanya hari itu, melalui konsumen yang senantiasa membutuhkan kehadirannya untuk menunjang sebagian kebutuhan hidup mereka. Kau bisa belajar bagaimana semangat yang sama, walaupun sedikit berbeda penerapannya, disandang oleh para karyawan dan pelajar yang sejak pagi buta telah sampai di lokasi perhentian angkutan umum, yang akan membawa mereka menuju tempat perjuangan mereka untuk meneruskan hidup.

Kau bisa belajar dari sebuah pohon besar di pinggir jalan, tentang membentuk akar kehidupan yang kuat supaya bisa tetap bertahan di tengah derasnya hujan badai dan teriknya sinar matahari. Bahkan dengan semua terjangan itu, sang pohon besar masih mampu memberikan kesejukan dan tempat berteduh bagi orang-orang yang berada di dekatnya, yang tenggelam dalam rutinitasnya di tengah kerasnya dunia jalanan. Meskipun sang pohon hanya mendapat asap knalpot dan debu, atau bahkan paku-paku untuk memasang iklan liar yang merusak keindahannya. Dan bahkan kau juga bisa belajar dari awan, yang berarak di angkasa. Pernahkah kau perhatikan, bagaimana awan tak pernah berkelana sendirian? Selalu ada paling tidak beberapa awan, entah besar atau kecil, yang menemani sebuah awan dalam mengarungi langit. Kebersamaan membuat kelompok awan itu tetap ada, tak kalah oleh deru angin atau sinar matahari. Bahkan dengan itu, mereka bisa 'mengumpulkan' awan-awan lain, dan menghimpun kekuatan untuk membangun awan yang besar, yang pada gilirannya mencurahkan hujan atau salju di berbagai daerah di muka bumi.

Haissh, malah jadi melantur. Tapi tetap nyambung, mudah-mudahan. Intinya, belajar bisa dimana saja, kapan saja, dari mana saja. Kalau dia mendapat lebih banyak ilmu dari sekolah yang relatif 'sebentar' dibanding di luar sekolah, artinya waktunya di luar sekolah kurang dimanfaatkan, atau dia terlalu sibuk belajar (dengan gaya konvensional) di kelas.

Lalu, mengajar? Mungkin di hati kecil sebagian dari kalian sejenak terbersit, Apa asiknya mengajar? Saya pernah menghadapi beberapa saat semacam ini, terutama ketika guru (biasanya wali kelas) saya menanyakan cita-cita. Komentar mereka, yang paling ingat sampai sekarang, adalah sebaris kalimat singkat ini: "Tidak ada yang mau menjadi guru?". Bagi beberapa siswa, sepertinya tidak salah kalau tidak mau menjadi guru. Toh, cita-cita mereka sudah diatur begitu tinggi, mengapa harus menjadi guru? Tetapi ketika membayangkan alasan tersebut (dan alasan lainnya, misalkan 'capek', 'sibuk'), lalu mengingat mimik sang guru ketika bertanya tadi, dan mengingat bagaimana mereka mengajar selama ini di kelas, rasanya jadi muncul sedikit ironi.

Bukan karena mereka tak ingin menjadi guru, tetapi karena alasan di baliknya. Terkadang, dengan banyaknya profesi yang terlihat 'menjanjikan' ataupun 'keren', ada saat-saat dimana guru kurang mendapat tempat di hati para siswa. Padahal guru itu sebuah pekerjaan yang mulia. Yang membantu ketika dengan memberi pengetahuan tentang dunia di sekitar, yang mungkin belum tentu bisa diberikan orangtua karena perbedaan bidang keilmuan. Yang membantu mayoritas anak-anak muda dalam membentuk interaksi sosial yang seimbang dengan sesamanya, yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Tak heran, topik guru sering diangkat dalam lagu hasil bentukan para penulis lagu Indonesia, khususnya lagu untuk pendidikan, disamping tema pemandangan alam atau keluarga. Bahkan, tanpa menjadi guru secara 'resmi' (yaitu tanpa mengajar di kelas, sebagaimana definisi yang umum dipahami masyarakat), banyak manfaat yang bisa diperoleh dari mengajar. Bahkan mengajar yang tak langsung, lewat nasihat atau bahkan sindiran, juga memberi manfaat, entah ke pengajar atau orang yang diajar Salah satu contohnya dulu pernah saya pasang di artikel 10.

Untuk bagian terakhir dari artikel ini, saya hanya ingin berbagi sedikit cerita. Saya sendiri, dulu, juga memandang dunia mengajar sebagai dunia yang 'tidak seru' dan 'membosankan'. Padahal, tanpa saya sadari pula, saya terkadang sedikit-banyak 'mengajar': biasanya ketika ada yang menanyakan solusi sebuah soal, atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan pengetahuan.

Bahkan, baru di masa MAN lah saya menyadari bahwa semua itu sebenarnya adalah contoh kecil dari sebuah mengajar. Selain itu, karena berkecimpungnya saya di dunia olimpiade, khususnya astronomi, saya mulai sering ditanyai oleh beberapa 'adik kelas' yang ingin mengenal lebih jauh tentang astronomi, baik dalam lingkup sekolah ataupun di media sosial. Meskipun memang, yang terakhir ini baru banyak dilakukan setelah saya menjejak tingkat terakhir di MAN, dan juga setelah kelulusan.

Dari semua adik kelas itu, ada seorang, yang sudah begitu rajin bertanya-tanya mengenai astronomi, bahkan ketika saya baru kelas sebelas. Frekuensi bertanyanya, yang saya yakini bertaraf 'Lebih dari sekadar menyebalkan' bagi sebagian besar orang, apalagi bagi seekor beruang yang sudah ingin segera berhibernasi seorang siswa yang ingin segera bergegas ke kantin dan tidak mau waktu makannya terpotong.
Tak tahan, akhirnya saya mulai meladeni sedikit demi sedikit pertanyaannya, yang berlimpah, entah darimana ditambang. Mungkin nyolong sedikit dari Grasberg. Yang mengherankan, seiring berjalannya waktu, saya makin terbiasa meladeni pertanyaan adik kelas yang ingin bertanya, berdiskusi, atau sekadar menanyakan sudut pandang saya dalam menyikapi sebuah fenomena sosial. Saya bisa menghabiskan waktu sejam hanya untuk berbual tanpa juntrungan, yang tadinya saya maksudkan sebagai ucapan motivasi.

Dari mengajar, kita bisa belajar banyak hal. Belajar mendengarkan pendapat orang lain, karena tidak selama pendapatmu benar. Belajar menyikapi dengan kesabaran, karena mereka datang dengan semangat mendapat ilmu. Belajar menyampaikan, supaya maksud ucapanmu bisa ditanggapi dengan baik. Dan banyak lagi yang lain.

Dan seperti sebelumnya dicatat, belajar bisa dari mana saja, termasuk dari mengajar. Dan dari pelajaran tersebut, kau bisa menerapkannya untuk mengajarkan kepada orang yang belum tahu, sambil kemudian mempelajari bagaimana cara pandang seseorang, dan juga cara yang baik untuk menanggapinya.

Teruslah belajar, tetapi jangan lupa untuk mengajarkan ilmu yang kau dapat. Supaya ilmu tersebut tak diam di tempat. Sebuah sumber pernah mengatakan, celakalah orang berilmu, yang ilmunya tak bermanfaat bagi orang di sekitarnya. Memang ini adalah siklus yang tiada berakhir. Tetapi karena siklus tersebut bergelimang manfaat, apakah pantas untuk ditinggalkan?
(:g)
Lanjutkan baca »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...