Cuaca yang lebih hangat di hari ini ikut menjadi bahan utama dalam meracik bumbu bagi makanan kepala penulis yang sedang bergelut dalam ketidaktahuan dan kekeraskepalaan jiwa. Masih dengan pikiran yang terkadang berteriak merana karena tugas yang belum selesai jua, penulis tak mau membiarkan diri ini bergelut dalam balada. Akhirnya, hari ini, penulis melewatkan waktu beberapa saat untuk mengamati dunia dari sekitar jendela kamar penulis, pada balkon yang sedikit berdebu akibat jarang tersentuh.
Teringat seorang teman yang mendamba hijaunya dedaunan yang lama tak ia jumpai, penulis mengamati pepohonan yang telah lama meranggaskan daun-daunnya, menjadi jejaring selulosa yang sekilas nampak tak bernyawa. Teringat beberapa keluhan mengenai hari yang luar biasa dinginnya saat itu, penulis mengamati dalam kekosongan, bagaimana hari ini begitu cerah dan hangat. Bagaimana angin terus berhembus ke berbagai macam arah, bagaimana awan-awan datang dan pergi, menutupi sinar matahari. Bagaimana matahari terlihat bergerak, terus menuju horizon untuk menyembunyikan dirinya sekali lagi, disertai semburat merah yang menghampiri. Bagaimana kehidupan, detakan dan suara jiwa terus mewarnai kehidupan, dan mengubah citarasanya.
Duhai kawan, waktu kadang terasa berlalu begitu cepat. Ada satu saat dimana kau ingin waktu yang ada berlalu dengan cepat, di saat yang lain kau ingin waktu bergulir selambat mungkin untuk mengekalkan momen indah yang ada. Dalam suatu saat kau membayangkan bagaimana masa depan akan membuka pintunya, dan ketika saat itu telah lama berlalu, kau mengenang masa lalu, dan tersenyum ketika mengingat bagaimana diri yang kini telah berubah dari diri yang lalu. Ketika dulu kau memutuskan untuk merantau, berjuang di tanah yang kau tak tahu apapun tentangnya sebelumnya, dan kemudian kau tersadar bagaimana pandanganmu atas dunia makin luas dan dalam. Dan ketika kau kembali ke kampung halaman, tempat jiwamu dan namanu tumbuh besar, lihatlah segala macam hal yang berbeda dengan apa yang dulu kauingat. Dari rumah-rumah baru yang dibangun, pohon yang makin besar, jalanan yang makin ramai, anak-anak tetangga yang tumbuh besar, dan munculnya gurat-gurat usia pada mereka yang kaukenal.
Waktu dan perubahan, layaknya dua sekawan yang selalu berjalan beriringan. Dengan adanya waktu lah, ada masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dan dari semua itu, perubahan mengguratkan pengaruh dan kenangan masa lalu, di seseorang yang sedang berjuang di masa kini untuk mengukir cerita masa depannya. Dan seperti kata hukum kedua termodinamika, perlahan semua benda, dari limosin mewah yang merepotkan ketika sedang berbelok, hingga sebuah batu yang teronggok di dasar sungai, semua perlahan berubah, menanggalkan kejayaan masa mudanya, terus menua dan kemudian teronggok terlupakan. Dan seperti disebutkan pula oleh hukum termodinamika kedua, hanya dengan usaha tambahan lah yang menua itu bisa diperbarui, untuk kemudian digunakan pada performa terbaik.
Dan kawan, baik perubahan maupun waktu, semuanya terus berjalan, hingga kini. Jangan pernah lupa. Keduanya membantu memunculkan apa yang belum pernah ada sebelumnya, tetapi keduanya juga membantu mengusir dan menghilangkan apa-apa saja yang pernah ada. Satu muncul, yang lain muncul, kemudian hancur, dan tumbuh yang baru, datang silih berganti. Baik dalam sudut pandang astronomis, geologis, ekologis, sosiologis dan seterusnya, pembaruan dan pelenyapan itu selalu bergulir antara yang satu dengan yang lain. dengan semua itu, tergambar nyata betapa keabadian di dunia fana ini hanya sebuah mimpi kosong. Segala hal yang buruk pasti akan berakhir, tetapi demikian pula hal yang baik. Ketika sebuah perjumpaan diakhiri perpisahan. Ketika keceriaan diikuti keheningan. Akan tetapi, dengan akhir yang ada untuk segala hal duna itulah, sebagai sebuah benda abstrak, mereka memiliki nilai tersendiri. Nilai yang mungkin saja tak akan kentara jika mereka tidak memiliki akhir. Dan juga, jika kau menyadari dengan baik bahwa segala sesuatu akan berakhir, kau tak akan banyak terbuai dalam kenangan masa lalu, alunan masa kini, atau harapan masa depan yang melenakan.
Dan kemudian renungkanlah, tentang perubahan.
Tentang bagaimana, semua hal terus bergulir seiring waktu, membentuk proyeksi baru, pemaknaan baru dan identitas baru.
Tentang jiwa-jiwa yang resah, yang takut akan datangnya hal-hal baru.
Tentang mereka yang terbias oleh datangnya cobaan, dan terperosok dalam kenangan masa lalu.
Tentang semua hal yang terus berproses, berputar, bergerak, dan terus menjalankan sebuah pembaruan.
Karena seiring berjalannya hidup, zaman akan senantiasa berubah.
Pilihan yang ada hanya mengendalikan diri atas perubahan, mengendalikan perubahan oleh diri, atau diri yang dikendalikan perubahan.
Tak ada jalan mundur atau jalan pintas—manusia tak punya kuasa untuk mengusik waktu.
Sekarang hanya perlu memilih, apakah akan terus menerjang, meski dihambat hutan perdu,
Atau diam tanpa berbuat apa-apa, dan terlena dengan selimut beludru?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar