Rabu, 08 Agustus 2012

Article#78 - Ketika Jambore Tidak Lagi Ceria

Sebuah jambore yang sedianya berlangsung dalam tawa ceria, berganti situasi menjadi dipenuhi geraman kesal. Ini semua lantaran ada beberapa anak yang sarapannya terlalu lama, sehingga mereka melanggar jadwal yang telah ditetapkan oleh kakak panitia jambore. Harusnya peserta berkumpul di lapangan jam 8 pagi. Tetapi mereka, ketiga anak nakal ini, pada 8:31 bahkan belum terlihat hadir di lokasi. Kakak panitia yang kesal pun segera berangkat untuk menggeret ketiga anak terlambat itu ke lapangan. Belum sempat berjalan, anak pertama datang dengan terengah-engah.
"Ngapain saja kamu sampai terlambat begini? Dasar tidak disiplin! Bukankah sudah dikatakan supaya hadir jam 8 pagi di lapangan ini?", omel si kakak panitia.
Anak itu dengan gugup menjawab, "Saya tahu kak, tapi saya terlambat mandi. Waktu lagi makan, pastanya tumpah ke baju saya, jadi terpaksa saya ganti baju ke tenda dan kemudian berangkat ke lapangan."
"Lalu apa yang kamu lakukan dengan pastanya?"
"Tentu saya habiskan, kak. Tanggung kalau dibuang.."
"RAKUS! Tahukah kamu, kerakusanmu itu membuat teman-temanmu disini menunggu disini tanpa melakukan apa-apa? Tahu diri dong.." omel si kakak panitia sambil melengos dan menyuruh si anak pertama mendatangi ketua panitia untuk menerima hukumannya.
Tak lama, anak kedua datang terengah-engah dengan tangan berlumur saus pasta.
"Lalu kau! Darimana saja kau?" akhirnya kakak panitia si pengomel berhasil memarahi anak kedua.
"Saya telat mandi juga kak, sama seperti yang tadi. Dan ketika saya makan, pastanya dihinggapi lalat, jadi saya buang semuanya."
Dan sebagaimana yang pertama, anak kedua ini juga didamprat sang panitia.
"MUBAZIR! BUANG-BUANG MAKANAN!! Tahu malu nggak sih kamu ini, sampai membuang makanan hanya karena dihinggapi seekor lalat?! Tahu diri dong.." Kakak pengomel itu juga menyuruh anak kedua menghadap ke ketua panitia. Dia pun bersiap menunggu anak terakhir untuk memarahinya habis-habisan.
Namun baru 15 menit kemudian anak terakhir datang dengan santainya membawa sepiring makanan. Pasta rupanya, tetapi sudah diaduk. Tanpa buang-buang waktu, si kakak segera memarahinya dengan segala gelegak kemarahan yang mampu ia keluarkan.
"DASAR ANAK TAK TAHU DIUNTUNG! TAHUKAH KAMU KAMI DISINI MENUNGGU DI BAWAH TERIK MATAHARI SEJAK JAM 8 TADI?? DAN KAMU MALAH BERJALAN DENGAN SANTAINYA BEGITU. BAHKAN BELUM MAKAN PULA! NGAPAIN SAJA KAU!!?"
Anak terakhir ini, masih dengan sepiring pasta di tangannya, hanya berkata,
"Begini kak, tadi saya waktu selesai mandi, saya siap-siap makan. Tapi ternyata pasta di dapur sudah habis. Saya bingung mau makan apa, tapi saya lihat banyak yang pastanya nggak habis. Karena nggak boleh mubazir, saya kumpulkan hingga dapat satu porsi, dan saya cuci pastanya hingga bersih, saya panaskan lagi dan saya beri saus dari lemari makanan. Tetapi karena tidak boleh rakus, saya putuskan untuk tidak menghabiskan semuanya dan membawakan untuk kakak yang disini. Silakan makan kak!"
Jawaban itu justru membuat si kakak pengomel makin kesal, dia kembali membentak, "KAMU MAU MENGHIDANGKAN PASTA SISA ITU PADA KAMI? KAUPIKIR KAMI INI SIAPA HAH?!"
Hanya tersenyum sekilas, anak itu kemudian berkomentar, "Udah bagus diberi makanan malah dibentak. Tahu diri dong..."
Sang kakak pengomel tidak tahu harus menjawab apa lagi.

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...