Kadang mereka memukaumu dengan pengetahuan yang dalam dan tak terduga,
Kadang mereka jemawa dan merasa tahu segalanya.
Kawan, apa kalian pernah mendengar tentang pujangga sumbang?
Meskipun nada lantunan mereka merdu dan menyejukkan hati,
Mereka semua tak pernah ada yang menyadari.
Kawan, apa kalian pernah melihat bagaimana pujangga sumbang bertutur kata?
Kata-kata gubahan mereka seolah mampu mewarnai langit,
Sementara jiwa mereka sendiri lupa mereka warnai.
Kawan, apa kalian pernah mengagumi seorang pujangga sumbang?
Padahal, meskipun mereka sering dipuji orang-orang,
Jarang sekali mereka bisa memuji diri sendiri.
Kawan, apa kalian pernah tahu cita-cita seorang pujangga sumbang?
Mereka seringkali bercita demikian tinggi menembus langit,
Sementara kaki mereka lupa untuk tetap berpijak di bumi.
Kawan, apa kalian pernah mencoba menyelidiki seorang pujangga sumbang?
Ia mungkin bisa melantunkan kepada orang-orang ratusan nasihat,
Namun pengaruh semua itu ke dalam dirinya, tiada terlihat.
Apa kalian pernah ingin menjadi seorang pujangga sumbang?
Tak perlu takut meskipun kau merasa suaramu tak menarik,
Yang penting kau menyampaikan dengan maksud baik.
Tahukah kalian, siapa gerangan sang pujangga sumbang itu?
Walaupun kau selama ini tak pernah sadari,
Ia ada dalam dirimu masing-masing.
Terkadang dalam jiwamu sendiri, ada sekelumit jiwa 'pujangga sumbang' tersebut. Jiwa yang berusaha berkontribusi dengan memberi kata-kata nasihat, kata-kata bijak, atau motivasi kepada orang-orang yang terhadapnya kau peduli. Jiwa yang kau sendiri merasakan ia terlalu rusak, terlalu hina, padahal di luar sana, banyak orang yang menuai berbagai manfaat dari berbagai kata-kata yang pernah kau tabur. Meskipun kau sendiri bahkan mungkin belum terlalu meresapi kata-kata yang kau tulis sendiri.
Tidak perlu merasa hina, meskipun kau belum banyak mengoptimalkan untaian kata yang selama ini kau taburkan ke orang di sekitarmu. Kau bisa melakukan keduanya bersama-sama, terus menebar kata-kata untuk kebaikan, seraya terus mengevaluasi diri atas semua yang telah kau katakan.
Jangan menunggu menjadi pribadi yang sempurna untuk menebar kebaikan, karena tiada manusia yang sempurna. Mungkin kata 'sempurna' terdengar indah, tetapi 'penyempurnaan' jauh lebih baik. Karena yang pertama mengisyaratkan akhir, dan yang kedua mengisyaratkan proses. Nah sekarang, mana yang akan kau utamakan, akhir atau proses?
Yah, lagi-lagi 'pujangga sumbang' yang satu ini mengalirkan kata-kata dengan mudahnya. Sdahlah, ambil sisi positifnya saja. (:g)
Hari 6419, di tengah alunan melodia dan keramaian dunia maya.
Dimulai pada Senin, 5 November 2012, 12:52 (UT+9)
38°15'36.21"N, 140°50'58.31"E
Catatan: Tulisan ini bukan merupakan refleksi langsung akan diri penulis yang mengaku di bio-nya sebagai 'pujangga sumbang'. Tetapi tulisan ini (saya harap) dapat menjadi refleksi jiwa kita semua. (tsaah gayanya)
Kadang mereka jemawa dan merasa tahu segalanya.
Kawan, apa kalian pernah mendengar tentang pujangga sumbang?
Meskipun nada lantunan mereka merdu dan menyejukkan hati,
Mereka semua tak pernah ada yang menyadari.
Kawan, apa kalian pernah melihat bagaimana pujangga sumbang bertutur kata?
Kata-kata gubahan mereka seolah mampu mewarnai langit,
Sementara jiwa mereka sendiri lupa mereka warnai.
Kawan, apa kalian pernah mengagumi seorang pujangga sumbang?
Padahal, meskipun mereka sering dipuji orang-orang,
Jarang sekali mereka bisa memuji diri sendiri.
Kawan, apa kalian pernah tahu cita-cita seorang pujangga sumbang?
Mereka seringkali bercita demikian tinggi menembus langit,
Sementara kaki mereka lupa untuk tetap berpijak di bumi.
Kawan, apa kalian pernah mencoba menyelidiki seorang pujangga sumbang?
Ia mungkin bisa melantunkan kepada orang-orang ratusan nasihat,
Namun pengaruh semua itu ke dalam dirinya, tiada terlihat.
Apa kalian pernah ingin menjadi seorang pujangga sumbang?
Tak perlu takut meskipun kau merasa suaramu tak menarik,
Yang penting kau menyampaikan dengan maksud baik.
Tahukah kalian, siapa gerangan sang pujangga sumbang itu?
Walaupun kau selama ini tak pernah sadari,
Ia ada dalam dirimu masing-masing.
Terkadang dalam jiwamu sendiri, ada sekelumit jiwa 'pujangga sumbang' tersebut. Jiwa yang berusaha berkontribusi dengan memberi kata-kata nasihat, kata-kata bijak, atau motivasi kepada orang-orang yang terhadapnya kau peduli. Jiwa yang kau sendiri merasakan ia terlalu rusak, terlalu hina, padahal di luar sana, banyak orang yang menuai berbagai manfaat dari berbagai kata-kata yang pernah kau tabur. Meskipun kau sendiri bahkan mungkin belum terlalu meresapi kata-kata yang kau tulis sendiri.
Tidak perlu merasa hina, meskipun kau belum banyak mengoptimalkan untaian kata yang selama ini kau taburkan ke orang di sekitarmu. Kau bisa melakukan keduanya bersama-sama, terus menebar kata-kata untuk kebaikan, seraya terus mengevaluasi diri atas semua yang telah kau katakan.
Jangan menunggu menjadi pribadi yang sempurna untuk menebar kebaikan, karena tiada manusia yang sempurna. Mungkin kata 'sempurna' terdengar indah, tetapi 'penyempurnaan' jauh lebih baik. Karena yang pertama mengisyaratkan akhir, dan yang kedua mengisyaratkan proses. Nah sekarang, mana yang akan kau utamakan, akhir atau proses?
Yah, lagi-lagi 'pujangga sumbang' yang satu ini mengalirkan kata-kata dengan mudahnya. Sdahlah, ambil sisi positifnya saja. (:g)
Hari 6419, di tengah alunan melodia dan keramaian dunia maya.
Dimulai pada Senin, 5 November 2012, 12:52 (UT+9)
38°15'36.21"N, 140°50'58.31"E
Catatan: Tulisan ini bukan merupakan refleksi langsung akan diri penulis yang mengaku di bio-nya sebagai 'pujangga sumbang'. Tetapi tulisan ini (saya harap) dapat menjadi refleksi jiwa kita semua. (tsaah gayanya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar