Aku bahagia hidup sejahtera di khatulistiwa
Alam berseri-seri bunga beraneka
Mahligai rama-rama, bertajuk cahya jingga
Surya di cakrawala
Aku bahagia hidup sejahtera di khatulistiwa
Alam berseri-seri bunga beraneka
Mahligai rama-rama, bertajuk cahya jingga
Surya di cakrawala
S'lalu berseri alam indah permai di khatulistiwa
Persada senyum tawa, hawa sejuk nyaman
Wajah pagi rupawan burung berkicau ria
Bermandi embun surga
Syukur ke hadirat yang Maha Pencipta
Atas anugerah-Nya tanah nirmala
Bersuka cita, insan di persada yang aman sentosa
Damai makmur merdeka di setiap masa
Bersyukurlah kita semua
S'lalu berseri, alam indah permai di Indonesia
Negeri tali jiwa hawa sejuk nyaman
Wajah pagi rupawan burung berkicau ria
Bermandi embun surga
Syukur ke hadirat yang Maha Kuasa
Atas anugerah-Nya tanah bijana
Bersuka cita, insan di negara yang bebas merdeka
Dukung damai sentosa di setiap masa
Bersatulah kita semua
Aku bahagia
Di khatulistiwa
Aku bahagia
Di khatulistiwa
© Muhammad Guruh Irianto Soekarnoputra. 1996.
***
© Muhammad Guruh Irianto Soekarnoputra. 1996.
***
Dipopulerkan oleh alm. Chrismansyah "Chrisye" Rahadi (1949-2007), lirik dari lagu ini sendiri sebenarnya disusun oleh Guruh Soekarnoputra, seniman yang juga adalah putra bungsu dari proklamator Bung Karno. Guruh sendiri cukup sering menulis lagu yang dilantunkan oleh Chrisye. Album awal Chrisye (saat itu tergabung dalam band Gipsy) pun berkolaborasi dengan Guruh. Album terkait, Guruh Gipsy, diluncurkan pada tahun 1976 dan menandai awal karir vokal Chrisye.
Selanjutnya, Guruh juga ikut berkontribusi menulis lagu untuk beberapa album Chrisye, diantaranya Sabda Alam (1978), Puspa Indah (1980), Akustichrisye (1996), dan Kala Cinta Menggoda (1997).
Ketika menyelidiki informasi lebih terkait lagu ini, satu pertanyaan lama kembali muncul dalam benak. Judul lagu ini, "Zamrud Khatulistiwa", merujuk kepada salah satu julukan yang disematkan kepada Indonesia, entah oleh siapa. Istilah ini rasanya telah diperkenalkan ke anak-anak Indonesia sejak masa sekolah dasar, menyiratkan penempatannya yang (mungkin) menjadi kebanggaan.
Sayangnya, penjelasan mengenai istilah tersebut, baik yang diberikan oleh guru, atau entah siapapun yang memberitahu, seringkali tidak lengkap.
Dikatakan, Indonesia disebut "Zamrud Khatulistiwa" karena Indonesia bertempat di sekitar garis khatulistiwa. (Beberapa penjelasan malah lebih parah; katanya pulau-pulau Indonesia dilalui garis khatulistiwa. Mungkin mereka lupa akan Jawa dan Papua.)
Benar, adanya istilah "khatulistiwa" atau "ekuator" merujuk pada garis imajiner tersebut, yang merangkum lokasi-lokasi terjauh dari kedua kutub Bumi. Tetapi jarang dijelaskan mengenai makna "zamrud" (emerald), sebuah batu mulia dengan rona kehijauan. Agaknya, rona kehijauan ini diidentikkan dengan kepulauan Indonesia yang bersemu hijau pepohonan. Lokasinya yang menghiasi khatulistiwa pun menjadi penyokong tercetuskannya istilah tersebut.
Iya, kira-kira begitulah kilas yang tersampaikan. Meskipun hingga saat tombol "Publikasikan" dipijit, terasa masih ada keping informasi yang kurang, seperti lirik latar dalam lagu.
Dan tidak, tulisan ini tidak dibuat dalam rangka memenuhi dahaga rindu yang biasa disebut 'sakit rumah' itu. Lagipula, dengan ditutupnya hari ini, episode baru akan dibuka. Saking bersemangatnya penulis akan episode baru ini, tak ada tempat lagi bagi 'sakit rumah'.
Dan semangat yang bertumpah akan bagus jika diisi sedikit berhitung ataupun membuat perhitungan.
Mengingat beberapa dari kita terlalu asik bergelung nyaman, hingga terlelap dan abai akan kenyataan.
Semoga harap angan dan derap cemas tak membuat indera luput dari mencerna apa yang nyata.
Sayangnya, penjelasan mengenai istilah tersebut, baik yang diberikan oleh guru, atau entah siapapun yang memberitahu, seringkali tidak lengkap.
Dikatakan, Indonesia disebut "Zamrud Khatulistiwa" karena Indonesia bertempat di sekitar garis khatulistiwa. (Beberapa penjelasan malah lebih parah; katanya pulau-pulau Indonesia dilalui garis khatulistiwa. Mungkin mereka lupa akan Jawa dan Papua.)
Benar, adanya istilah "khatulistiwa" atau "ekuator" merujuk pada garis imajiner tersebut, yang merangkum lokasi-lokasi terjauh dari kedua kutub Bumi. Tetapi jarang dijelaskan mengenai makna "zamrud" (emerald), sebuah batu mulia dengan rona kehijauan. Agaknya, rona kehijauan ini diidentikkan dengan kepulauan Indonesia yang bersemu hijau pepohonan. Lokasinya yang menghiasi khatulistiwa pun menjadi penyokong tercetuskannya istilah tersebut.
Iya, kira-kira begitulah kilas yang tersampaikan. Meskipun hingga saat tombol "Publikasikan" dipijit, terasa masih ada keping informasi yang kurang, seperti lirik latar dalam lagu.
Dan tidak, tulisan ini tidak dibuat dalam rangka memenuhi dahaga rindu yang biasa disebut 'sakit rumah' itu. Lagipula, dengan ditutupnya hari ini, episode baru akan dibuka. Saking bersemangatnya penulis akan episode baru ini, tak ada tempat lagi bagi 'sakit rumah'.
Dan semangat yang bertumpah akan bagus jika diisi sedikit berhitung ataupun membuat perhitungan.
Mengingat beberapa dari kita terlalu asik bergelung nyaman, hingga terlelap dan abai akan kenyataan.
Semoga harap angan dan derap cemas tak membuat indera luput dari mencerna apa yang nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar