Alfred beberapa hari ini selalu datang ke kantor dengan muka kusut seolah baru saja masuk ke mesin cuci. Semula, tak ada yang memerhatikan Alfred secara seksama. Namun, sang bos menjadi orang pertama yang menyadari berubahnya kinerja Alfred, yang makin memburuk dari hari ke hari.
Sang bos pun memutuskan untuk bertanya. Suatu hari, beliau memanggil Alfred ke ruang kerjanya.
"Alfred, saya perhatikan kinerjamu akhir-akhir ini memburuk. Ada apa?", sang bos memulai pembicaraan.
"Begini bos. Saya selalu melalui jalan yang sama tiap kali berangkat ke kantor dan pulang. Di jalan itu terdapat sebuah toko hewan peliharaan dan ada seekor burung kakaktua yang bertengger di depan toko. Tiap kali saya melewati toko itu, burung kakaktua itu berteriak, "Hei pak tua! Kamu benar-benar jelek! Anda bisa bayangkan, pak bos, betapa marahnya saya tiap hari. Setiap pergi dan pulang kerja, cacian kakaktua itu terus berseru kepada saya. Saya jenuh pak." ujar Alfred, memelas.
Merasa kinerja perusahaannya akan berkurang jika suasana hati Alfred terus saja buruk, sang bos memutuskan untuk menemani Alfred, mendatangi 'pet shop' itu.
"Hei kalian pak tua! Kalian benar-benar jelek!", sambut sang kakatua.
Alfred kembali tersulut emosinya, dan sang bos mendatangi si pemilik toko.
"Bapak lihat kakaktua di depan itu? Jika besok ia masih menghina bawahan saya ini, akan saya goreng burung kakatua itu di hadapanmu.", hardik sang bos dengan keras.
Pemilik toko menenangkan sang bos dan berjanji akan membuang kata-kata jelek itu dari mulut kakaktua. Alfred sangat berterimakasih kepada bosnya.
Keesokan harinya ...
Alfred berangkat kerja dengan begitu bersemangat. Ia yakin tak akan ada lagi gangguan dari sang kakatua. Namun, ketika ia melewati 'pet shop' itu, burung kakaktua itu menyapa dengan manis, "Hei, pak tua!"
Terdiam sejenak.
Lalu burung itu memasang tampang mengejek, "Ah, kamu sudah tahu kalimat berikutnya!"
-disadur dari sumber anonim, tersebar di dunia maya
bisa jadi bisa jadi! wkwkwk mayan deh gi~~~
BalasHapusAmpun mbak~
Hapus