Sabtu, 31 Januari 2015

Article#384 - Menakar Taburan

Masalah klasik musim dingin. Setidaknya ketika bicara musim dingin di negeri samurai. Dua bagian awal disusun oleh bung Martin Sirait; bagian ketiga ditambahkan kemudian dari en.rocketnews24.com Untuk memperjelas konteks: Sebuah sistem badai menaburkan hujan (baik dalam bentuk cair maupun padat) pada sebagian besar Jepang antara 29-30 Januari 2015. Di Tokyo, yang notabene relatif "hangat", salju turun hingga menumpuk dua senti sebelum disusul hujan. Di Sendai, yang relatif lebih "dingin" dari Tokyo, salju terus bertumpuk hingga menyentuh angka 23 cm. Di Hokkaido, iklim yang jauh lebih beringas...
Lanjutkan baca »

Kamis, 29 Januari 2015

Article#383 - Mengejar Matahari

Derap kereta tanpa lelah berkumandang sepanjang perjalanan.  Meraja di tengah kesunyian hampar sawah, angin yang menghembus rerumputan kering pun tak digubrisnya. Tak pula awan yang menghampar tiba-tiba, menghamburkan kristal salju sepanjang perjalanan.  Ia terus berderap. Derap yang terjaga, dengan perhentian yang berkesinambungan. Sebagaimana tapak-tapak yang mungkin merajai daerah ini ratusan tahun sebelumnya.  Tapak boleh berganti derap, sebagaimana dataran yang tak terjamah kini menjadi hamparan sawah dan rumah. Tetapi agaknya tanah yang menggeliat dalam diam di bawahnya,...
Lanjutkan baca »

Jumat, 23 Januari 2015

Article#382 - Kontras

Konon, di negeri samurai berkumandang luas sebuah peribahasa tentang pancang yang menyembul di atas rekan-rekannya sesama pancang yang lain. Legenda mengatakan, tiap-tiap pancang yang dipergoki menyembul di atas rekan sejawatnya itu, akan dipalu hingga ia terhunjam lebih dalam ke tanah, sampai tingginya setara dengan rekan sejawatnya. Banyak yang menerjemahkannya sebagai upaya memberangus perbedaan, dan menjadikan wajah masyarakat sebagai kesatuan yang homogen. Meskipun demikian, konon ada keping cerita lain yang mengutarakan bahwa ketika pancang yang menyembul akan dipalu menghunjam tanah,...
Lanjutkan baca »

Senin, 19 Januari 2015

Article#381 - "Mereka Bilang Saya Gila"

"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain."

"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya."

"Orang pintar kebanyakan ide dan akhirnya tidak ada satu pun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma punya satu ide dan itu jadi kenyataan."

"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya."

"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif."

"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar."

"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu."

"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir, kan cuma selangkah."

"Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah."

"Orang pintar maunya cepat berhasil, padahal semua orang tahu itu impossible! Orang goblok cuma punya satu harapan, yaitu hari ini bisa makan."

"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok itu berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar pelamar kerja."

Agaknya, masyarakat lebih membutuhkan nasihat yang menghujam keras ke ulu hati. Tetapi, mereka pada tidak sadar, dan menggantungkan semangat mereka pada nasihat yang mendayu-dayu tanpa nyali.
Atau mungkin hanya saya yang kurang memahami.

sumber gambar
Lanjutkan baca »

Sabtu, 17 Januari 2015

Article#380 - Bermain Cahaya

Kita agaknya sudah jamak memahami, bahwa variasi paparan cahaya Matahari atas muka Bumi ikut menyetir pergantian musim. Mendingin ketika paparan tersebar lebih luas, memanas ketika paparan lebih terfokus. Tetapi, agaknya kita jarang mendengar efek timbal baliknya. Bahwa udara dingin pagi hari dapat mempengaruhi Matahari; meskipun terbatas pada kenampakannya. Foto di atas dipotret dari Red River, New Mexico, AS, pada pagi buta 9 Januari 2015. Joshua Thomas, salah satu orang yang cukup beruntung untuk melihat langsung fenomena tersebut, cukup dibuat bingung oleh apa yang ia lihat. Dikirimnya...
Lanjutkan baca »

Rabu, 14 Januari 2015

Article#379 - Kutipan Hari Ini

"Bahwa sejatinya "Apa kabar?" adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, kecuali jawabanmu cuma untuk berbasa basi juga." ~dikutip dari kata-kata Agus Hadi Sujiwo alias "Sujiwo Tejo" (b. 1962), seniman dan budayawan Indonesia. Dikutip pada 20 November 2014, 06:18 (UT+9), dengan sedikit pengubahan. sumber gambar ... Jadi, apa kab...
Lanjutkan baca »

Minggu, 11 Januari 2015

Article#378 - Days of Past Future

This kind of topic will probably make for a nice little chat in a tranquil night. A sip of warm tea, nightly breeze, stars' twinkles. Exchanging ideas, sharing memories, forgetting about no tomorrow. All that kind of details. ..... ..... On the side note, I proudly claim that I have done all the mentioned stuffs within the post.  Except, maybe, that last question. What exactly were we thinking? Did we even think of anything, back in the days? This post ain't gonna be one for remorse, so leave the answer still in your mind. I wanna talk tonight Until the mornin' light 'Bout how you saved...
Lanjutkan baca »

Rabu, 07 Januari 2015

Article#377 - Seniman Kecil

Ada waktu-waktu di mana seorang anak manusia mulai menumpahkan kreativitasnya pada ragam media di sekitar. Bagi anak yang satu ini, ragam kendaraan sudah sejak dini diminatinya. Maka kreasi yang pertama-tama ia tumpahkan tidak jauh menyimpang dari ketertarikannya. Bukan pakem dua gunung yang membosankan, dengan matahari di tengahnya itu. Sebuah syukur, karena memulai dengan pembaruan.  Sebuah doa, supaya dikembangkan secara berkesinambunga...
Lanjutkan baca »

Minggu, 04 Januari 2015

Article#376 - Crescents

Let's just say that our eyes are used to see crescents. Either the one hovering near the dangling sunlight, or the one looming near the glowing horizon. Now, let's just say that we already had enough of seeing a crescent at a time. In that case, our Hungarian fella Pál Váradi Nagy is more than ready to present you an image of one. Um, no, two crescents in one image. (It's a montage — click this link for more explanation) In the image, the big crescent is evidently our good ol' Moon in its waxing crescent stage. How about that small crescent on the lower right corner? It's the dear "morning...
Lanjutkan baca »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...