Sabtu, 12 September 2015

Article#463 - Bandang

I lost my faith in the summertime
'Cause it don't stop raining
The sky all day's as black as night
But I'm not complaining


September, bagi sesiapa yang telah sedikit lebih lama menikmati belantika seni Indonesia, kerap kali diidentikkan dengan jargon "September Ceria" yang didendangkan Vina Panduwinata. Sementara di negeri samurai ini, September dikenali sebagai bulan terakhir musim panas, atau setidaknya peralihan dari musim panas menuju musim gugur.

Peralihan semacam ini pada umumnya diwarnai dengan kedatangan taifun yang diselingi hari-hari dengan langit biru cerah. Sayangnya, kali ini berbeda: Dengan bercokolnya kembali massa udara di Pasifik Barat dan di Siberia, persaingan antar keduanya kembali menggulirkan jalur hujan untuk kembali bercokol di seantero negeri matahari terbit.
Episode musim hujan kedua ini, dengan hujannya yang sedikit nan berkepanjangan, berakhir dengan kedatangan badai tropis Etau dan hujannya yang melimpah. Saking melimpahnya, sebagian wilayah Jepang timur tak kuasa menampungnya dengan bijak. Air itupun memenuhi sungai-sungai, bahkan hingga sebagiannya terpaksa menumpahkan air ke daerah sekitarnya.

Air bah sungai Kinugawa yang menjebol bendung sungai dan membanjiri
sebagian wilayah kota Joso, Ibaraki, Jepang, 10 September 2015.
sumber gambar

(atas) Ilustrasi terbentuknya jalur hujan dari Badai Tropis Etau yang menghujani
wilayah timur Jepang antara 10-11 September 2015. sumber gambar
(kiri bawah) Pemetaan curah hujan di wilayah timur laut Jepang, pada pagi hari
11 September 2015. Jalur hujan ditandai dengan kotak.
(kanan bawah) Pemetaan daerah rentan banjir/longsor akibat curah hujan, pagi hari
11 September 2015. Jalur hujan ditandai dengan kotak.

"Peringatan darurat luar biasa" (特別警報) yang dikeluarkan setelah
curah hujan di lokasi berkembang menjadi sedemikian deras.
Catatan kondisi cuaca kota Sendai, 11 September 2015. Curah hujan
sempat mencapai angka 50 mm per jam.

Etau memberikan dalah satu episode hujan terderas yang pernah mendera Jepang, dan menyapukan akhir bagi sesi kedua musim hujan untuk tahun ini. Kini, antiskilon Siberia telah kembali meraja, mengibar dedaunan menuju haribaannya dalam musim gugur mendatang.
Sekumpulan dokumentasi terkait kejadian dapat disimak pada tautan berikut ini:
http://www.weather.com/storms/hurricane/news/tropical-storm-etau-japan-flooding-photos
http://mashable.com/2015/09/10/japan-flooding-photos/#NyuCNPXEK8kN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...