Yang terbiasa mempertanyakan
Hadirnya senja lebih lama
Adalah kita yang mengabaikan semburat fajar
Sinarnya yang tak kita rasai
Terangnya yang tak kita resapi
Agaknya menghalangi sejuk pagi
Untuk hadir menyambangi
Menyisakan siang berkalang terik
Untuk tetes keringat menitik
Mungkin kita sekalian
Yang terbiasa menyerapahi kebekuan
Adalah yang merasa diliput hangat
Dalam setiap jejak perbuatan
Ketika dingin beranjak pergi
Lelehan salju merembesi Bumi
Memberi jalan bunga bersemi
Kita yang baru saja bangkit
Tidak sempat untuk mensyukuri
Bahkan ketika tetumbuhan merajai
Kita temukan panas matahari
Untuk diceramahi
Mungkin kita sekalian
Yang terbiasa mengeluhkan kebosanan
Mendambai kehidupan yang berwarna
Adalah kita yang tak banyak berusaha
Dalam memoles cita-cita
Kita boleh jadi abaikan mekar seroja
Atau semburat warna akasia
Atau aster yang menyala-nyala
Karena kita sibuk meratapi rontok sakura
Yang telah lama bersimbah tanah
Bersatu dengan asal mula
Mungkin kita sekalian
Yang bergelut hadapi ketidakpastian
Adalah kita yang semula mengesampingkan
Kemungkinan dari keberadaan pilihan
Adakah kita seksama melihat
Betapa dedaunan merimbun terlalu cepat?
Atau bebungaan yang mekar terlambat?
Pergantian masa demi masa
Boleh saja timbulkan simpang
Meninggalkan satu saja kepastian
Akan kembalinya hidup dari tidur panjang
Melanjutkan kelangsungan
Mungkin kita sekalian
Perlu banyak belajar dari sekitar
Ketika kita sibuk meratapi saat
Merusak sendiri alur perjalanan
Hari 7349, menyongsong senja di pinggir sungai.
Ahad, 24 Mei 2015, 17:48 (UT+9)
38°15'52.74"N, 140°51'46.83"E
mellow pisan
BalasHapusDikomen "mellow" sama orang mellow bah
Hapus