Kamis, 23 Februari 2012

Article#38 - Ketika Pak Guru Jono Marah

Siang itu, kelas 5E di SD Suka Ramai amat gaduh. Puluhan siswa bermain melempar kertas yang membuat kertas beterbangan di dalam kelas, dan para siswi hanya menjerit dan mengomeli para siswa ketika mereka ditabrak oleh pesawat kertas, atau salah satu siswa. Semua kegaduhan yang seru itu terus berlangsung.... hingga Pak Jono, guru yang terkenal galak itu, datang mendatangi mereka. Hanya butuh satu teriakan untuk menghentikan kegaduhan dalam kelas yang tampak seolah tak bisa dihentikan dengan cara apapun itu.
"Berhenti kalian semuanya..!!!!", teria Pak Jono dengan suaranya yang terkenal menggelegar itu. Tanpa disuruh lagi, semua murid bergegas kembali ke tempat duduknya masing-masing.
"Kalian ini tidak tahu malu ya! Ribut sekali, kalian kira sekolah ini tempat bermain? BUKAN!"..
Pak Jono terus mengomeli anak-anak sekelas untuk 20 menit berikutnya...
"...makanya, kalian ini benar-benar tidak tahu diri sih. Yang merasa dirinya memalukan, berdiri sekarang juga!"
Tidak ada satupun siswa atau siswi yang berdiri. Melihat itu, amarah Pak Jono pun mendidih.
"KALIAN INI TIDAK SADAR DIRI YA!" teriaknya sembari menggebrak meja. "Suara ribut kalian terdengar ke seluruh penjuru sekolah, dan kalian merasa itu bukan masalah. Sekali lagi, yang merasa dirinya memalukan, berdiri sekarang juga!!"
Lama sunyi menghinggapi kelas, hingga Harto sang ketua kelas pun beranjak dari kursinya dan berdiri. Pak Jono pun mendatanginya dengan berkacak pinggang.
"Jadi.. Kamu merasa dirimu memalukan, Harto?"
Harto dengan gugup menjawab, "Bukan pak! Bukan karena itu saya berdiri."
Pak Jono pun dibuat tambah kesal, "JADI MERASA HEBAT DENGAN MENANTANG SAYA SEPERTI ITU, HAH??!"
Dengan suara lebih gugup, Harto berujar,
"Bukan itu pak. Tapi.... saya tidak enak melihat Bapak berdiri sendirian."
Pak Jono hanya bisa terdiam mematung.
(:g)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...