Malam ini, aku masih melihat tirai malam berselimutkan beludru yang biasa. Sepoi angin yang menyusup ke dalam raga yang biasa. Derum-derum yang berlomba, mendecitkan teriakan malam yang biasa. Jiwa-raga yang berkalang kebisingan, mencandu sorak bising yang biasa. Sinar bangga sang Bulan, yang menderu menyimpulkan segala bayang yang biasa.
Sekilas tiada beda! Langit yang kering, bersih dari jajahan arak awan. Angin malam meraja, menggetarkan bangunan beserta nyali penghuninya. Kendaraan yang berlomba, berpencar dalam sigap pada tiap-tiap tujuan. Kerumunan yang bergembira, mengulang rutinitas tanpa...
Mencampurbaurkan persepsi. Menyelewengkan konsepsi. Mempertanyakan esensi. Menyelisihi konsesi.
Rabu, 31 Desember 2014
Article#375 - Merangkai Warna, Mengurai Makna
Selasa, 30 Desember 2014
Article#374 - Masa Depan Sebuah Tulisan

”Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”
- Ali ibn Abi Thalib
Rasanya makin menarik, ketika sebuah kutipan bisa diterapkan secara harfiah. Yah, walaupun yang diikat adalah sekumpulan besar elektron yang aktif bergerak, bukan ilmu. Memangnya apa itu ilmu? Apakah upaya manusia akan pengendalian elektron ini dapat disebut ilmu? Kalau bisa pun, mengapa gitu?
Ada banyak proyek-proyek inovatif yang diusung di situs Kickstarter ini. Adakah wadah serupa untuk menampung inovasi dalam negeri? Terutama dari mereka yang berkecimpung di lomba macam LKIR atau sejenisnya. (Re: penulis tidak termasuk golongan...
Ditempatkan dalam koridor
Gubah
Minggu, 28 Desember 2014
Article#373 - Selimut Putih Abu

Ketika Kelud menyerukan letusannya di tengah Februari lalu, saya mendapati beberapa rekan saya berada di daerah yang terdampak secara langsung oleh abu letusan Kelud. Pada letusan tersebut, Kelud meletuskan cukup banyak material untuk membuat kota Yogyakarta, sekitar 300 km ke arah barat, bermandikan abu sedemikian rupa—konon dengan curah abu yang lebih deras dibanding abu dari letusan Merapi 2010, yang hanya berjarak sekitar 20 kilometer ke utara Yogyakarta. "Ashmageddon" ini menyiratkan besarnya skala letusan Kelud saat itu – yang termasuk letusan terbesar 2014 – meskipun, untungnya, tidak menelan...
Ditempatkan dalam koridor
Celoteh
Sabtu, 27 Desember 2014
Article#372 - Kontradiksi
Aku pernah menyingkap gorden jendela di pagi hari, mendapati sinar mentari menyeruak ke sanubari. Perlahan, terasa kamar memuai bersama mentari yang meninggi. Akupun menggerakkan sendi, ketika temperatur yang naik mengizinkanku untuk beranjak melerai diri. Selimut yang terlipat rapi, semangat yang mewangi, dan hangatnya diri mendorongku mulai beraksi. Tanpa basa-basi, daun jendela kuraih, dan kubuka selebar mungkin. Alhasil, diri disambut angin dingin, membiar raga lama bergidik.
Aku pernah berkalang kebosanan dalam derai hati, mendapati keterulangan jadwal setiap hari. Perlahan, rutinitas...
Selasa, 23 Desember 2014
Article#371 - Pelurusan

Mungkin, untuk kali ini, gambar mampu berbicara lebih banyak dari untai kata.
Semoga yang terucapkan adalah yang bermanfaat.
(Sumber gambar dari laman The Muslim Show)...
Ditempatkan dalam koridor
Carik
Jumat, 19 Desember 2014
Article#370 - European Reforestation

This article is taken from The Washington Post.
Watch: How Europe is greener now than 100 years ago
By Rick Noack December 4
Within the last 100 years, Europe has experienced two World Wars, the end of communism, the emergence of the European Union and a series of other transformative political and economic developments. A team of scientists has now been able to visualize the impact of historical events in maps that show the growth and decline of settlements, forests and croplands.
The map, shown above, is the result of a research project led by Dutch scholar...
Ditempatkan dalam koridor
Antarabangsa,
Sitir
Rabu, 17 Desember 2014
Article#369 - Yukiguni

Yang mencintai udara jernih
Yang mencintai terbang burung-burung
Yang mencintai keleluasaan dan kebebasan
Yang mencintai Bumi
Mungkin adalah suatu hal yang menarik, jika kutipan puisi karya Sanento Yuliman ini dicantumkan dalam sebuah tulisan yang dicatatkan dari lokasi ini. Lokasi di mana seseorang bisa mengumandangkan kemerdekaan jiwa, di tengah kerumunan orang yang sibuk dalam masing-masing urusan. Lokasi di mana seseorang bisa menenggelamkan dirinya sekian lama, berenang dalam lautan pustaka dan gelombang wawasan. Lokasi di mana seseorang bisa mencabut butir-butir nyawa waktu yang seolah...
Ditempatkan dalam koridor
Celoteh
Sabtu, 06 Desember 2014
Article#368 - Butterflies and Hurricanes

It has long been said that our actions in the present will in some way shape our future. The simple dos and don'ts we encounter in our daily life will easily lead us to decision-making point: to do or not to do. Starting from each decisions, we pick one scenario over the other to commit as our present. When we look at the sheer number of these somewhat petty decisions, they all have each of their own scenarios, which in the bigger picture encapsulates the seemingly infinite possibilities of scenarios you might be able to do. Even twenty of do-or-do-not decisions you make would have resulted...
Ditempatkan dalam koridor
Antarabangsa,
Celoteh
Selasa, 02 Desember 2014
Article#367 - Belajar Untuk Ibadah, Prestasi Untuk Dakwah

Untaian kata tersebut pertama kali saya dengar dari rekan-rekan pengurus tim olimpiade Fisika di almamater, yang (jika saya tak salah ingat) mencantumkannya di soal tes. Kutipan tersebut makin sering berkumandang di antara beberapa rekan saya yang juga alumni olimpiade sains di zaman kelas sebelas dan dua belas. Agaknya delegasi olimpiade almamater di tahun selanjutnya merasa "tercerahkan" dengan kutipan tersebut, sehingga setidaknya sejak digelarnya olimpiade tingkat nasional tahun lalu, untai kata tersebut dinobatkan sebagai slogan resmi (?) delegasi olimpiade besutan almamater.
Entahlah...
Jumat, 28 November 2014
Article#366 - Menjejak Bola Salju Kotor

Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko, sebagaimana
dipotret oleh wahana Rosetta. sumber
Tulisan ini dikutip dari http://ekliptika.wordpress.com/2014/11/16/60-jam-hidup-singkat-di-inti-komet-setelah-mendarat-tanpa-penambat-dan-sempat-melompat/
Drama tujuh jam itu akhirnya berakhir (separuh) bahagia. Setelah berharap-harap cemas semenjak robot pendarat Philae melepaskan diri dan melayang pelan dari wahana takberawak Rosetta, para pengendali misi di pusat operasi European Space Agency (ESA)di Darmstadt (Jerman) bersorak gembira dalam suasana emosional. Badan antariksa gabungan...
Ditempatkan dalam koridor
Sitir
Langganan:
Postingan (Atom)