Sabtu, 30 Juni 2012

Article#70 - Kutipan Hari Ini

"Di dunia ini banyak yang tak bisa dihakimi semata-mata dengan benar atau salah. Juga banyak yang tak bisa dianggap semata-mata sebagai kenyataan mutlak atau ilusi belaka. Sayangnya, kebanyakan orang tidak sadar dan tetap terjebak di dalamnya."
~dikutip dari sebuah naskah yang belum dipublikasikan oleh Sam Wan, pada Sabtu, 30 Juni 2012, 22:54 (UT+7)


Lanjutkan baca »

Article#69 - Kisah Perpisahan Pak Guru

Kisah ini berasal dari sebuah SD di ibukota. Saat itu, salah seorang guru, Pak Bento, memutuskan untuk berhenti mengajar karena dia akan menikah. Karena Pak Bento sangat terkenal di SD itu, dibuatlah sebuah acara perpisahan untuk melepas kepergian Pak Bento. Pada akhir acara, beberapa siswa berbaris untuk memberikan hadiah kenang-kenangan kepada sang guru.
Pertama-tama, salah satu siswa, Pandu, memberikan sekotak kado kepada Pak Bento. Pak Bento tahu kalau ayahnya Pandu memiliki toko bunga, iapun mengguncang kotak itu sebentar, kemudian menyahut, "Ini isinya bunga, kan?". Terkejut, Pandu berkata, "Betul, pak." Semua siswa bertepuk tangan mendengar tebakan Pak Bento yang tepat.
Berikutnya datang teman Pandu, Juleha. Ayah Juleha memiliki toko roti, maka dengan mengambil kotak kado dari Juleha, Pak Bento menebak, "Pasti isinya roti." Juleha mengangguk malu, disusul tepuk tangan yang lebih ramai dari para siswa.
Dan, berikutnya giliran Sugeng. Dia memberikan kadonya kepada Pak Bento, yang menyadari bahwa kotak itu bocor. Karena Pak Bento tahu kalau ayah Sugeng memiliki sebuah kafe, ia memutuskan untuk mencicipi cairan yang keluar dari tempat yang bocor tadi. Karena rasa cairan itu belum pernah dia rasakan sebelumnya, dia bertanya kepada Sugeng. "Apa isi kotak ini Sugeng? Limun?" Sugeng menjawab dengan gelengan. Pak Bento mencicipi lagi, kemudian kembali bertanya. "Lalu apa? Soda? Minuman isotonik? Jus?" Sugeng akhirnya menjawab, "Ngg...isinya..anak anjing, pak."
Pak Bento sangat terkejut dan langsung lari ke kamar mandi.
Lanjutkan baca »

Jumat, 29 Juni 2012

Article#68 - Temuan Hari Ini: Kegalauan Ditemani Bintang-Bintang

Setelah melalui berbagai hari yang fluktuatif dan banyak lika-likunya (entah secara tersirat ataupun tersurat), akhirnya saya kembali di sini, di depan komputer, di tengah sunyi. Bingung memikirkan apa yang harus diisi di tengah kemelut jejaring sosial yang mendambakan liburan, saya memutuskan untuk berkelana di situs jejaring sosial mikroblog Twitter, ketika saya menemukan sebuah rangkaian kata-kata yang kata sang pencetus dimaksudkan untuk belajar, tetai tak bisa sepenuhnya lepas dari unsur galau.
Langsung saja, saya menghabiskan waktu bersih 5 menit untuk membuat gambar di bawah, yang merupakan kompilasi dari kicauan terkait dan sekitar 92 menit 25 detik lainnya untuk berinteraksi dengan dunia jejaring sosial... Maklum saya sedang nggak fokus. *halah
-Kredit diberikan kepada @ForumAstronomi di Twitter... Nggak masalah kan yo.
Sekali lagi, saya tidak ada sangkut pautnya dengan isi kicauan diatas. Saya hanya mengompilasikannya dan membagikannya kepada anda sekalian. Terima kasih.
(:g)
Lanjutkan baca »

Rabu, 27 Juni 2012

Article#67 - 5000 pengunjung....

Dengan hadirnya musim liburan, nampaknya makin banyak orang-orang memutuskan untuk pulang, melepaskan diri dari penatnya kehidupan, dan, tentunya, berlibur. Iyalah, namanya musim liburan jelas identik dengan banyaknya keluarga-keluarga yang memutuskan sudah waktunya mengunjungi berbagai objek wisata, yang juga dibarengi dengan banyaknya berita kemacetan, dan juga, banyaknya kenaikan harga dimana-mana. (Entah untuk liburan kali ini). Dan rupanya musim liburan ini sedikit banyak juga berkontribusi positif untuk durasi berbagai anak manusia untuk nangkring di depan komputer masing-masing, entah bermain atau berkelana di dunia aneh yang selama ini kita sebut internet.
Bukan, ini bukan dimaksudkan untuk menampilkan potret kehidupan sosial disekitar kita (Walau pada nyatanya memang sering begitu). Yang ingin saya tekankan disini adalah bahwa yang tersebut diatas adalah hasil penyidikan saya akan banyaknya pengunjung blog dalam sebulan terakhir. Terakhir kali artikel sejenis ini adalah pada 24 Mei 2012 lalu, dan hampir tepat 33 hari kemudian, atau pada 26 Juni 2012 pukul 12:16 WIB, kursi statistik kembali mencatat kenaikan hingga menembus angka 5000 pengunjung. Kalau di edisi sebelumnya saya mengaku terheran-heran, kali ini saya bahkan sudah tidak bisa heran lagi. Ya sudahlah, saya tidak akan protes juga..
Artikel berat selamjutnya akan ditampilkan sepulangnya saya dari perantauan. Selamat menanti....

Lanjutkan baca »

Sabtu, 23 Juni 2012

Article#66 - Kutipan Hari Ini

"The world we have created is a product of our thinking; it cannot be changed without changing our thinking - Dunia yang telah kita buat adalah produk pemikiran kita; ia tak akan berubah tanpa berubahnya pola pikir kita."
dikutip dari kutipan kata bijak milik Albert Einstein, pada Sabtu, 23 Juni 2012, 13:08 (UT+7). Bahasa asli tetap dipertahankan.

Lanjutkan baca »

Article#65 - Just read...Part.9

Cerita sebelumnya: Anton terbangun dengan menyadari dia mengalami kejadian yang tidak cukup pantas untuk dideskripsikan disini. Ketika dia termenung menyesali nasibnya yang berubah menjadi gila,ia justru makin terkejut ketika mendengar jeritan yang berasal dari lantai bawah. Rupanya Anton tidak sendirian dalam mengalami hal gila tersebut.

Senin, 29 Agustus 2011. 06:28 WIB
Seolah dikomando, satu-persatu jeritan terkejut terdengar, susul-menyusul menggetarkan gendang telinga Anton yang hanya terdiam dalam kebingungan tanpa dasar di kamarnya. Apa yang sebenarnya terjadi hari  ini? Suara jeritan masih muncul silih berganti, walaupun makin sayup-sayup terdengar seiring berdetaknya jam. Anton memutuskan lebih baik ia keluar dari kamrnya dan turun untuk mengecek, karena ini sungguh sangat tidak biasa.
Ia pergi ke kamar orangtuanya, yang juga sedang sibuk membersihkan sisa-sisa kejadian memalukan yang juga dialami orangtuanya sebagaimana dialami oleh Anton. Dan ternyata.... baik kaka maupun adiknya juga mengalami hal yang sama. Hal gila apa yang baru terjadi hari ini?

***

Senin, 29 Agustus 2011. 08:51 WIB
Seluruh warga Perumahan Teratai Kilau tempat Anton tinggal tampak mengobrol di depan rumah masing-masing. Rupanya, akibat sebuah kegilaan yang belum jelas wujudnya, seluruh warga di perumahan tersebut mengalami hal yang sama sebagaimana yang dialami oleh Anton pagi tadi. Mereka saling mengobrol mengenai diabetes, kegilaan yang terjadi pada pagi harinya, dan apa saja skenario yang mungkin terjadi atas mereka di masa depan. Sedang asyik-asyik bercengkerama, mendadak sebuah armada bis datang di perumahan. hening, sebelum kemudian muncul seseorang berkostum pemerintahan menggunakan megafon dan berseru,
"BAGI SELURUH WARGA PERUMAHAN TERATAI KILAU, DIMINTA MENGEMASI SEBANYAK MUNGKIN BARANGNYA YANG BISA DIBAWA DAN SEGERA NAIK KE DALAM BIS. KAMI TUNGGU DALAM SETENGAH JAM!!! CEPAAAAT!!!"
Sejenak orang-orang terdiam, dan kemudian berlari tunggang-langgang ke rumah masing-masing.
Lanjutkan baca »

Jumat, 22 Juni 2012

Article#64 - Bernostalgia akan Cerita Lama

... Ya iyalah. Kalau cerita baru bukan nostalgia namanya. Yah, tapi ini bukan sekadar nostalgia. Cerita lama yang saya maksud disini adalah cerita lawak lama yang pernah diceritakan kepada saya. Meskipun mungkin kalian sudah pernah mendengar keduanya, saya tidak peduli dan akan tetap menyajikannya dengan sedikit irisan bawang bombay (?) di bawah ini. Silakan...
Satu lagi...
Yap, mungkin sekian untuk kali ini. Untuk artikel 'berat' selanjutnya, nantikan saja. Masih nanti-nanti dibuatnya. Sabar saja...
Lanjutkan baca »

Senin, 18 Juni 2012

Article#63 - Sekadar Kegilaan Manusia

Setelah dinyatakan berhenti mencicipi bangku sekolah menengah atas (yaiyalah, masa' 3 tahun bangkunya cuma dicicipi...), saya sendiri mengakui kurangnya kegiatan yang saya lakukan di rumah. Seringnya bercokol di depan monitor dan papan ketiknya, yang darimana banyak karya gila saya di laman blog ini terlahir (halah). Termasuk yang satu ini.

Sepintas memang terkesan sia-sia. Yah, mungkin sebagiannya memang begitu (sayangnya...). Tetapi tanpa kebanyakan orang sadari (bahkan mungkin terkadang hanya saya sendiri), sebagian besar waktu di depan layar monitor itu saya habiskan untuk berkelana menyelami bagaimana orang-orang dari seluruh dunia, dengan berbagai pandangan dan pola pikirnya saling berinteraksi dan berdiskusi, dengan sesekali ikut bergabung didalamnya.
Saya mengamati bagaimana sekitar puluhan juta fans sang artis idolanya rekan saya Alfian (nama disamarkan demi keamanan nasional), Justin Bieber (JB), mendukung sang idola mati-matian di tengah berbagai gempuran cercaan dan makian dari pihak anti-Bieber, yang saya tidak yakin apakah jumlahnya lebih banyak, tetapi jelas nampak jauh lebih dominan (yang jelas, nasib yang kurang lebih sama dialami fans serial Twilight, Lady Gaga dan beberapa artis lain yang sekarang sedang naik daun, tetapi dianggap hanya seorang anak kecil dibandingkan para legenda seni dunia).
Saya juga mengamati bagaimana perseteruan yang seolah tanpa akhir antara para theis (orang yang memercayai adanya Tuhan) dengan atheis (orang yang tidak memercayai adanya Tuhan), mengamati bagaimana argumen para atheis selalu menunjukkan pemahaman mereka yang jauh lebih dalam mengenai pengetahuan dan/atau bahkan agama sendiri—ironis dengan keyakinan mereka yang menafikan adanya Tuhan dan perlunya eksistensi agama, minimal untuk diri mereka sendiri. Sementara para theis yang keyakinannya dikuliti habis-habisan oleh serangan dan bantahan para atheis hanya mampu berlindung di balik tembok keyakinan semata, tembok yang amat lemah akan gempuran opini para atheis.

Ada juga perseteruan antara kaum Muslim dan non-Muslim, yang terus dibakar api kesalahpahaman kaum non-Muslim namun disulut oleh ciprat-ciprat minyak barbarisme kaum Muslim yang saya akui sendiri cukup menjelaskan mengapa stereotip negatif dunia Barat terhadap Muslim terus lestari. Memang pihak Barat terus menghujani kaum Muslim dengan stereotipe teroris, terbelakang, kejam, dan lain-lain (padahal sebenarnya mungkin pihak Barat lebih layak dengan julukan tersebut), tetapi komentar dengan gaya bahasa yang tak pantas sebagai seorang Muslim membuat stereotip itu tetap berlanjut dan lestari.

Dan yang paling baru, berkaitan dengan perseteruan antara sebagian warga Indonesia dan Malaysia terkait rencana diklaimnya tari Tortor sebagai warisan budaya Malaysia. Saya tidak akan banyak membahas masalah tersebut disini, tetapi cukup menarik menyaksikan betapa warga Indonesia kompak menghina Malaysia ketika salah satu warisan budayanya diklaim. Akan tetapi, fakta secara ironis menunjukkan betapa warga Indonesia kurang menjaga budayanya sendiri. Mereka menghina dan merendahkan Malaysia, seolah tak sadar mereka selama ini juga cenderung mengabaikan budaya tersebut. Seorang penyanyi dan komponis yang juga merupakan anggota suku Batak, Viky Sianipar, dalam akun Twitter-nya juga mengingatkan bangsa Indonesia yang terlalu cepat tersulut untuk menghakimi Malaysia.
itu tampilan singkatnya...
Yah oke, sekarang ganti topik. Berkat petualangan yang sama, saya juga menemukan sebuah situs yang memuat percakapan-percakapan yang cukup gila, semua dikutip dari situs berikut http://dontevenreply.com/. Berikut saya hadirkan dua artikel yang saya kutip dari situs terkait. Dari berbagai artikel yang saya teliti, saya memutuskan kedua artikel di bawah paling sedikit mengandung kata-kata kasar dan makian a la Amerika dan topiknya pun dapat dicerna oleh semua orang. Silakan...
kacau kan... maaf panjang. ada satu lagi...

Kadang rasanya memang aneh melihat dua kubu terus berseteru tanpa tanda akan usai. tetapi, nampaknya dunia akan selalu diwarnai hal semacam ini.
(:g)
Lanjutkan baca »

Kamis, 14 Juni 2012

Article#62 - Kutipan Hari Ini

.... Merasa ada yang aneh dengan judul yang tak seperti biasanya? Yah, ini isyarat awal saya untuk sebuah perubahan besar yang akan membuat kalian tercengang dan berkata, 'Kok jadi seperti ini?' Nantikan saja. Dan.... ini kutipannya.
"Kau tidak akan pernah bisa membuat semua orang di sekitarmu senang akan dirimu. Daripada menghabiskan waktu berusaha 'menjadi orang lain' hanya untuk membuat mereka senang, jadilah dirimu sendiri. Dengan begitu, orang yang menyenangimu akan menyenangi dirimu yang sesungguhnya, bukan sebuah kepalsuan yang kau gunakan untuk menutupi jati diri aslimu."

~dikutip dari Sam Wan pada Kamis, 14 Juni 2012, 12:29 (UT+7)


Lanjutkan baca »

Minggu, 10 Juni 2012

Article#61 - Ketika Kau Mengejar yang Akan Segera Pergi..

Mungkin judul diatas cukup kontroversial bagi sebagian dari kalian, dan mungkin ada yang terlonjak kaget hingga gelas yang dipegangnya jatuh dan pecah bertebaran (segitunya...) sembari nyeletuk, "Apa sih maunya anak aneh ini?". Yah, tapi saya tak akan mengurusi mereka. Biarkan saja mereka dengan keheranannya, karena bukan itu yang akan kita bahas disini. Langsung saja ya.
Yup, setelah cukup bersedih-sedih ria bagi kalian yang sedih dan bersenang-senang ria bagi yang senang, sekarang waktunya bagi yang sedih untuk bergembira dan yang senang untuk meningkatkan kadar kesenangannya (?). Hah, lupakan deh. Nah, buat saudara-saudara sekalian yang belum tahu (dan sayang sekali anda tidak tahu..), pada tanggal 6 Juni 2012 kemarin terjadi sebuah peristiwa langka. Bukan, bukan interogasi Nazaruddin, itu kan sudah sering. Dan bukan juga pawai sepeda roda tiga. Bukan, yang kemarin terjadi adalah transit Venus. Yah, ibarat orang naik pesawat yang transit/singgah sementara di bandara Soekarno-Hatta (walaupun faktanya bandara nasional kita ini jarang digunakan sebagai bandara transit, apalagi kalau dibandingkan dengan bandara Changi-nya Singapura. Jauh!), yang terjadi adalah planet Venus terlihat 'singgah' melintasi piringan Matahari dilihat dari Bumi. Seperti ini nih..
direkam oleh Ilham Muslim dari HAAJ, 6 Juni 2012, 09:25 WIB
Kalau dilihat dari Bumi, planet Venus akan tampak berupa noktah hitam di tengah piringan cerah Matahari. Tetapi, kejadian ini tidak bisa dilihat bermodalkan mata belaka. Tahu sendiri lah, Matahari kan sangat terang, jadi mencari noktah Venus akan sangat mustahil hanya dengan mata. Bahkan, bukannya dapat melihat Venus, yang ada malahan penglihatanmu rusak. Jadi jangan dicoba ya! (jangan dicoba ini lebih karena Venus-nya udah lewat ...hehe).
Mungkin ada baiknya di awal dijelasin mengenai transit Venus itu sendiri. Pertanyaan yang muncul pertama seringkali adalah mengenai "Kapan bakal terjadi lagi fenomena semacam ini?". Bagi kalian yang menanyakan hal tersebut, saya akan beritahu bahwa ada sepasang transit Venus dalam seabad, atau tepatnya 2 pasang dalam 243 tahun. Namun, dengan sangat menyesal, harus saya sampaikan bahwa sepasang transit Venus di abad ini telah diselenggarakan, tepatnya pada 8 Juni 2004 dan yang kemarin, 6 Juni 2012. Transit berikutnya? Tunggu saja pada 11 Desember 2117. Yah, siapa tahu Anda panjang umur. Dan, harus saya katakan bahwa daerah Indonesia beruntung dapat menyaksikan transit ini (tentunya relatif bagi yang ingin menyaksikannya).
Warga yang berdomisili di daerah abu-abu sama sekali tidak dapat menyaksikan transit.
Tentu sajak, secara teoretis daerah di luar daerah abu-abu di peta diatas dapat menyaksikan transit walaupun hanya sejumput. Tetapi, itu kalau tidak ada awan atau antek-anteknya yang sejak dulu terkenal sering mengganggu para pengamat langit. Sayangnya, berdasarkan informasi yang saya dapat dari berbagai tempat, beberapa rekan pengamat kita di Eropa tidak dapat menyaksikan transit ini berhubung awan yang memenuhi langit. Selengkapnya lihat gambar berikut,
diambil pada 6 Juni 2012, 19:03 UT
Sekarang mari kita haturkan bela sungkawa bagi mereka semua *apadah. Yup, lanjut ya.
Yang membuat transit ini lebih populer dibanding pada 2004 silam, selain karena teknologi informasi yang sudah sangat berkembang, adalah kenyataan bahwa transit ini adalah yang terakhir untuk Venus di abad ke-21. Jadi ini bisa dibilang kesempatan 'sekali seumur hidup'—terutama bagi mereka yang belum beruntung untuk menyaksikan transit yang sama tahun 2004. Yah, saya salah satunya—waktu itu lagi sekolah, maka tentu saja sebagai seorang anak kurang kerjaan nan gila yang nggak punya kerjaan setelah mendapat liburan tengah tahun pecinta fenomena alam yang tidak ingin melewatkan peristiwa semacam ini begitu saja, meluncurlah saja menuju kawasan Planetarium Jakarta, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, di dalam kompleks taman Ismail Marzuki (TIM), tepatnya di lahan kosong diata gedung planetarium. Disana, beberapa rekan dari HAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta) telah siap sedia dengan beberapa teleskop, teleskop mini buatan tangan, kacamata, dan binokular besar–semuanya dengan filter penapis cahaya matahari supaya Matahari–dan kalau beruntung, Venusnya juga–dapat diamati dengan jelas. Karena transit sudah dapat diamati sejak matahari terbit di Jakarta, bahkan sejak jam 7 pagi pun lokasi pengamatan sudah cukup ramai. Saya sendiri baru sampai di kompleks sekitar pukul 09.50 WIB, dan segera menuju lokasi pengamatan.
Bukan, ini bukan antri tuker kupon, ini lokasi pengamatan transit Venus
Teleskop yang kecil itu buatan tangan mahasiswa anggota HAAJ loh.
Rupanya sudah banyak orang berkumpul disana. Daripada hanya tercenung menunggu awan menyibakkan Matahari, saya memutuskan berkeliling dan mengamati orang-orang yang ada disana. Kebanyakan berkerumun di teleskop-teleskop yang berlokasi di sisi barat daerah pengamatan, karena di sisi timur para punggawa HAAJ telah siap dengan kamera masing-masing untuk memotret sang Surya (bukan sang ilmuwan Yohannes Surya, atau teman seangkatan saya si Suria) yang sempat beberapa lama bersinar di balik awan. Kamera tersebut mereka pasang pada teleskop supaya citra Matahari yang terbentuk tampak lebih besar dan jelas. Namun ada juga seorang bapak-bapak, yang tadinya saya kira memakai teleskop juga, sampai saya sadar itu bukan teleskop.
Sudah dibilang, ini bukan teleskop..
Tidak mau kalah, saya juga ikut memotret dengan peralatan seadanya. Apa mau dikata, kamera merah saya tercinta (leeh..) kehilangan energi. Akhirnya saya keluarkan kamera HP untuk memotret. Sayapun mencoba untuk mengabadikan transit itu di HP, namun sayang sekali, kamera HP saya terlalu lemah dan tidak bisa memperbesar ukuran citra gambar hingga cukup besar untuk dapat memperlihatkan noktah Venus, bahkan dengan filter sekalipun. Yah, terpaksa saya mengamati dari kamera-kamera yang terpasang  di lokasi. Yah, paling tidak berhasil melihat sendiri, bukan dari foto.
Dan, transit terakhir abad ini pun berakhir pada 11:49 WIB. Seiring berakhirnya transit, para hadirin perlahan beranjak pergi meninggalkan lokasi pengamatan. Sementara beberapa petinggi HAAJ diwawancara oleh wartawan dari berbagai stasiun televisi, dan saya menunggu untuk mendapat secuil foto-foto hasil pemotretan transit, saya melihat seorang anak–belakangan saya tanya usianya sekitar 6 tahun–yang diberondong pertanyaan terkait dunia keplanetan dan astronomi. Namanya Sereno Abirwafa, dan dia menjawab setiap pertanyaan dengan gaya yang amat 'kebuku-bukuan'—istilah yang dipakainya dan kata-katanya benar-benar bahasa buku. Asli, paten, total. Tapi tetap saja disampaikan dengan sangat baik untuk ukuran anak usia 6 tahun. Beberapa hadirin juga menanyakan berbagai hal kepada anak itu–dari Mars yang mengandung kehidupan hingga roket-roket hasil karyanya beserta orangtuanya. Kebanyakan orang hanya tergeleng-geleng bingung mendengar penjelasan anak itu yang mengalir tanpa henti, namun dasar iseng, saya mencoba mencecarnya dengan pertanyaan terkait roket, topik favoritnya. Dan saya menang! Dia kehabisan argumen dan hanya berkata 'Jadi bingung..'.
Yah, mungkin cukup sekian cerita seputar pengamatan transit Venus. Berikutnya akan saya bagikan hasil pemotretan transit dari berbagai belahan dunia. (warna mataharinya berbeda-beda karena perbedaan filter yang dipakai)
direkam oleh Aran Young di Sydney, 5 Juni 2012 23:25 UT
direkam oleh Alexchen4836 di Guangzhou, 6 Juni 2012 00:41 UT
direkam oleh Payman Sazesh di Isfahan, Iran, 6 Juni 2012, sekitar pukul 04.10 UT
hasil jepretan NASA melalui satelitnya SDO (Solar Dynamics Observatory).  Foto diambil secara berselang tiap sekitar setengah jam.
Dan untuk hidangan penutup, akan saya sajikan video berdurasi 3 menit 7 detik, yang merupakan hasil perekaman dari satelit SDO milik NASA.
Keterangan:
  • Matahari berwarna emas diamati pada panjang gelombang ultraviolet 171 Ã…ngström
  • Matahari berwarna kecoklatan (seperti pada 1:46 di video) dan matahari berwarna ungu setelahnya diamati pada panjang gelombang ultraviolet 193 Ã…ngström  
  • Matahari yang berwarna merah diamati pada panjang gelombang ultraviolet 304 Ã…ngström 
  • Matahari yang berwarna magenta diamati pada panjang gelombang ultraviolet 1700 Ã…ngström (seperti pada 2:06 di video)
  • Matahari berwarna oranye diambil pada panjang gelombang visual 5500 Ã…ngström
  • Yang terekam pada panjang gelombang 171, 193 dan 304 Ã…ngström adalah atmosfer Matahari, sementara selebihnya merekam permukaan matahari.
Yap, mungkin sekian dari saya. Nantikan artikel selanjutnya, nanti!
(:g)
Lanjutkan baca »

Selasa, 05 Juni 2012

Article#60 - Apa yang Ada, Apa yang Tersia, Apa yang Hilang

Malam itu, Sabtu, 26 Mei 2012. Ketika itu saya sedang mengantri wudhu untuk sholat Maghrib di sebuah mushola. Di samping saya, saya amati ada seorang muda–sepantaran anak SMA lah kira-kira–bersama seorang tua yang saya perkirakan adalah ayahnya. Sebelumnya saya tak begitu perhatikan dia, sampai tak lama kemudian saya bersiap untuk sholat Maghrib. Dan rupanya saya berdiri di sebelah pemuda yang tadi. Ketika saya berdiri di sebelahnya dan sang imam (yang adalah orang yang saya perkirakan sebagai ayah dari pemuda tadi) bersiap memulai sholat, barulah saya sadar pemuda itu tunanetra. Sekilas terlihat bagaimana ia memegang kaki ayahnya dalam sujudnya, dan jamaah di sekitar pun berinisiatif dengan mengeraskan suara ketika berganti gerakan sholat, dengan maksud sang pemuda ini dapat mengikuti dengan baik. Dari kejauhan, saya yang sedang memasang sepatu juga melihat bagaimana seseorang memakaikan sepatu pemuda tersebut, dan kemudian melangkah pergi.

Terkesan sederhana, tetapi entah kenapa pikiran saya yang telah banyak tergerus arus kehidupan ini justru merenungi kejadian itu sedemikian lama. Seakan-akan Tuhan sengaja menyodorkan cerita hari itu di depan mata saya, membukanya cukup lama sehingga merasuk ke dalam inventaris otak saya, untuk menunjukkan dengan nyata betapa picik dan lemahnya manusia, bahkan pada saat naskah ini diketik. Seolah menunjukkan bahwa Ialah yang berkuasa atas segalanya. Kadang saya merasa kesal akan posisi manusia yang nampak begitu lemah dan tak berdaya, sampai saya tersadar, betapa manusia berkuasa di dunia yang fana ini. Mungkin dapat saya katakan, kekuasaan manusia di bumi ini hanya setingkat di bawah Yang Maha Kuasa. Dan ironisnya, ketika menyadari hal tersebut, saya seolah tersentak. Pikiran saya yang sedang kesal tadi itu semakin menguatkan fakta mengenai betapa tidak tahu terimakasihnya manusia. Mungkin ada hubungannya dengan kata orang-orang, bahwa manusia ditakdirkan memiliki sifat serakah. Dan lagi-lagi kembali kepada Tuhan dan segala kuasa-Nya.

Sejak dulu, memang manusia terkenal akan sikap pongah dan tidak tahu terima kasihnya. Tuhan bahkan 'menyindir' sikap manusia ini dalam kitab suci, dimana dalam satu ayat dikatakan manusia tak akan sanggup menghitung karunia Tuhan, dan di ayat lain disiratkan bahwa manusia mendustakan banyak dari nikmat tersebut. Sebuah kutipan dengan cukup tajam menyindir sikap ini,
Betapa sulitnya manusia bersyukur atas nafas yang masih berhembus di badan. Namun betapa mudahnya manusia mengeluh hanya karena kakinya menginjak kotoran.
Benarlah kiranya jika orang bilang, kebanyakan manusia hanya akan sadar akan manfaat sesuatu ketika ia hilang. Seolah sungai harus kering terlebih dahulu supaya manusia sadar betapa berharganya air. Meskipun secara tersirat hal ini sudah banyak bisa diamati dimana-mana (amati saja barang yang begitu mahal karena langkanya), manusia seolah menutup mata. Mungkin bukan menutup mata, tetapi ditutup matanya oleh keserakahan oleh kefanaan harta dunia, yang membuat mereka luput dari perenungan dan pemaknaan akan hidup yang mereka jalani.

Apa yang ada, tiada pernah terjaga.
Apa yang tersia, dibiarkan terhina.
Apa yang hilang, diratapi dalam duka.

Ketika ada, tidak digunakan secara optimal. Ketika tiada, orang lain yang disalahkan. Seolah itu sudah menjadi tabiat dasar manusia. Tetapi, tidak, itu bukan tabiat dasar. Kau dapat mengubahnya, selama kemauan untuk berubah terus bercokol di hati.

Bicara mengenai sesuatu yang hilang, pikiran saya langsung melintas ke wisuda yang baru berlangsung pada 2 Juni lalu. Seringkali kita terhanyut dalam arus kehidupan, entah karena kenyamanan yang membuat kita ingin terus bernaung didalamnya, atau rutinitas menjemukan yang bahkan terkesan tak memberi waktu untuk keluar darinya. Ketika ada pertemuan, semua orang seolah sudah paham bahwa akan ada perpisahan suatu saat nanti, namun waktu bekerja dengan amat baik untuk menutup luka dan kekhawatiran. Dan ketika waktunya berpisah tiba, kekhawatiran yang sempat tertutup, kini terbuka secara menyakitkan. Seolah waktu terasa berlalu begitu saja, begitu cepat.
 Ironisnya, orang yang mengatakan 'waktu berlalu begitu cepat' seringkali jugalah orang yang menyimpan paling banyak kenangan akan apa yang telah ia lalui. Ketika semua kebersamaan telah usai dan terukir dalam lembar kenangan masa lalu yang indah, barulah kebanyakan orang sadar betapa indah dan berharga waktu yang telah berlalu. Sayangnya, masa lalu akan pergi, menuju tempat yang amat sulit dijangkau. Tak peduli seberapa banyak kau membuat dirimu sendiri tertekan merindukan segala kenangan masa lalu, ia tak akan kembali. Tetapi jangan sampai visimu yang jauh ke depan membuat kenangan dalam hatimu mati seiring berjalannya waktu. Perpisahan masih jauh lebih baik dari kehilangan kenangan. Seimbangkan keduanya, menatap masa depan tanpa melupakan masa lalu. Karena bahagia bukan soal mendapatkan apa yang kau inginkan, tetapi bagaimana kau menyikapi semua yang ada.

Kawan, kesedihan itu wajar, tetapi buatlah dirimu menjadi kuat karenanya. Sekarang waktunya menatap masa depan, dan kesuksesan masa depan sedikit banyak ditentukan oleh tindakanmu mulai saat ini. Bertindaklah dengan bijak jika kau ingin mencapai tempat dimana tak ada lagi kesedihan dan duka.

~ditulis untuk perubahan
(:g)
Lanjutkan baca »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...