Minggu, 09 Oktober 2011

Article#14 - Just read...Part.3

Cerita sebelumnya: Anton yang baru sebentar tersadar dari dunia mimpi semunya dikejutkan oleh sebuah teriakan memekakkan di pagi hari. Mengira bahwa teriakan itu berasal dari kakaknya yang berisik, Anton sengaja berlama-lama untuk melakukan berbagai pembersihan diri di pagi hari. Namun, saat Anton keluar dari kamarnya untuk mendiamkan orang berisik yang terus menerus mengetok pintu, dia baru sadar bahwa hari indah yang tadi dibayangkannya baru saja menguap layaknya air pada jemuran. Dengan kesal, ibu Anton menariknya ke bawah untuk membantu menyiapkan acara buka puasa di malam harinya.

Sedikit keisengan telah menghancurkan hari indah yang kudambakan. Perasaan Anton campur aduk antara kesal dan kecewa saat dia memotong-motong daun bawang yang akan dimasak untuk hidangan nanti malam. Dan seperti biasa, potongannya tidak rata. Ada yang lebih tebal, ada yang terlalu tebal, ada yang miring, ada yang terlalu tipis, semua ada deh. Sang kakak hanya terkikik melihat potongan bawang-nan-tidak-rata hasil karya Anton. Anton menggerutu, berhenti memotong dapur, dan dengan wajah cemberut mengisyaratkan kakanya Danika dengan tatapan yang seolah berkata "kalau kau memang begitu ahli, lanjutkan saja sendiri." Danika tidak berkomentar, hanya terkikik geli, sekali lagi. Anton mendengus dan beranjak naik ke kamar.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.44 ketika Anton terbangun dari tidurnya di kamar. Belum sholat Zuhur pula. Segera Anton berwudhu dan melaksanakan sholat. Perlu sekian menit untuk pintu kamar Anton supaya terbuka, diikuti Anton yang berlari ke bawah untuk membaca komik, akan tetapi, langkahnya terhenti ketika Anton mendengar sara dari dapur. Ibunya berbicara pada Danika. Dan hanya percakapan bagian ini yang ia dengar.
"...Anton mana?"
"Nggak tau, bu, mungkin dia tidur diatas."
Merasakan ancaman lengkingan yang akan segera keluar itu, Anton pun langsung mendekati ibunya, dan dengan tampang manis yang dibuat-buat dengan begitu berlebihan, dia berkata,
"Ada yang bisa dibantu, Ibu?"
Ibu Anton tampak sedikit terkejut dengan keberadaan Anton yang tiba-tiba. Tetapi ia bisa segera menjawab,
"Wah, akhirnya kamu muncul juga, Anton. Ada beberapa tugas yang ingin ibu percayakan kepadamu."
Sedikit gugup, Anton menanyakan pertanyaan yang sama, berusaha agar suaranya terdengar setulus dan sesopan mungkin.
"Ada yang bisa dibantu, Ibu?"
"Baaanyak sekali," Anton mendongak kaget mendengar kata-kata itu. "Kalau mau, tolong cucikan semua panci disana (sang ibu menunjuk tumpukan besar panci di bak cuci piring), dan lalu menggoreng semua ayam itu (kali ini menunjuk ke tumpukan besar ayam potongan disamping kompor), dan kemudian bantu memotong bawang-bawang ini ya," sahut sang ibu, masih tetap memotong-motong semua sayuran di depannya.
"Katanya beberapa, bu?"
"Beberapa kan? Tadi ibu minta 3 pekerjaan. Coba hitung lagi baik-baik."
Wah! Anton membatin. Tampaknya ini akan menjadi hari yang amat, amat panjang.


~bersambung


(:g)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...