Rabu, 18 Mei 2016

Article#549 - Tuhan Sudah Sangat Populer

Satu
Tuhan sudah sangat populer
Nama-Nya dihafal luar kepala
Sehingga amat jarang ada
Orang yang sungguh-sungguh mengingat-Nya

Tuhan sudah sangat populer
Seperti matahari tak pernah tak bercahaya
Sehingga hanya kadang-kadang saja
Orang menyadari ada dan peran-Nya

Tuhan sudah sangat populer
Baik di kota maupun di desa
Kalau terasa tak ada, orang menanyakan-Nya
Ketika jelas ada, ada orang melupakan-Nya

Dua
Di kalangan kaum beragama
Juga pada orang yang mengakui-Nya
Tuhan dilibatkan dengan amat riuhnya
Untuk dirindukan maupun untuk dihina

Tuhan menandakan diri di jalanan
Memasuki rumah-rumah
Bahkan memasuki setiap jiwa
Menyemayami hati dan bawah sadar manusia

Tiga
Tuhan yang sebenar-benarnya Ia
Disebut Allah subhanahuwata’ala
Maha dzat tak terumuskan segala kata
Luput dari setiap genggaman makna

Tetapi Tuhan yang diikir-pikirkan orang
Yang diomongkan dan diteriakkan
Bermacam-macam bentuknya
Membuat para Ulama ngambek di antara mereka

Demikian itu karena orang terbiasa malas
Menempuh perjalanan sejati
Mengasuh mutiara ruhani
Merdeka dari ego kecil diri pribadi

Empat
Terkadang orang pikir Tuhan adalah pegawai
Disuruh-suruh mengabulkan doa-doa pamrih pribadi
Yang diucapkan dengan mulut pedagang menagih janji
Saat dan bentuk kabulnya dibatasi

Tuhan diberhalakan
Digambar dengan gagasan-gagasan
Kalau tetangganya membuat patung Tuhan yang berlainan
Bertengkar mereka dan saling mengkafirkan

Orang bikin tuhan-tuhanan
Bagai robot digerakkan ke kiri ke kanan
Tombol dtekan, program harus dilaksanakan
Kalau robot macet, ia tak dipercaya dan dicampakkan

Lima
Orang dungu dan orang pandai
Mengarang tuhannya sendiri-sendiri
Diramu berdasar sangkaan dan keinginan
Yang tak diuji dan tak dijernihkan

Ramuan tuhan-tuhanan dijadikan gincu
Dioleskan di bibir
Dijajakan ke sana ke mari
Agar laris dagangan duniawi


Tuhan dijadikan suku cadang
Untuk membuat peluru dan senapan
Dibubuhkan namanya di surat-surat keputusan
Dikurung dalam kandang kambing-kambing hitam

Enam
Orang lain bertekun-tekun sembahyang
Sambil merendahkan orang lain dan menajiskan
Tuhan dimonopoli
Diakui sebagai miliknya sendiri

Orang yang sembahyangnya gagal sembahyang
Tak menemu kesejatian
Orang yang sembahyangnya berhala
Syari’at-lah tuhannya

Tujuh
Yang bukan tuhan dituhankan
Yang tuhan tak dijadikan sesembahan
Orang mabuk di putaran gelombang
Terseret dari salah paham ke salah paham

Kekuasaan dan kemegahan
Uang dan segala bentuk kekerdilan
Berfungsi tuhan
Karena dinomorsatukan

Delapan
Tuhan disederhanakan
Menjadi kayu pagar berbaris
Terbuntu jalanan ke cakrawala
Langit ditutupi awan jelaga

Jiwa lapar umat
Dicekoki penafsiran dusta
Hati mereka yang dahaga
Dijawab dengan paham syari’at yang buta

Sampai tiba suatu hari
Engkau ditanya oleh dirimu sendiri
Siapakah Tuhan hidupmu, ya shahibi?
Kau jawab: Umara dan Ulama, tak ragu lagi.

Sembilan
Tuhan sudah sangat populer
Sudah dijadikan komoditas yang amat sekuler
Diiklankan dengan indahnya
Disebut dan dimanfaatkan di mana-mana

Allah yang sebenarnya
Mahasuci Ia
Dari ludah segala jenis Fir’aun
Yang merasuki tulang sumsum

***
Nadjib, Muhammad Ainun. 1987. Seribu Masjid, Satu Jumlahnya: 105-109.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...