Seorang fotografer pemula sedang mengikuti latihan fotografi pemandangan di suatu lembah yang memang terkenal akan keindahan bentang alamnya. Ia begitu bersemangat memotret ke sana-sini, hingga ia tak menyadari ia sudah kehilangan jejak rombongannya.
Panik, ia mencoba menelusuri jalan yang ia lewati sebelumnya, tetapi hari semakin gelap, dan matanya yang belum cukup awas kesulitan menerawang jalan yang ia lalui. Apalagi, di seberangnya ada jurang yang bisa langsung mengantarkan seseorang yang terjatuh ke dasar lembah.
Seolah belum cukup derita sang fotografer pemula, hujan badai turun! Spontan fotografer itu makin pesimis ia bisa kembali dengan selamat. Sudah tersesat, gelap, hujan badai pula.
Tapi akhirnya timbul harapan. Di ujung jalan dia melihat lampu mobil perlahan-lahan mendekat. Tidak mau kehilangan kesempatan, dia melambaikan tangannya untuk meminta tumpangan. Ketika mobil tersebut mendekat, tanpa mau membuang waktu, sang fotografer langsung naik ke bak mobil, duduk dan kaget! Karena dia baru menyadari bahwa mobil tersebut tidak ada yang mengemudikan.
Ketakutan, tetapi berhubung ia tak melihat jalan keluar lain bagi masalahnya, fotografer tersebut tetap bertahan meringkuk di bak mobil. Ia menutup kedua telinga saking takutnya, sambil gemetaran melafalkan doa tanpa henti. Dalam perjalanan di mobil yang berjalan dengan pelan sekali, ketika mobil sepertinya akan menabrak pohon atau jatuh ke jurang, tiba-tiba muncul tangan-tangan agar mobil tidak menabrak atau jatuh.
Sang fotografer bergidik, tetapi ketakutannya membuatnya tak mampu berbicara ataupun berteriak, dan ia hanya gemetar dan terus melafalkan doa. Kemudian tangan tersebut menghilang.
Hal tersebut terus terjadi berulang kali.
Singkat cerita, mobil tersebut sampai ke sebuah warung kopi. Beberapa jam meringkuk, sang fotografer pemula tak tahan lagi dan lari terbirit-birit ke warung tersebut, memesan secangkir kopi. Sambil menangis terisak-isak, fotografer tersebut menceritakan kejadian seram yang baru saja dia alami kepada sang pemilik warung.
Setelah selesai bercerita, fotografer tersebut akhirnya pingsan kelelahan dan juga karena menahan rasa takut.
Tak lama, dua orang berpakaian kotor dan basah kuyup masuk ke dalam warung kopi dan melihat sang fotografer yang sedang pingsan. Salah satunya langsung menunjuk si fotografer yang pingsan,
"Wah ini dia orang yang seenaknya menumpang di mobil yang lagi kita dorong!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar