Kamis, 06 Maret 2014

Article#270 - Secarik Kisah Beku (3): Setumpuk

Deep beneath the cover of another perfect wonder
Where it's so white as snow
Privately divided by a world so undecided
And there's nowhere to go
In between the cover of another perfect wonder
And it's so white as snow
Running through the field
Where all my tracks will be concealed
And there's nowhere to go, ho!
When to descend to amend for a friend
All the channels that have broken down
Now you bring it up, I'm gonna ring it up
Just to hear you sing it out
Step from the road to the sea to the sky
And I do believe what we rely on
When I lay it on, come get to play it on
All my life to sacrifice

(Anthony Kiedis, John Anthony Frusciante, Michael Peter Balzary, Chadwick Gaylord Smith. 2007. Snow/Hey Oh)
Di kota ini, bulan ketiga merupakan penanda akan segera beranjaknya suhu dingin. Seiring bergulirnya Matahari kembali ke arah utara, ia akan pergi, angkat kaki. Terus, sampai gilirannya kembali tiba akhir tahun nanti.
Ada bunga yang sudah lebih dahulu mekar, menantang beku yang menebar perih.
Ada rerumputan kering yang terbaring, sisa mencairnya salju yang dulu menindih.

Hujan air pun mulai jamak menyapa daratan dan helai dedaunan, menggantikan keping salju yang sudah terlalu akrab sampai membuat pusing kepala. 
Sebagai salam akhir, mungkin hendaknya nikmati segala yang tersisa.
Saatnya mengucapkan sampai jumpa.

*****

Karena satu gambar mampu mewakili banyak kata, maka, alih-alih bicara panjang lebar, berikut ini terhatur dokumentasi selama musim dingin 2013-2014. Seluruh foto dijepret oleh penulis, kecuali foto tertentu yang tak memungkinkan.
Sila klik gambar jika ingin memperbesar.

> 14 Desember 2013 <




> 28 Desember 2013 <










> 26-27 Januari 2014 <




> 31 Januari 2014 <





> 8 Februari 2014 <









> 9-15 Februari 2014 <












Dengan datangnya serangkaian foto tersebut, serial "Secarik Kisah Beku" kali ini akan penulis sudahi. 
Semoga tidak ada yang protes. (?)

Berikut salam dari Tuan Kida (nama lengkap: Yuki Daruma). 


Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

4 komentar:

  1. Mirip waktu jogja, dibedakin abu kelud... cuma beda warna...haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, tapi abu Kelud tebelnya nggak sampe 40 cm kan

      Hapus
  2. Penulis bisa jepret diri sendiri :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah jeli sekali. Terima kasih telah mengamati

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...