Sabtu, 28 Februari 2015

Article#393 - Progresi

[apdet terakhir pada 5 April 2015, 21:54 (UT+9)] ..... ..... "Zaman berubah. Tak peduli apakah manusia-manusia yang dilingkupinya berjalan mengikutinya, melampauinya, atau tertinggal di belakangnya." Agaknya, saya tak perlu lagi menahbiskan diri saya sebagai seorang yang gemar menghabiskan waktu untuk merenungkan dan membicarakan waktu. Selayang pandang yang kalian langsungkan ketika menelusuri laman blog ini (kalau kalian melakukannya, tentu) pun sudah lebih dari cukup menjadi saksi akan segala keisengan yang tertuang padanya. Di sisi lain, tentunya kita yang terbiasa membicarakan waktu...
Lanjutkan baca »

Selasa, 24 Februari 2015

Article#392 - Fluktuasi Nukleasi

Sejenak langit terpaku mimpi Bersama gemintang mengibar benderang Angkasa yang terbentang sunyi Merdeka dari kekangan awan Bersama gemeretak deru angin Menyelusup dalam dingin malam Langit tak perlu basa-basi Untuk menaungi mereka yang lelah Karena dengan datangnya pagi Mereka akan berbaris minggat Memberi jalan bagi gemerlap fajar Untuk membuka lembar selanjutnya Sejenak pikir telah tergariskan Bersama meningginya mentari Akan melelehkan kristal beku yang mengangkasa Juga yang bertumpuk bersama tapak kaki Meski ada masa di mana mentari tak berdaya Meski terkadang dingin pun tak berkuasa Sekarang...
Lanjutkan baca »

Senin, 23 Februari 2015

Article#391 - Transisi

Agaknya, kali ini musim semi lebih dini menghampiri, menilik dari perginya dingin yang menghuni sanubari. Karenanya, izinkan diri ini berpartisipasi. Mencerahkan hari-hari, mengembangkan senyum di hati. (tulisan ini mungkin akan diapdet suatu hari nanti) ...
Lanjutkan baca »

Sabtu, 21 Februari 2015

Article#390 - Ephemeri

Sebut saja benar adanya Seorang petualang Dalam kelambu berkalang Dalam buana melanglang Kemudian ia pergi Menghembusi detik Menafasi menit Mengilhami hari Sebut saja ia berkoar Terucapkan petuah Menyerukan ketinggian Tanpa peduli sasaran Ia mendatangi sanubari Persemayaman nurani Yang meminta diisi Dengan ragam uji Sebut sajalah ia Kabur bersama awan Memahami kefanaan Menyintas kenyataan Ajaklah ia pergi Menghadap matahari Melepas jiwa lari Membayang dalam nisbi Maka sebut namanya saja Yang tiada terkenang Menderas rerumputan Menguap hilang Bersama derai...
Lanjutkan baca »

Rabu, 18 Februari 2015

Article#389 - Manipulasi

Sejak lama, manusia sudah terbiasa membayangkan keberadaan kehidupan manusia dalam skala yang belum pernah mereka jumpa sebelumnya. Di satu sisi, skala yang diberikan adalah skala besar, di mana manusia menjadi sosok-sosok raksasa yang menjulang dengan langkah-langkah yang berdebam, menggetarkan bumi di sekitarnya. Di satu sisi, skala yang diberikan adalah skala kecil, di mana manusia menjadi sosok-sosok kerdil yang berlarian ke sana kemari layaknya semut, menyelusupi celah-celah yang tak mungkin dijamah manusia biasa. Beratus-ratus tahun peradaban manusia bergulir, dan cerita-cerita serupa berhenti...
Lanjutkan baca »

Minggu, 15 Februari 2015

Article#388 - Kontemplasi

Barangkali aku tak banyak tahu akan kenyataan. Karena ketika aku menilik seisi kota yang membuatku bosan, aku terkungkung ketidaktahuan untuk melangkah. Terjerat kejenuhan akan sudut-sudut yang sama, bangun-bangun yang senada, bayang-bayang yang seirama. Ingin melangkah, tapi aku masih tersangkut pada suaka jiwa, dalam usaha menjaga kewarasan yang makin tak jelas gunanya. Barangkali aku tak banyak tahu akan kenyataan. Karena ketika aku berpindah dari kenyataan raga ke kenyataan yang mengisi jiwa, mereka tampak sebagai dua keadaan yag demikian berbeda. Sedemikian berbeda, hingga pikiran yang...
Lanjutkan baca »

Minggu, 08 Februari 2015

Article#387 - Kulminasi

Kita acapkali menafsirkan atas sebagai sesuatu yang baik. Hal ini diejawantahkan dalam berbagai sisi dalam bahasa yang biasa kita gunakan tiap hari. Istilah "naik kelas", "lebih", "peningkatan", "mengangkasa", juga beragam istilah lainnya yang menyiratkan "perbaikan" sembari menyuratkan "kenaikan", barangkali jamak kita gunakan dalam percakapan. Tentunya dengan lawan kata yang mengisyaratkan "pemburukan" dalam bungkus "penurunan". Saya tak yakin bagaimana konsep "atas adalah baik" yang tersirat dari contoh di atas pertama kali dikembangkan. Barangkali ada kaitannya dengan fakta bahwa kita lebih...
Lanjutkan baca »

Kamis, 05 Februari 2015

Article#386 - Menantang Langit

Derap kereta tanpa lelah berkumandang sepanjang perjalanan. Meraja di tengah kesunyian hampar sawah, angin yang menghembus rerumputan kering pun tak digubrisnya. Tak pula awan yang menghampar tiba-tiba, menghamburkan kristal salju sepanjang perjalanan. Ia terus berderap. Derap yang terjaga, dengan perhentian yang berkesinambungan. Sebagaimana tapak-tapak yang mungkin merajai daerah ini ratusan tahun sebelumnya. Tapak boleh berganti derap, sebagaimana dataran yang tak terjamah kini menjadi hamparan sawah dan rumah. Tetapi agaknya tanah yang menggeliat dalam diam di bawahnya, tempat pijakan...
Lanjutkan baca »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...