Cerita sebelumnya: Alih-alih menikmati hari dengan bermain komputer dan melakukan hal favorit lainnya sebagaimana ia bayangkan, Anton sejak pagi hari harus berkutat di dapur untuk mempersiapkan masakan untuk acara di malam harinya, dimana rumahnya akan kedatangan sanak saudara. Sungguh menyebalkan, pikir Anton.
Anton masih belum mengerti, dosa sebesar apa yang membuatnya harus berurusan dengan semua kegiatan di dapur ini. Anton melirik ke jam. Pukul 13.36. Biasanya, pada waktu ini Anton sedang bermain PSP di kamarnya, atau tidur siang, 'mengisi tenaga'. Tetapi, hari ini, Anton disuruh membantu urusan dapur, urusan yang paling tidak ia kuasai. Apalagi kalau disuruh memotong-motong bawang. Memang, Anton paling benci bawang. Setiap melihat seonggok bawang di dalam makanannya, dia langsung teringat dengan kejadian memalukan dua tahun sebelumnya. Saat itu dia dipaksa memakan sebutir bawang putih karena kalah bermain catur dari teman sekelasnya yang terkenal berandalan. Semua teman-temannya tertawa melihat dia menangis-nangis memakan bawang itu, dan memang sejak itulah dia benci bawang. Namun, demi ibunya, dia memutuskan melakukan semua pekerjaan yang diminta ibunya.
Ternyata sulit sekali membersihkan semua panci. Selain ada beberapa wajan dan piring juga terselip disana, semuanya terlihat habis digunakan untuk memasak sesuatu yang 'banyak minyaknya', 'meninggalkan banyak kerak di panci', dan pancinya sendiri 'besar sekali', yang segera saja mempersulit Anton mencucinya. Apalagi tangan Anton yang terbiasa memencet keyboard dan tombol PSP atau HPnya, membuatnya tidak terbiasa mencuci. Hasilnya, nyaris setengah jam disana Anton baru selesai mencuci 3 panci. Entah bagaimana bisa selama itu. Riana yang sedang merebus ayam disampingnya pun tertawa tertahan saat Anton bersusah payah melepaskan kerak sisa gulai yang sudah mengering dengan begitu kepayahan, dan akhirnya berkata, "Ah! Panci sialan. Susah sekali dibersihkannya,". Dengan nada sinis yang terdengar amat mencemooh, Riana berkata setengah berbisik, "Yah, nyuci panci aja payah. Kalau nggak bisa nyuci, masak aja sini.." disertai kikikan pelan. Huh! Anton memberengut dan melanjutkan usahanya, yang pastinya akan diprotes mati-matian oleh para pecinta lingkungan. Bagaimana tidak, nyaris 15 liter air digelontorkan hanya untuk mencuci 3 panci. Kalau di Indonesia sudah ada hukum yang menindak pemborosan air, pasti Anton akan diganjar hukuman 3 bulan tidak boleh menyentuh air. Sayangnya, belum ada.
Setelah sejam, akhirnya Anton bisa menyelesaikan mencuci seluruh panci. Ia sedang membersihkan piring ketiganya ketiga adzan sholat Ashar berkumandang.
Sudah jam segini?! Anton membatin. Ini benar-benar hari yang amat panjang.
~bersambung
(:g)
2 panci mah 5 liter aja kagak cukup :v apalagi 3. si Anton masih hemat tuh~
BalasHapusWah. Seinget aye itu 15 liter tulisannya. Oke diganti deh
Hapus