Yahaha, para pembaca yang baik budiman semuanya, mungkin kalian agak jenuh setelah membaca berbagai artikel saya yang serius (haha..kena kau). Kali ini saya hanya ingin berbagi tentang sesuatu yang sederhana saja. Namun, (sebenarnya) jika direnungkan, hal ini mempunyai makna yang dalam. Coba tebak... jerejengjengjeng... Yap, benar. Jawabannya adalah tentang, nama saya. Eh bukan. Kalau kalian memperhatikan judul artikel ini dengan baik (peduli amat soal definisi artikel menurut KBBI), niscaya kalian akan tahu apa yang akan saya bicarakan. Betul, header blog. Cobalah ketika kau berkunjung ke blog ini, sesekali lihatlah kata-kata yang tertera diatas semua ketidakjelasan yang saya tuangkan disini. Lihat? Yang ini...
Lights can guide you home.... but too much lights will blind you out. |
Cahaya dapat menuntunmu untuk pulang, namun terlalu banyak cahaya akan membutakanmu.
Kurang lebih seperti itulah terjemah yang sudah saya rangkai sedemikian rupa,
授人以魚不如授人以漁Untuk sedikit penjelasan dari segi linguistik, ambillah huruf hanzi 魚 dan 漁. Keduanya sama-sama diucapkan yú dalam bahasa China. Tetapi, dalam bahasa Jepang (yang bersama Korea dan Vietnam, mengadopsi pemakaian huruf hanzi, meskipun di kedua negara tersebut huruf China tersebut—dikenal sebagai hanja di Korea dan hán tự di Vietnam—sudah jarang digunakan,) huruf kanji pertama 魚 (ikan/fish) dibaca sakana dan huruf 漁 (memancing/fishing) bisa dibaca sebagai ryou sebagai kata benda, bisa sunado dari sunadoru atau isa dari isaru (漁る) sebagai kata kerja. Perhatikan, bahwa kedua bentuk huruf hampir sama, dengan pengecualian adanya tiga coretan di kiri huruf 漁. Maksud penulis dengan semua ocehan a la linguistik in adalah, meskipun kedua huruf yang bersangkutan dibaca serupa dalam bahasa China, tiga goresan yang menghiasi huruf 漁 mengubah artinya sedemikian rupa.
Shòu rén yǐ yú bùrú shòu rén yǐ yú
(kurang lebih: Memberikan seseorang ikan tidaklah sama dengan mengajarinya cara memancing ikan)
Oke, saya hentikan ocehan linguistiknya. Makna yang terkandung dalam kata-kata di header blog saya adalah, bahwa kadang-kadang bantuan memang diperlukan dalam menyelesaikan sebuah masalah, namun terlalu banyak bantuan yang diberi hanya akan melumpuhkan kemampuan orang yang dibantu untuk berkarya lebih lanjut. Inilah yang sering dilakukan para guru di banyak sekolah di Indonesia, yang memberikan kunci jawaban ujian nasional kepada para siswanya hanya untuk sekadar 'kelulusan' dan 'nilai bagus'. Setelah itu mereka akan menjadi tambah parah. Skripsi versi jiplakan pun sekarang sudah banyak tersedia dimana-mana, dengan harga yang terjangkau menjamin sang pembeli mendapatkan titel S1!! Siapa yang tidak tertarik coba? Mereka yang mau berusaha dengan segenap kemampuannyalah, yang akan menolak mentah-mentah tanpa memasak terlebih dahulu tawaran itu. Mereka yang tidak mau dilumpuhkan oleh 'bantuan' yang menyesatkan itulah, yang pada akhirnya dapat berkembang dengan baik dan hidup tanpa bergantung pada orang lain.
Ini jugalah yang dimaksudkan oleh untaian kata yang penulis bawa jauh-jauh dari negeri China, bahwa bantuan yang terbaik adalah membantunya supaya lepas dari ketergantungan akan bantuan itu sendiri. Ribet kah? Kalau bingung, lihat saja untaian kata yang tadi. Bayangkan saja, ketika seorang yang kelaparan, sebut aja si ABC (bukan kecap loh..), diberi seekor ikan, maka dia akan makan dengan kenyangnya pada hari itu. Namun, hanya hari itu. Jika si ABC terus-menerus disuguhi seekor ikan tiap hari, si ABC akan bergantung pada si pemberi ikan, dan akan kelabakan manakala si pemberi tidak memberikan ikan. Namun, sekarang pakai skenario yang berbeda. Jika si ABC diajari oleh seseorang, sebut saja GGM (jangan tanya kenapa saya pakai ini..) cara memancing, si ABC akan bisa mendapatkan makannya sendiri tanpa perlu tergantung pada si GGM tadi.
contoh pemancing yang (lagi) sukses.. ngomong2 itu salmonnya gede ya.. |
Okelah, terimakasih atas kesediaan Anda membaca artikel ini. Mudah-mudahan tidak bosan untuk baca yang selanjutnya.. :D
(:g)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar