Selasa, 16 Juni 2015

Article#430 - Bumantara

Seiring merambatnya musim hujan membasahi sekujur negeri, awan hujan tak jua bosan menggamit hati yang ingin tetap menanti. Memandangi langit yang seperti mati, tanpa kelip gemintang yang bersembunyi di balik tabir gelap malam hari.
Entah apakah hendak memaksa diri untuk mengenang kejayaan gemerlap angkasa. Atau ingin mengingatkan, betapa mudahnya gemintang tersembunyi dalam belantara angkasa.

Maka kita kembali menatap angkasa, ketika batas-batasnya yang tak jelas ada membuat ia tampak tiada. Padahal ia menjadi tempat berpegangnya impian sebagian kita. Padahal ia menaungi mereka yang beristirahat dari hidupnya.

Atau kita tetap menjuruskan pandang ke sekitar. Memberi abai pada langit yang tak pernah memamerkan benderangnya bagi kita yang berkemul dalam kesibukan.

(seluruh foto dalam lapak ini disadur dari boredpanda.com)

*****














12 komentar:

  1. Saputangan mana saputangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat menyeka kotoran pada jiwa? (heah)

      Hapus
    2. Menyeka air bah

      Hapus
    3. Mukegile, mana muat. Menyeka air bah pake sapujagat atuh

      Hapus
  2. Sapu jyaga ada ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Niku jyaga :v

      Hapus
    2. Wah lagi abis buk. Kapan-kapan dateng lagi aja, siapa tau udah ada setoknya

      Hapus
  3. Begini nih kalo belanja ke lapak orang yang makan telor nya aja tiga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan soal makan telor tiga ato gimana. Saya emang kagak jualan atuh uni.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...