Minggu, 08 November 2015

Article#483 - Langgas


Melintasi sekian banyak ragam kehidupan yang berkalang di tiap sudut-sudut muka bumi, acapkali sebagian dari kita dibuat terperangah oleh keberagaman umat manusia. Sekian banyak kepala, berkutat dalam aneka latar belakang sosial, budaya, agama, hingga ekonomi, berhimpun dalam kesatuan yang saling menopang antar satu sama lain. Semua, dengan bakat dan minat masing-masing, kebiasaan masing-masing, ciri masing-masing, bersatu mewujudkan warna-warni kehidupan yang kita nafasi dalam setiap detik-detik.

Ketika kita semua sudah sama-sama paham akan keberagaman yang sedemikian dahsyatnya, semua ditambah lagi oleh kenyataan bahwa tiap-tiap manusia mengalami perubahan dalam aneka kadar dan rupa sepanjang jalur hidupnya. Maka umat manusia seolah dikomando untuk terus melebur dan berbaur dalam keanekaragaman segala rupa jiwanya.
Ada yang kemudian sampai pada posisi di mana mereka sudah merasa cukup nyaman akan apa yang mereka miliki, dan memilih untuk bertahan hingga sisa nyawa terlepas dari raga. Ada yang merasa ia masih bisa meraih yang lebih dibanggakan, maka ia terus terbang, melesat menerabas batas.

Ada yang merasa alur liku hidup telah menggiringnya menuju titik tanpa jalan kembali, sehingga ia menghabiskan jalan hidupnya merutuki apa-apa yang tak kunjung membaik.
Ada yang merasa tempatnya berliang sekarang akan mengungkungnya dari apa yang sejatinya ia damba, sehingga ia terus berlari, abai pada doktrin yang disebut sebagai takdir. Memperjuangkan hal bernama mimpi yang adanya nisbi, tetapi mampu mengompori setiap sendi untuk terus unjuk gigi menapis musykil.

Boleh saja kita berbicara sembarang asal tentang apa yag tak benar-benar kita pahami. Tentang mereka yang telanjur menganggap apa-apa di sekitarnya ditakdirkan untuk menguasainya sepanjang sisa hayat. Tentang mereka yang terus menerabas tanpa peduli aturan. Tentang mereka yang kekeraskepalaannya jauh melebihi halang rintang di hadapan. Tentang mereka yang mendapati kenyataan mereka diruntuhkan oleh apa yang mereka bayangkan.
Pada akhirnya, yang kutahu, kita selalu punya kuasa dalam mengubah apa-apa yang ada di sekitar. Entah mengubah halang rintang menjadi cerlang peluang, atau justru sebaliknya.

Sekarang, kurasa akan lebih baik untuk terus melangkah. Mengejar kenyataan yang dibayangkan dalam impian.

They're trying hard to put me in my place
And that is why I've gotta keep running
The future is mine and it's no disgrace
'Cause in the end the past means nothing












































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...