Minggu, 28 Juni 2015

Article#434 - Kala Pendar Melanda

25 Juni 2015, 16:34 UT. 
Semua berawal dari pelaporan berita akan "cuaca angkasa". 
Cuaca Bumi, barangkali berkaitan dengan topografi lokal, sirkulasi udara dalam lingkup regional, atau seterusnya. Tetapi, ketika yang dibahas adalah "cuaca angkasa", maka seantero pengamat langit di lingkup boreal (utara) maupun austral (selatan) segera beranjak. Mengusir awan, memintas malam untuk menjumpa tarian cahaya menghias angkasa.

Dalam lingkup skala yang berbeda, "cuaca angkasa" sama "cuaca"-nya dengan "cuaca Bumi"—memusatkan perhatian pada apa yang sedang terjadi pada satu waktu, dalam suatu lingkup kecil dari keseluruhan isi. Sebagaimana "cuaca Bumi" digunakan untuk merujuk pada pergolakan langit pada satu wilayah tertentu di muka Bumi, "cuaca angkasa" adalah istilah mesra yang disematkan bagi pergolakan angkasa pada satu wilayah tertentu di semesta, yang adalah sekitar Matahari.

Matahari yang senantiasa kita rasai sinarnya, panasnya dan segala konsekuensinya, mungkin tampak sebagai cakram terang yang setia mengikuti alur rotasi Bumi. Bahkan teramat setia, hingga kita-kita yang menjejaki Bumi sempat terkibuli oleh rotasi, menyangka Bumi adalah pusat dari segala-gala semesta. Meski ketika cakrawala kita mulai membuka diri terhadap kefanaan manusia di butir debu semesta, kita memahami semesta sebagai ruang waktu yang demikian luasnya, dengan keluarga keplanetan tak lagi tampak signifikan.

Matahari yang kita kenali sebagai cakram putih tenang itu, kemudian bergolak dan meletupkan isinya ke angkasa sekitar. Lontaran sebagian surya yang terburai ke angkasa ini adalah lontaran massa yang berisikan partikel bermuatan. Muatan yang mungkin lebih dari cukup untuk lebih dari sekadar "menyetrum" manusia dengan ketakjuban kelak.
Muatan ini berkendara mengikuti laju awalnya meninggalkan surya, dan kemudian disitir oleh medan magnet yang tak mengizinkannya lewat. Ada yang bergeming, ada yang berputar tanpa akhir. Dan ada pula yang memilih mencari jalan untuk melanjutkan perjalanan, mengikuti medan magnet memasuki atmosfer Bumi di utara dan selatan.

Partikel bermuatan yang berbondong datang ini agaknya tak disambut dengan ramah oleh atom oksigen dan molekul nitrogen pengisi atmosfer atas. Sehingga, ketika mereka dipertemukan dalam satu wacana, peperanganlah yang kemudian mengejawantah. Ada tabrakan, ada loncatan, ada haru-biru tinggi di atas sana. Dan kilasnya memunculkan urai warna demi warna.
Ada pendar hijau, merah, hingga terkadang ungu membentang menjadi tirai, jauh dari jangkauan sebagian besar manusia fana. Menjejak ketinggian sekitar seratus kilometer dari muka dunia, tirai ini berkibar bangga, sebagai hasil dari perkelahian sengit antara partikel asing dari Matahari, dengan partikel pribumi yang biasa mendiami Bumi.
Peperangan di angkasa terus bergolak, memamerkan kilasan cahayanya. Sementara kita-kita yang menatapi di muka dunia, terus menatapi angkasa hingga fajar kembali menjelang.

Satu hal yang menarik mengenai kejadian aurora adalah kekerapannya yang tak tentu. Meski ada masa-masa di mana Matahari lebih jamak meletupkan sebagian dirinya, hanya yang langsung mengarah ke Bumi lah yang akan menyalakan pertunjukkan aurora bagi mereka di dekat kedua kutub magnetik Bumi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Matahari kembali memasuki masa keaktifan dalam siklus 11-tahunan nya. Meski demikian, setelah beberapa tahun berlangsung, belum tampak tanda-tanda Matahari akan segera menyelesaikan keaktifannya untuk kembali beredar dengan tenang.
Alhasil, aurora masih jamak dijumpai, bahkan hingga saat ini.

Sekitar 22-23 Juni 2015, sebuah lontaran massa dari Matahari kembali terlontar hingga menggapai Bumi. Sebagai hasilnya, ribuan warga Amerika Serikat, Kanada dan Eropa di utara, dan warga Australia di selatan, melaporkan kenampakan aurora di wilayah masing-masing. Tentunya dilengkapi perlengkapan fotografi.

Berikut, penulis telah menyuguhkan foto-foto aurora hasil jepretan berbagai orang dari wilayah-wilayah yang berkesempatan menyaksikannya kali ini. Selamat menikmati!

Tambahan: Bagi pembaca yang berdomisili di Indonesia, agaknya harus bersabar dalam menantikan kesempatan melihat aurora secara langsung.
Kecuali sebuah letupan luar biasa besar melontarkan sebagian massa Matahari ke arah Bumi, atau kutub magnet Bumi berpindah mendekati ekuator geografis, kepulauan Indonesia yang menatahi ekuator tidak akan mendapat kesempatan menyaksikan pertunjukan langit yang satu ini.
Jika ingin menyaksikan aurora secara langsung, ada baiknya berkunjung ke daerah utara Amerika atau Eurasia untuk peluang melihat aurora yang lebih besar.
Tetap semangat.

Rocky Mountains National Park, Colorado, AS. (Rick Martinez/Aurora Borealis Notifications)
Gig Harbor, Washington, AS. (Doug Munday/Aurora Borealis Notifications)
Moab Desert, Utah, AS. (Helen A'Court/Aurora Borealis Notifications)
Traralgon, Victoria, Australia. (Caitlin Gordon/ABCNews)
Bend, Oregon, AS. (Rebecca Oprish/Aurora Borealis Notifications)
Winthrop, Maine, AS. (Amy Durocher/Aurora Borealis Notifications)
Llandudno, Wales. (CJ Barr/Mashable)
Poo Poo Point, Washington, AS. (Ariel Bravy/Aurora Borealis Notifications)
Estes Park, Colorado. (Chelsea Leigh Stockton/Aurora Borealis Notifications)
Bozeman, Montana, AS. (John Morris/Aurora Borealis Notifications)

North Dakota, AS. (Russell Hons/Aurora Borealis Notifications)
Blanc-Sablon, Quebec, Kanada. (Paulo Daniel Rocha/Aurora Borealis Notifications)
Baie-Comeau, Quebec, Kanada. (Sébastien Vallée/Aurora Borealis Notifications)

Burlington Junction, Missouri, AS. (Laura Davenport/Aurora Borealis Notifications)
Omaha, Nebraska, AS. (Chris Wildrick/Aurora Borealis Notifications)






































































































Berhubung satu lapak ini tidak akan cukup menampung keseluruhan galeri yang ada (dan bahkan tidak sanggup menampung tautan menuju seluruh galeri yang beredar), silakan kunjungi tautn berijut untuk melihat lebih lanjut.
http://mashable.com/2015/06/23/northern-lights-solar-storm/?utm_cid=mash-com-Tw-main-link
http://mashable.com/2015/06/23/aurora-australis-photos/?utm_cid=mash-com-Tw-main-link
http://www.bbc.com/news/world-asia-33265865
http://www.theage.com.au/victoria/skywatchers-on-the-lookout-for-aurora-australis-in-victoria-20150624-ghvlit
http://blog.metoffice.gov.uk/2015/06/23/large-solar-storm-brings-spectacular-views-of-the-aurora/
http://www.space.com/28857-aurora-photos-northern-lights-2015.html?cmpid=514648_20150624_48041766&adbid=613519461023248384&adbpl=tw&adbpr=15431856
https://www.facebook.com/TheEarthStory/posts/893540714040307
http://www.bbc.co.uk/weather/feeds/31933945?ns_mchannel=social&ns_campaign=bbc_weather&ns_source=twitter&ns_linkname=news_central
https://500px.com/photo/112697771/kinbane-aurora-by-stephen-emerson?from=popular&only=Landscapes&utm_content=buffer8081d&utm_medium=social&utm_source=twitter.com&utm_campaign=buffer

Sampai jumpa dalam tulisan selanjutnya, nanti!

2 komentar:

  1. Dih, dari dulu pengen banget liat aurora ga kesampean. Btw kalo udah naik cetak jadi buku bilang-bilang ya kak, wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaa seperti gue tulis di atas,
      "Kecuali sebuah letupan luar biasa besar melontarkan sebagian massa Matahari ke arah Bumi, atau kutub magnet Bumi berpindah mendekati ekuator geografis, kepulauan Indonesia yang menatahi ekuator tidak akan mendapat kesempatan menyaksikan aurora"
      Jadi, harap bersabar yah. Hoho.

      Wah kalau dari belog ini sih sepertinya nggak bakal banyak yang disiapkan naik cetak.
      Lihat nanti aja.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...