Selasa, 10 Desember 2013

Article#242 - Lupa Ingatan

Tersebutlah sepasang orang tua berusia lanjut yang sudah hidup bersama hingga usia mereka kini yang sudah 80an tahun. Sebut saja mereka berdua Kakek dan Nenek.
Selain usia yang setara, mereka juga memilik masalah lupa ingatan yang sama. Awalnya mereka mengabaikannya, karena "sudah sewajarnya orang tua menjadi pelupa". Namun, seiring makin seringnya mereka melupakan berbagai hal yang penting, Kakek dan Nenek memutuskan, sudah saatnya mereka menemui seorang doktor. Kalau ternyata ada apa-apa kan berabe, nyak.

Singkat cerita, mereka memasuki ruang klinik dan menemui sang dokter.
"Dok, bisa tolong periksa kami?", suara parau Kakek mengawali perbincangan siang itu.
"Tentu saja Kek, ada apa?"
"Kami berdua sering...." Nenek menyahut, tetapi terpotong karena ia lupa, "...sering apa tadi, Kek?
"Ooh, ini....Lupa ingatan." Kakek meneruskan.
"Iya, betul, lupa ingatan, Dok."
Dokter yang sedang mencatat pun merespon, "Saya mengerti, Kek, Nek. Ayo, saya periksa dulu."
(pemeriksaan berlangsung)
"Berdasarkan hasil pemeriksaan singkat saya, Kakek dan Nenek tidak punya masalah fisik yang berarti. Kakek dan Nenek sering lupa ingatan ini karena usia yang makin menua. Saran saya, Kek, Nek, mungkin ke depannya, diupayakan menulis setiap hal penting, supaya tidak lupa," kata-kata dokter tersebut mengakhiri pemeriksaan.
"Terima kasih banyak Dokter," dengan senyum, Kakek dan Nenek beranjak pulang.

Malam harinya, pasangan tersebut menikmati suasana malam hari dengan menonton televisi. Di tengah-tengah menonot TV, Kakek bangkit dari tempat duduknya. Karena Kakek bangkit tiba-tiba, Nenek pun heran.
"Mau kemana, Kek?"
"Mau ke dapur, Nek."
"Tolong ambilkan segelas es krim ya, Kek."
"Baiklah."
Nenek yang mendengar respon santai tersebut menjawab dengan nada sedikit menyindir, "Yakin Kek, nggak perlu dicatat dulu?"
Respon Kakek pun terdengar pede, "Nggak perlu, ingat kok."
"Kalau gitu, pesen Nenek, es krimnya diberi stroberi, ya. Dicatat deh, yakin tuh nggak lupa?" Lagi-lagi Nenek menyindir.
Suara Kakek mulai gusar. "Tak apa, Kakek masih inget kok maunya es krim ditambah stroberi."
Tapi Nenek seolah makin senang menyindir. "Ohiya, juga ditambah krim. Nah udah banyak, pasti bakal lupa, mending dicatat deh Kek,"
Makin gusar, Kakek hanya menjawab singkat, "Kakek ingat semuanya kok. Tak perlu ditulis."

Maka 10 menit kemudian, Kakek kembali ke ruang televisi, membawa sepiring nasi dan ayam goreng.
"Ini kan, yang kamu minta tadi. Nasi dan ayam goreng." Seru Kakek dengan penuh rasa bangga.
Nenek, tampak senang, melihat piring tersebut. Tak lama, ia memasang ekspresi mengejek.
Dan ia bertanya pada Kakek dengan penuh kemenangan,
"Wah, Kakek lupa ngasih kerupuknya.."

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...