Kamis, 04 Oktober 2012

Article#93 - Antara Cerita, Cipta dan Cita (Conjunctoria): Sebuah Pengingat

Kembali terngiang, impian yang dulu kita ukir bersama. Cita yang menjadi tujuan semua. Masihkah kauingat cerita itu, Kawan? Ketika  kau merasa tak layak mencapainya. Ketika kita bersemangat bicara cita dan cerita. Ketika kau berharap bisa menyingkirkan segala kemusykilan. Ketika kita bersama berjuang atas nama persahabatan dan kemanusiaan.
Cahaya Bulan boleh meredup, namun tidak untuk citamu, Kawan. Buatlah ia menjadi cahaya dalam diri, yang tetap bersinar walau gelap menyelimuti.
Tetap membuatmu percaya diri, meski tak ada seorangpun yang mengikuti.
Tidak ada jalan mudah untuk mencapai puncak, semuanya selalu menanjak.
Lalu, jika tak ada yang mengajak, akankah kau diam saja dan terinjak?
Tak perlu takut dobrak kebiasaan, toh nantinya mereka akan membiasakan.
Jangan sampai kehadiran mereka menjatuhkanmu, angkatlah mereka bersamamu.

Lalu, siapkah kau mendobrak tembok penghalang itu, Kawan? Tembok yang mengisolasi harapan, dan mengantar kepada keputusasaan. Tembok yang menghalangi jalan, seolah tak ada apapun tersisa di hadapan.
Jika kau memang ingin memberi guna, jika kau memang ingin melanggengkan kemakmuran dan kesuksesan bersama, akankah kau hanya diam dan memusingkan segala hal tersia itu, Kawan?


Hari 6387, di tengah alunan melodia.
Jum'at, 5 Oktober 2012, 00:36 (UT+9)
38°16'40.69"N, 140°51'05.98"E

Tulisan ini sebagai penghubung antara kedua tulisan dalam seri 'Antara Cerita, Cita dan Cipta'. Silakan ke sini untuk bagian pertama 'cerita' dan ke sini untuk bagian kedua 'cita'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...