Minggu, 08 Maret 2015

Article#396 - Peripheri

Aku menapak tepi perjalanan
Berlandaskan pepasir hampa
Mereka jengah tersapu ombak
Sebagaimana kita di depan cobaan
Tetapi mereka tetap bertahan
Tergulingkan oleh setiap deburan
Untuk teraduk kembali ke muka
Menyapa sahabat lama

Aku berdiri di tepi negeri
Berhias berbatu gerigi
Bersemedikan semilir sepi
Menghuni seisi sanubari
Cakrawala tak tampak bertepi
Samudera tiada kentara berakhir
Juga bentang tabir langit
Yang tak jua mengilhami

Aku menatap tepi kenangan
Mendaki dari sela ingatan
Bernafaskan kedahsyatan lama
Terukir di tiap keping batuan
Gundah bergetar perlahan
Menyerukan masa depan
Yang datangnya tak terelak
Yang padanya kita berharap cemas

Aku menuju tepi sendiri
Berpisah dengan kerumun ramai
Membelakangi figur tinggi
Ia yang tumbuh dari tanah ini
Menyemai di setiap sisi
Merasa diri mendekati langit
Tangan yang terulur menggapai
Menyentuh tanpa pernah sampai

Aku terduduk di tepi lautan
Sunyi ditaburi debur awan
Ditiup oleh arakan samudera
Dihembus angin dan menyibak
Maka ketika pasang menerjang
Kedua tapak dibiar tergenang
Berhias binar sinar surya
Kita bersua sepanjang masa

Aku merajut tepi hari
Atau kupikir itulah yang terjadi
Ketika semburat senja menari
Indah tanpa perlu pelangi
Bahkan awan tampak menggamit
Tirai yang perlahan pergi
Saat surya akhirnya pamit
Untuk bersinar di lain hari


Hari 7272, menemani akhir hari.
Ahad, 8 Maret 2015, 18:11 (UT+9)
31°35'26.90"N, 130°35'33.55"E

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...