Melebur hidup dalam temaram
Mengajak hati lupakan kelam
Berkelana menyusur masa silam
Selalu ada tersimpan dalam
Desiran cerita terus teredam
Selayaknya bara dalam sekam
Tetapi yang ini, ia api hitam
Yang terasa seperti pahit geram
Hei dunia, akankah kaubiarkan dirimu diam?
Kami semua telah jenuh akan asam garam
Masa depan dan kenangan kami masih saja buram
Terus saja berharap, tak akan terus bungkam
Mari simak naskah mereka yang bersandar
Berusaha tetap teguh dalam guncangan alam sadar
Pagi dicemil dengan getir, siang diseduh sabar
Dan dibiarkan malam mengering, berbumbu kelakar
Kepada cerita, mereka menatap nanar
Dan kepada lahir, mereka setia mengakar
Hei kawan, amatilah gejolak yang perlahan terungkap
Lupakan getar, bawalah cahaya meski tak lengkap
Karena ketika habis terang, akan terbit gelap
Tetapi dalam tiap gelap, harap takkan menguap
Matinya harap berarti hilangnya cerlang
Padahal gelap ada karena tiadanya terang
Mari kita belajar dari kunang-kunang
Yang cahayanya dalam malam tak jua lekang
Kami terbungkam, bukan berarti kami kalah menghilang
Karena setelah malam tergelap akan silaulah terang siang
Terhatur salam dari kami, kaum lagak durjana
Kaum yang sadar, tiada guna meratap dunia fana
Kami akan selalu setia menanti akhirat sana
Namun, selama kami disini, perjuangan takkan sirna
Kami ucapkan selamat tinggal bagi mereka yang terlena
Dituntun manis diri menuju gelap bencana
Karena yang penting bukanlah lebih dulu gelap atau terang
Mana yang bisa kau pertahankan yang akan menentukan
sumber |
Hari 6730, ditemani deru malam yang lelah.
Terhatur dalam hening yang tak sepenuhnya nyata,
Senin, 9 September 2013, 23:14 (UT+7)
6°53'01.63"S, 107°36'51.51"E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar