Mencampurbaurkan persepsi. Menyelewengkan konsepsi. Mempertanyakan esensi. Menyelisihi konsesi.
Rabu, 14 Mei 2014
Article#294 - Melihat-lihat
Kebesaran Tuhan, ada untuk mengingatkan manusia akan skala kebesaran yang demikian kontras. Dari yang kecil tak terdeteksi oleh indera alami maupun buatan, hingga yang besar tak terjangkau capaian segala macam indera.
Anugrah Tuhan, maupun cobaan, mungkin adalah dua istilah yang pemaknaannya sering beririsan antar satu sama lain. Bisa saja, semua yang layak disebut anugrah, layak pula disebut cobaan pada waktu dan pola pikir tertentu. Demikian pula sebaliknya.
Keluarga, seringkali memang menjadi anugrah, ketika kita bicara mengenai orang-orang tercinta yang selalu bersama, mendukung dan menyokong dalam berbagai keadaan. Tetapi, dari sudut pandang seorang yang beranjak besar, boleh jadi nyamannya bersama keluarga membuat ia malas untuk beranjak, berdiri dengan anggota tubuhnya sendiri. Meski mungkin, ia tak akan sepenuhnya berdiri sendiri.
Dan juga cermin. Biasanya sih, cermin dalam konteks semacam ini diibaratkan sebagai berkaca atas apa yang tampak pada diri. Meskipun berkaca atas diri melingkupi hal yang lebih luas. Bisa bermakna mencermati apa yang secara tak sadar melekat pada diri dan pribadi sehari-hari.
Tentu saja, ketika bicara tentang bercermin, yang identik dengannya adalah penampilan fisik. Tetapi, entah dirimu menurut selera umum menarik ataupun kurang menarik, apapun yang melekat di diri adalah cobaan. Yang dengannya diuji penyikapan mereka yang menyandangnya.
Atau, mungkin semuanya punya makna lebih dari itu?
~mohon maaf, jika pembaca sekalian merasa kehilangan aura lawakan dari gambar terkait.
sumber gambar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
saya terpesona dengan kata-kata yang terakhir.. hahahah
BalasHapus"lihatlah cermin di depanmu, itu adalah cobaan Tuhan"
Ini tulisan aye di bawah-bawahnya udah dibaca kah mbak? :v
Hapusudeeehh paman.. tapi tetep aja klo liat sekilas tulisan yg di gambar itu, bikin ngakak :v
BalasHapus:v
Hapus