Minggu, 23 Juni 2013

Article#173 - 'Supermoon', Ketika Bulan Gagal Menjadi 'Super'

Sejak sekitar 2 pekan yang lalu, berbagai post di dunia media sosial mulai semarak memberitakan akan datangnya sebuah 'fenomena alam' yang disebut sebagai 'supermoon', atau mungkin lebih ilmiah jika disebut, meminjam istilah bung Hanief Trihantoro, 'purnama perigee'. Dengan berbagai ilustrasi yang nampak tidak realistis, banyak orang mengulang kembali euforia yang sempat muncul menjelang fenomena serupa pada 19 Maret 2011 lalu, dimana peristiwa serupa juga terjadi–meskipun lebih dekat. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengupas fenomena ini lebih lanjut untuk menyikapi reaksi masyarakat yang saya temukan bermunculan di dunia maya.

Oke, mari mulai dari persoalan paling mendasar. Apa yang dimaksud dengan "supermoon" ini?

'Supermoon' atau 'purnama perigee' pada 19 Maret 2011, dengan sebuah pesawat melintas. Disadur dari sini.
Dalam membahas yang satu ini, perlu diingat bahwa istilah supermoon sendiri tidak dipopulerkan oleh komunitas astronomi. Istilah supermoon pertama kali dibuat dan didefinisikan oleh seorang astrolog bernama Richard Nolle pada tahun 1979. Inti dari definisinya adalah bahwa untuk disebut supermoon, Bulan harus memenuhi kedua kriteria berikut:

  1. Bulan berada cukup dekat dengan garis Bumi dan Matahari, sehingga susunan ketiganya mendekati sebuah garis lurus (artinya Bulan harus ada di posisi bulan baru atau bulan purnama).
  2. Bulan berada cukup dekat, sehingga Bulan mencapai jarak 10% terdekat ke Bumi dari jangkauan jarak orbit.
Ketika definisi nomor pertama cukup jelas, nomor kedua mungkin terdengar membingungkan. Karenanya akan saya berikan contoh.
Sebelumnya, perlu disebutkan bahwa orbit Bulan berbentuk elips, tidak bulat sempurna. Akibat orbit elipsnya ini, terkadang Bulan berada lebih dekat ke Bumi daripada biasanya, dan sebaliknya, lebih jauh daripada biasanya.
Misalkan, posisi terdekat Bulan ke Bumi, perigee, memiliki jarak sekitar 356.400 km*. Sementara posisi terjauh Bulan ke Bumi, disebut apogee, memiliki jarak sekitar 406.700 km**. Jangkauan jarak orbit, istilah yang saya sendiri tak yakin saya datangkan dari mana, adalah selisih jarak perigee dan apogee, artinya sekitar 50.300 km, dan 10% dari nilai ini adalah 5.030 km. Menurut definisi diatas dan angka-angka yang ditentukan, sebuah bulan baru/purnama baru dikatakan sebagai 'supermoon'-untuk selanjutnya disebut 'purnama perigee'-jika jaraknya lebih dekat dari 361.430 km dari Bumi. Perlu ditekankan bahwa semua nilai jarak ini adalah jarak antara pusat Bumi dan pusat Bulan.

Dalam prakteknya, karena sulitnya melihat Bulan pada fase bulan baru, perhatian diarahkan kepada bulan purnama. Pemberian nama khusus untuk sebuah 'fenomena' tentu akan lebih menarik perhatian, tetapi memangnya apa yang begitu spesial dari purnama perigee? Dan apakah yang mereka bilang mengenai purnama perigee itu benar? Mari kita kupas lebih jauh:
  • Bulan purnama yang lebih besar dan terang
Tentu saja, inilah yang menjadi pusat perhatian utama dari sebuah purnama perigee, yang sudah cukup diwakili oleh namanya yang 'super'. Tetapi apakah Bulan benar-benar se-'super' itu? Mari berhitung sedikit.
Dari nilai yang diberikan sebelumnya, terlihat bahwa jarak perigee sekitar 12% lebih kecil dari jarak apogee. Artinya Bulan di perigee terlihat sekitar 14% lebih besar daripada apogee. Perbandingan yang paling dekat adalah perbandingan besar bola basket (keliling 29,5 inci) dan bola sepak (keliling 27 inci), dimana bola basket 9% lebih besar. Jika tidak dibandingkan secara langsung, relatif tak terlihat berbeda.
  • Bulan berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi?
Secara teknis iya, tetapi mengidentikkan posisi terdekat Bulan ke Bumi dengan purnama perigee tidak pas, karena menurut definisi purnama perigee yang sudah dituliskan diatas, purnama perigee hanya mencakup Bulan purnama (atau Bulan baru,) yang berada di dekat titik terdekatnya ke Bumi. Titik terdekat itu, perigee, dilalui Bulan sekali setiap beredarnya mengelilingi Bumi, yaitu sekali tiap satu periode orbit sideris Bulan. Yang perlu diketahui, adalah bahwa satu periode sideris ini berbeda sekitar 2,2 hari dengan lamanya satu bulan dalam kalender Islam (yang mengacu pada pergerakan Bulan), akibat pergerakan Bumi (beserta Bulan) mengelilingi Matahari. Karena ada perbedaan inilah, purnama perigee tidak terjadi setiap bulan purnama.
  • Purnama perigee memicu terjadinya gempa di Bumi?
Beberapa pihak sempat menghubung-hubungkan kejadian gempa besar, seperti gempa besar Tohoku, Jepang pada 11 Maret 2011 lalu, dengan terjadinya fenomena purnama perigee 8 hari setelahnya. Sejak akhir abad ke-20, gaya pasang surut Bumi-Bulan diketahui menyebabkan gempa di Bulan, dan beberapa pihak menduga bahwa gaya yang sama juga bisa memicu gempa di Bumi. Akan tetapi, hubungan antara keduanya masih belum jelas hingga saat ini. Apalagi, untuk kasus gempa Tohoku, gempa terjadi ketika Bulan berada lebih dekat ke titik apogee.

Jika memperhatikan ilustrasi yang ditampilkan mengenai purnama perigee, seringkali menggambarkan Bulan yang begitu besar, seolah sedang pedekate secara 'lebih intens' dengan Bumi. Padahal, jika kau menyempatkan keluar rumah dan mengamati Bulan di tengah puncak kejayaannya, ia tetap terlihat serupa dengan Bulan purnama yang lainnya. Tidak 'super'–sedikit lebih besar, tetapi tak terlihat berbeda, kan. Kecuali jika kau memandanginya dengan penghayatan yang terlalu dalam dan galau maksimal. Dan sebenarnya, peristiwa purnama perigee ini bukanlah suatu peristiwa yang langka. Sebenarnya, purnama perigee bisa terjadi hingga berkali-kali dalam setahun, jika mengacu pada definisi Richard Nolle tadi. Tetapi, tetap saja, yang paling populer adalah Bulan purnama yang paling dekat ke Bumi. 
Purnama perigee terdekat biasanya terjadi sekali tiap 14 bulan dalam kalender Islam, sehingga jika kau ingin menunggu puncak purnama perigee selanjutnya, silakan tandai tanggal 10 Agustus 2014, pada pertengahan bulan Syawal 1435 H.

Akhir kata, berhubunga Bulan yang lebih dekat ini akan menjadikannya sekitar 20% lebih terang, mungkin tak ada salahnya jika kau meluangkan waktu sejenak, keluar mengamati langit malam. Bulan purnama kali ini menandai Nishfu Sya'ban, salah satu penanda bahwa bulan Ramadhan sudah dekat. Silakan jika ingin memandangi langit, merenungkan apa saja yang baik-baik untuk direnungkan.
Dan tentu saja tidak termasuk merenungkan si dia yang bikin hati gundah gulana dan merana. Ayo jangan galau terus.
Selamat menikmati indahnya malam purnama yang lebih cerah, dan jangan lupa mempersiapkan diri menyambut Ramadhan, bagi yang merayakan.
(:g)

Bonus: Foto bulan purnama perigee, langsung dari Sendai.
23 Juni 2013, 19:44 JST (UT+9). Dijepret oleh Fuad Ikhwanda.
23 Juni 2013, 20:15 JST (UT+9). Dijepret oleh Diptarama.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka http://www.livescience.com/37665-supermoon-fascinates-humanity.html atau http://www.space.com/26782-is-sunday-s-supermoon-full-moon-really-that-super.html
Galeri foto dari purnama perigee 19 Maret 2011 ada di laman berikut http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1367956/Super-moon-Amazing-pictures-lunar-planet--nearest-Earth-20-years.html.

*Banyak data yang berbeda di internet dengan rentang antara 356.400 km sampai 370.400 km. Wikipedia sendiri mencantumkan nilai 362.570 km.
**Serupa dengan kasus data perigee, data apogee juga bervariasi dengan rentang antara 404.000 km sampai 406.700 km. Wikipedia mencantumkan nilai 405.410 km.

6 komentar:

  1. weww...thx infonyaa.. *brb catet.sape tau keluar di tes.haha

    BalasHapus
  2. Waktu pengambilan gambarnya selisih 21 menit, efek kamera yang dipake beda ya terus warnanya berubah gitu?
    Memangnya berapa lama sih tuh bulan bisa sangat dekat dengan bumi? O.o

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih. lagipula yang motret emang beda kan, sebagaimana tertulis.

      Bulan mencapai posisi terdekatnya dengan Bumi tiap satu kali periode orbitnya (27,3 hari), dan mencapai purnama tiap 29,5 hari (satu lunasi/satu bulan dalam kalender Islam). Selisih ini ada karena pergerakan Bumi mengelilingi Matahari, dan selisih ini menyebabkan purnama perigee nggak terjadi tiap bulan.
      Seperti telah ane tulis diatas.

      Hapus
  3. Gan ini awam aja ya, mksdnya berapa jam sja bulan itu purnama?
    sekejap, sejam atau berapa gan?

    pake apa motretnya kok bisa jdi cling gitu..
    canggih tuh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau merujuk definisi aslinya, momen purnama itu hanya terjadi sekejap, dalam kasus purnama yang ini, pada 23 Juni 2013, 11:32 UT atau 18:32 WIB. Tetapi, dalam komunitas umum, 'bulan purnama' itu sebatas ketika permukaan Bulan yang tersinari Matahari terlihat relatif bulat.

      Kalau masalah foto, ini didukung oleh cuaca yang cerah dan fotografer yang mumpuni. Untuk mencari spesifikasi, silakan hubungi fotografer terkait :v

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...