Minggu, 02 November 2014

Article#359 - Gradasi


Syahdan, Nyonya Roosevelt pernah mengkotakkan tiga kategori pemikiran. Ada pemikiran yang besar, karena ia sibuk membicarakan terobosan. Ada pemikiran rerata, yang biasa memperbincangkan kejadian. Ada pemikiran kecil, yang senangnya mempergunjingkan. Meskipun demikian, adakah sebuah pemikiran, entah di kepala siapa, yang benar-benar murni "besar", "rerata", atau "kecil"?

Rasanya, kita punya berbagai kombinasi dari ketiga jenis pemikiran yang dimaksud. Kombinasi yang mungkin saja sangat berbeda dalam waktu yang berbeda.
Ketika berada dekat orang tertentu yang kita anggap spesial, kita cenderung mempertunjukkan "besarnya" pemikiran yang berkecamuk dalam kepala. Meskipun dalam beberapa kondisi, keinginan yang demikian kuat mempersulit pita suara menggetarkan pemikiran besar yang hendak dsampaikan. Kita menemui kondisi ini pada seorang yang tercekat oleh usahanya membuat kagum lawan jenis bicara.
Ketika berada dekat orang yang posisinya biasa saja di pikiran, kita cenderung tidak banyak berusaha untuk mempertunjukkan kehebatan pemikiran. Mungkin saja karena situasi yang dirasa tidak pas, atau karena memperdengarkan sebuah tutur tentang peristiwa lebih mudah untuk diusahakan. Maka mengucurlah pemikiran yang tidak istimewa, tetapi lebih dari cukup untuk menjaga interaksi terus berjalan. Meski pada kenyataannya, banyak yang memanfaatkan trik ini untuk menjaga pembicaraan dengan orang yang dianggap spesial berjalan lancar.

Pengkotakkan yang terakhir mungkin tidak punya kecenderungan khusus, sebagaimana dua kotak sebelumnya. Kita sangat mungkin membicarakan suatu sosok tertentu dengan orang yang dianggap spesial, yang dianggap dekat, yang sekadar kenal, bahkan yang belum pernah bertukar identitas. Mungkin ada kaitannya dengan usaha yang lebih kecil dalam mengekstrak ide yang tercetus menjadi sebuah gosip hangat. Dari sudut pandang lain, sebuah produk yang dibentuk dengan usaha kecil mungkin dianggap efisien. Dari sisi lain, ia bisa dianggap tidak berguna.

Seperti telah dijabarkan, warna pemikiran yang tersurat akan sangat berbeda dalam situasi yang berbeda. Ketika orang yang kauhadapi berbeda, ketika waktu pembicaraan berbeda.
Maka, apa ini berarti setiap orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi seseorang dengan "pemikiran besar"? Mungkin ada kaitannya dengan pemikiran model mana yang lebih rajin ia kembangkan, juga tujuan sesungguhnya dalam mengembangkan sebuah model pemikiran.

Seperti gradasi, campur warna di sana-sini. Mencampurkan dalam komposisi tersendiri, dalam situasi di mana ia akan terlihat menarik. Tentunya, keahlian datang dari seberapa rajin kau berlatih.


*****

Lini masa terlampau bising, lagi.
Mungkin saatnya beristirahat sejenak, meninggalkan hingar-bingar kerusuhan yang bergema di segala arah.
Mari lupakan lagak bijak, sementara ketika kita berpijak, tak sadar ada banyak yang terinjak. Mari kesampingkan apa-apa yang tersurat, ketika yang tersirat tak mendapat perhatian.
Semoga nalar kita tetap menyala.

Step outside, summertime's in bloom
Stand up beside the fireplace
Take that look from off your face
'Cause you ain't ever gonna burn my heart out


sumber gambar awal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...