[apdet terakhir pada 7 April 2015, 00:18 (UT+9)]
Kiprah saya dalam berurusan dengan topik yang serupa dengan topik dalam tulisan ini, adalah ketika saya iseng mengumpulkan
beragam bentuk puisi dari beberapa latar belakang bidang studi pada akhir tahun 2012 lalu. Saat itu, yang saya lakukan sebenarnya hanyalah mengisengi orang yang mau-maunya mengunjungi laman belog saya, dengan dosis gombal kelewat batas yang saya comot dari sekujur internet. Puisi-puisi terkait pun berisikan untaian kata gombal dari sudut pandang beragam bidang studi, memberikan gambaran akan seorang ahli dalam bidang terkait yang sedang jatuh cinta. Ada matematika, fisika, biologi, kimia, juga pemrograman.
Tentu saja, beberapa kawan saya agaknya cukup "terusik" hingga mau repot-repot memberikan komentar bagi kompilasi susunan saya tersebut. Tapi dasar lupa karma, saya pun terlalu asyik menertawakan (dan tertawa bersama) kompilasi tersebut, hingga salah satu kawan menodong saya untuk membuat gombalan serupa versi astronomi.
Wahduh. Bagaimana caranya?
Bukan soal kekurangan bahan. Astronomi, dengan lingkupnya yang jauh melampaui molekul-molekul nafas penduduk Bumi, tentu menawarkan kesempatan demikian luas bagi para pujangga karbitan yang ingin membuat kagum pujaan hatinya. Bintang-bintang yang biasa kita tatap di malam hari saja sudah lebih dari cukup untuk dijadikan bahan gombalan, apalagi ketika kita menjelajah lebih jauh, bersama menyusuri gelap malam. (
Ini pun sudah terdengar seperti sedang menggombal, kan?)
Saya pun termasuk sekian orang yang cukup beruntung mendapat kesempatan mengarungi dunia astronomi sekian lama, sehingga saya bisa dengan pongah mengatakan jika saya punya akses luas pada potensi gombalan yang luar biasa ini.
Masalahnya sederhana saja:
Saya kekurangan jam terbang.
Mungkin, terlalu asyik melarutkan diri dalam menyusuri tiap jengkal langit lewat ensiklopedi membuat saya kurang canggih. Tidak handal merangkai gombalan demi gombalan. Seperti kata orang,
bisa karena biasa dibisa-bisain. Maka yang saya perlukan untuk menyusun kumpulan gombalan adalah
meningkatkan jam terbang. Bagaimana? Mempraktekkan gombalan ke orang-orang? Mengingat konsekuensi yang terjadi, yaitu beban moral yang mungkin harus saya pertanggungjawabkan nantinya, agaknya ini bukan solusi yang bijak. (pfft)
Solusi sederhana yang kemudian terpikirkan, adalah belajar dari orang-orang di sekitar saya. Apa daya, di sekitar saya justru populasi tunaasmara masih bergeletakan.
Kenalan saya rata-rata masih usia mahasiswa sarjana, sih. Atau, kalau mengutip kata-kata salah satu profesor astronomi ITB, "mahasiswa cacat asmara".
Maka, saya perlahan mengakrabi beragam orang yang usianya terpaut beberapa tahun di atas saya, untuk (pff) bersilaturahmi dan membangun jaringan pertemanan yang saya yakini akan berguna di masa depan (pff).
Tentu saja, pada akhirnya saya jamak mengamati bagaimana mereka berinteraksi dengan kenalannya,
juga mempelajari gaya menggombal sesuai tipe incaran, juga tips dan trik menggombal dari mereka.
.....dan pada akhirnya saya malah melupakan usaha menyusun kompilasi gombalan astro ini.
Maka, alangkah beruntungnya saya yang malas ini, manakala salah seorang kenalan saya di dunia astronomi memutuskan untuk menggelar "perang" gombalan, akhir Mei 2014 lalu. Berkumpullah beberapa orang, yang secara demografis hampir semua terhimpun (atau terkait) dengan keluarga besar Prodi Astronomi ITB. Populasi yang menonjol terutama adalah mahasiswa/i Astronomi ITB angkatan 2008, yang pada Mei 2014 secara umum sudah menamatkan pembelajaran di bidang sarjana. Mereka juga terhimpun dalam golongan usia di mana interaksi dalam tingkatan serius dengan lawan jenis lebih jamak dibicarakan.
Tentu saja, saya tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan meraup sebotol besar dan sebungkus
pacar kuaci, saya menyaksikan dengan takzim, bagaimana para "mahasiswa cacat asmara" berjibaku, mempertandingkan "gombalan" mereka di "medan perang".
Berikut adalah TKP (hanya bisa diakses oleh mereka yang 'berhak'):
https://www.facebook.com/ridlo.cepheid/posts/10201863473735739
Dan berikut, saya kumpulkan "hasil jarahan perang" yang cenderung "dijagokan" oleh para kontestan dan penonton. Spesial, bagi kalian yang 'tidak berhak' untuk mengaksesnya secara langsung.
Selamat menikmati.
(DISCLAIMER; membaca kalimat-kalimat di bawah dapat menyebabkan muntah pelangi. Bacalah dan tanggung sendiri risikonya.)
"Kenapa ya ada Bulan? Mungkin untuk melindungi Bumi. Begitu pula adanya aku untukmu"
"Kamu ituh bintang buat aku. Walaupun kamu jauh, aku selalu pengen tau kamu lagi apa"
"Apa yang kita lihat saat ini semuanya adalah masa lalu. Tapi saat ku melihatmu, yang terlihat adalah masa depanku"
"Aku sama kamu tuh kayak bintang ganda yah. Bedanya, kalo bintang ganda di langit interaksinya lewat gravitasi, kalo kita lewat rasa cinta dan kasih sayang"
"Kalo hukum Kepler menjelaskan hubungan gerak planet, hubungan kita bisa dijelaskan seperti ini: Lintasan cinta berbentuk hati, dan kasih sayang ada di salah satu fokusnya"
"Kamu itu seperti dark matter; walau tak nampak dengan mata, tapi keberadaannya selalu terasa"
"Jika muon masih membutuhkan waktu untuk meluruh, rasanya tidak begitu untuk segera jatuh cinta padamu"
"Jika planet mirip Bumi dicari sebagai tempat yang layak dihuni manusia, aku cukup mencarimu dan memintamu untuk menghuni hatiku. Itu cukup untukku"
"Kamu tuh kayak spektrum yah, butuh beberapa kali usaha buat bisa cocok sama kamu"
"Einstein mampu menjelaskan bagaimana cahaya dibelokkan oleh keberadaan massa melalui Teori Relativitas Umum, namun beliau tidak dapat menjelaskan bagaimana perhatianku selalu dibelokkan ke arahmu"
"Jika mentari tiba-tiba hilang dari tempatnya, aku butuh waktu 8 menit 20 detik untuk menyadarinya. Tapi jika kau yg hilang dari hidupku, hatiku gulita saat itu juga"
"Aku bagaikan meteorit yang tertarik oleh gravitasi hatimu, dan kemudian terbakar oleh cintamu"
"You are the gravity, you hold me without touch, you keep me without chain, and you can always bring me back to you" (lagu Gravity)
"Perlu data dari Kurucz untuk tahu chemical abundance bintang, tapi untuk tahu chemistry antara kita, aku cukup perlu kamu"
"Jika tiap kangen kamu satu bintang di langit ilang, pasti langit malam akan gelap gulita"
"Bintang aja mau jatuh biar orang bisa seneng, begitu pula hatiku, bersedia jatuh untukmu"
"Bersamamu itu seperti berada di kutub utara pada tanggal 21 Juni, hari-hariku selalu benderang"
"Sebenernya ada untungnya kalau Higgs Boson tidak ada, karena cintaku padamu itu abadi dan tak perlu massa untuk diwujudkan"
"Tanggal 24 [Mei 2014] nanti akan ada meteor storm. Dan aku sudah menyiapkan satu permintaan yang kupanjatkan di setiap bintang yg jatuh: aku minta cintamu"
"Jika dari kabut antarbintang bisa terwujud ribuan bintang, bayangkan berapa banyak kasih yg terwujud dari kabut cintaku padamu"
"Janganlah eksentrisitasmu lebih dari satu, aku tak ingin berpisah denganmu"
"Malam ini langit bertabur bintang banyak sekali. Aku takkan memintamu memetik bintang untukku, aku hanya ingin menatap mereka di sini berdua denganmu selamanya"
"Bintang variabel boleh meredup, tetapi cintaku padamu selalu benderang sepanjang waktu"
"Cinta itu gaya fundamental ke-5, interaksinya tidak dibatasi oleh ruang-waktu dan terjadi secara spontan" [Ridlo (2007)]
"Jika kita semua berasal dari sisa bintang, pasti kamu berasal dari bintang paling terang di semesta"
"Kalau di langit hanya ada satu Bulan, di hatiku hanya ada kamu satu-satunya"
"Para ilmuwan sudah bisa menjelaskan konsep ruang-waktu dengan baik, namun sayang mereka belum bisa menjelaskan ruang-rinduku padamu"
"Einstein ternyata salah karena waktu berlalu cepat saat aku berjalan bersamamu" #EdisiRelativitasKhusus
"Persetan dengan akurasi saintifik gombalan astro, karena keindahanmu mematikan logika"
"Tidak peduli berapa banyak alam semesta yang kamu yakini ada, aku berani pastikan ada aku untukmu di setiapnya" #MultiverseEdition
"Aku dan kamu bagaikan bintang ganda: dekat dan cinta kita saling menghangatkan satu sama lain"
"Sepanas-panasnya inti bintang, lebih panas api cintaku padamu"
"Peneliti eksoplanet berusaha untuk mencari kehidupan di luar Bumi, tapi diriku mencari dirimu untuk melanjutkan kehidupan"
"Asteroid aja bisa terbakar saat mau mendekat ke Bumi, apalagi aku yang terbakar cinta di dekatmu"
"Diriku bagaikan komet, sejauh apapun aku pergi, aku rela menyebrangi Tata Surya ini, hanya untuk kembali padamu, matahariku"
"Pusing juga belajar ketidakpastian Heisenberg, sudah ah belajar yang pasti-pasti aja, ya mikirin kamu." #gara2statistik
"Tidak perlu teropong untuk tau aku cinta kamu"
"Ribet yaah belajar persamaan Schrödinger. Tapi belajar mencintaimu ga seribet itu kok"
"Dahulu Tuhan menyematkan cincin ke planet Saturnus. Kini izinkan aku menyematkan cincin ini ke jari manismu"
"Kompas biasa menunjuk arah utara selatan, kompas hatiku menunjuk padamu"
"Gerhana bulan berwarna merah karena tersipu malu melihat kecantikanmu" #edisigerhana
"Kalau di dalam bintang ada fusi hidrogen, di dalam hatiku ada fusi aku dan kamu"
"Tau gak bedanya persamaan Saha dengan kamu? Kalo persamaan Saha susah diingat, tapi kamu susah dilupakan"
...
...
Saya ucapkan selamat bagi kalian yang berhasil bertahan hingga mencapai bagian imi.
Dan tentu saja, perjalanan masih belum selesai.
Seperti biasa, dalam beragam bentuk gombal, harus ada bentuk percakapan. Sayangnya saya hanya punya dua sampel ini.
A: Zodiakmu sagitarius ya?
B: Kok tau?
A: karena hatiku telah terkena panah asmaramu
A: Setelah kenal kamu, aku ga nyesel kok nggak kuliah astronomi.
B: Lho? Kenapa emangnya?
A: Soalnya semua yang aku pelajari sudah ada di mata kamu
Belum puas? Bagian yang ini agaknya tidak begitu "astronomis". Tetapi ilmu pengetahuan kan saling berkaitan. Tak apa ya.
Hukum I Newton:
Cowok yang mencintai seorang cewek akan apel ke rumahnya secara terus menerus dan beraturan hingga ada gaya luar (bapak atau masnya si cewek) bekerja dan mematahkan kaki si cowok.
Hukum II Newton:
Laju perubahan intensitas cinta seorang cewek terhadap cowok berbanding lurus dengan saldo tabungan si cowok di bank.
Hukum III Newton:
Gaya yang dikeluarkan cowok untuk nembak cewek sama besar dan berlawanan dengan gaya yang dikeluarkan cewek buat nampar si cowok.
Hukum kekekalan cinta
Cinta tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tapi hanya dapat dipindahkan dari satu cewek ke cewek lain.
Huft.
Saya bisa memahami jika tidak semua orang berminat, atau kuat mempertahankan diri membaca sedemikian banyak kalimat berniat gombal dalam satu kesatuan. Maka bayangkanlah bagaimana nasib saya yang mengumpulkan segala kalimat di atas, pada tulisan ini.
Biasa aja, sih.
Pada akhirnya, saya mungkin hanya akan mengucapkan terima kasih kepada para senior Astronomi ITB yang sudah rela meluangkan waktu untuk menyumbangkan khazanah gombalan yang demikian luas. Juga pada Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja yang memberikan kedua istilah menarik di tulisan ini, salah satunya diadaptasi menjadi judul tulisan ini. (Walaupun sesiapa yang memasukkan judul dalam mesin pencari mungkin akan menemukan ungkapan serupa yang dipopulerkan banyak orang, salah satunya
Pidi Baiq.)
Kenapa saya memutuskan untuk bicara demikian? Karena saya sudah demikian
sepicles, setelah menilas balik segala macam kalimat di atas.
Dengan demikian, saya akan undur diri dulu. Mohon maaf atas segala mual pelangi yang ditimbulkan.
Sampai jumpa.