Senin, 24 November 2014

Article#365 - Notasi Pigmentasi


Dengarkanlah senyum yang mengalun
Mendaras cerita dari suatu malam
Menderu salam yang terhatur
Menyeru mimpi yang tak teredam
Berseru lantang supaya tak padam
Berderap tangguh tanpa terekam
Di sela dedaunan kulihat temaram
Diselingi semburat merah sang halimun
Mereka bersatu dalam satu warna
Menghembus pagi dalam satu nada
Mereka bersinar dalam ragam semu
Meneteskan berbutir kilap embun

Kau dengar semangat yang melaju
Menerabas ranting tanpa terjatuh
Meski ia sepenuhnya tahu
Pada waktunya ia akan luluh
Berlepas diri dari paras beku
Ditengadahkan wajahnya menghadap langit
Menyintas arak awan yang berseri
Di tengah paparan panas Matahari
Hadir rangkaian kata dalam memori
Yang tak terungkap seorang diri
Ketika ia menyapa muka Bumi
Bersama beragam campur hidup
Merah, jingga, kuning, kelabu
Berbaring rendah berlandas haru
Mencuri waktu tanpa siapapun tahu

Maka dengarkan selayang pandang menyapu
Memindai segala rentang penjuru
Dari pojok yang tak kita tahu
Hingga daerah yang paling menyentuh
Menyingkap tabir, meniup lapis debu
Membaca kenyataan yang meluruh
Perlahan hilang, hingga menyeluruh
Menyamarkan diri di balik rimbun
Yang beranjak tenang lalu mengalun
Dedaunan kering bergoyang padu
Dan satu persatu jatuh mengayun
Sebagai kontras di hadap langit lembayung
Membedakan diri dalam rukun
Menyeragamkan diri dan bersatu
Menghembus ceriamu dalam jujur

Maka dengarkanlah hatimu yang berkeriut
Kudengar ia mulai ciut
Menghadapi dunia yang tak pandang bulu
Selagi berusaha mensyukuri hidup
Tak usahlah derita kau damba!
Biarkan derai bahagia yang meraja
Menyelusup mahligai Yang Diraja
Yang terhampar sepanjang bentang malam
Bertatahkan bulir bintang
Berselimutkan seisi angkasa
Ceritakan semua, tanpa ada jeda
Seolah kita takkan berjumpa fajar
Biar saja mata menjerit lelah
Tetapi sadar tubuh tak pedulikan
Sedari tadi pagi sudah teduh
Tanpa peduli jiwa mulai merana
Kuucapkan sapa jumpa untuk langit jauh
Mendesir semai yang tak tumbuh
Tanpa jiwamu yang berkelana jauh
Menyesap dengan penuh
Aroma kosong dedaunan musim gugur


Hari 7168, bersama rona wana berkuasa.
Dicatatkan dalam semangat kehampaan,
Senin, 24 November 2014, 18:12 (UT+9)
38°15'31.30"N, 140°50'20.53"E

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...