Mencampurbaurkan persepsi. Menyelewengkan konsepsi. Mempertanyakan esensi. Menyelisihi konsesi.
Selasa, 31 Mei 2016
Article#552 - Impresi
Di bawah curahan hangat mentari Mei, akhir semi tidak lagi bersemai.
Membicarakan akhir perjalanan musim semi ini berarti membicarakan segenap kekuatan menulis yang terus merosot seiring menanjaknya temperatur. Tentu saja saya tidak akan demikian terburu-buru mencari-cari keterkaitan antar keduanya. Kalian yang mengenal perbincangan di dunia ilmiah tentu paham betapa sebuah hubungan yang terindera antara dua variabel belum tentu terkait betulan.
Sebagaimana sinyal positif yang acap kali menjadi pendorong diri untuk bertindak, hanya untuk mendapati di kemudian hari bahwa semua itu hanyalah kepalsuan.
Mei mungkin adalah impresi nisbi.
Dari segala macam bualan soal semangat yang meningkat seiring naiknya mentari menyinari negeri, hal-hal yang penulis dapati dalam kenyataan tak berkisar jauh-jauh dari produktivitas yang menggelinding. Karya-karya yang jarang ditelurkan, kamera yang jarang diberdayakan, seolah ditertawakan oleh arakan awan yang dengan riang menari-nari menghiasi angkasa. Alih-alih tergerak untuk ikut berpacu meningkatkan kualitas dan kuantitas karya, yang ada produktivitas makin terjerembab dengan kontras yang terus melebar menganga antara proyeksi dan realiti.
Mei mungkin adalah curah hati yang belum sampai.
Di saat musim semi tidak lagi jelas bekas wujudnya, hari-hari yang bergulit masih belum jelas menampakkan identitas musim panas yang sesungguhnya. Semilir angin yang menyapa di pagi hari masih acapkali membangkitkan kuduk ketimbang membangkitkan keringat. Musim semi telah terasa demikian jauh di belakang, meskipun masa lalu memanglah yang terjauh dari apa yang bisa dibayangkan seorang anak manusia. Tetapi musim panas juga masih entah kapan tibanya, dan bersama itu pula segala kenyataan yang akan menyambut kita semua, di jelangnya dan di akhirnya.
Semua seolah menyindir saya untuk memfokuskan perhatian kepada urusan. Supaya apa yang ditetaskan senantiasa dapat diberdayakan. Supaya segala akhir segera tersampaikan.
Di bawah curah hujan dingin Mei, langit tidak bosan membasahi mimpi.
And I want you to know
I've got my mind made up now
But I need more time
Sabtu, 28 Mei 2016
Article#551 - Sedikit Serba-Serbi PKI
TRI LAKSMANA ASTRAATMADJA
Beberapa waktu lalu saya membaca berita berbagai penangkapan orang-orang yang menggunakan atribut Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu ada informasi yang boleh jadi dihembus-hembuskan intelijen kita yang hobinya menakut-nakuti rakyat sendiri ketimbang melakukan pekerjaannya: Katanya ada acara bagi-bagi kaos berlogo PKI dalam rangka hari ulang tahun PKI tanggal 9 Mei 2016. Jumlahnya kaosnya tak tanggung-tanggung: 102 ribu kaus, supaya pas dengan usia PKI yang 102 tahun katanya.
Bagaimana kita mengkonfirmasi kebenaran desas-desus ini, ketika anggota-anggota PKI sudah banyak dibantai dan organisasi ini sudah dibubarkan paksa? Semenjak peristiwa 30 September 1965, sudah banyak sekali anggota PKI yang sudah mati karena dibantai tanpa pengadilan (termasuk pimpinannya), di ruang-ruang interogasi, atau di pengasingan. Beberapa anggota yang masih hidup pun sulit diajak bicara terbuka karena dua alasan: trauma masa lalu (menjadi penyintas dan menyaksikan teman-temannya dibunuhi atau hilang bukanlah pengalaman enteng) dan selama setengah abad organisasi ini sudah disamakan dengan setan–sebuah stigma yang sangat sulit dilawan serta bikin orang takut bicara. Saya kenal dengan beberapa orang-orang penyintas yang bisa diajak bicara mengenai hal ini, tapi saya penasaran ingin tahu langsung dari mereka yang menjadi korban. Apa boleh buat, saya harus mencari dukun yang bisa membantu saya mencari arwah-arwah anggota PKI supaya saya bisa langsung bertanya.
Untungnya saya tahu orang yang bisa mencarikan saya dukun (saya selalu punya “orang” untuk segala hal), dan dukun ini bisa membantu saya berkontak dengan “alam sana” untuk berbincang-bincang dengan hantu-hantu anggota PKI. Ah, ternyata dalam konteks Indonesia masa kini, kata pembuka dalam Manifesto Komunis itu menjadi benar secara harafiah dan horor: “Ada hantu bergentayangan di Indonesia… hantu komunisme” hehehe…
Dukun yang saya kontak bersedia membantu saya berkontak dengan hantu-hantu komunis Indonesia, asalkan bayarannya cukup dan tempat praktiknya tidak diinteli. Saya setuju dan berangkat ke tempat mbah dukun dengan mengambil rute berliku, berusaha menghilangkan jejak dari agen-agen intelijen. Mbah dukun sudah menunggu, dan saya siap berkontak batin dengan mbah-mbah komunis almarhum dan almarhumah. Mbah dukun lalu bekerja merapal jampi-jampi untuk menghubungkan saya dengan alam “dunia sana”…
Alhasil, di “dunia sana” saya berhasil menemui beberapa anggota PKI. Tak perlulah saya sebutkan nama-namanya, cukup saya sampaikan saja hasil-hasil perbincangannya. Demikianlah hasilnya.

Pembukaan AD/ART PKI hasil Kongres Nasional (luar biasa) VII tahun 1962 menyebutkan bahwa tanggal pendirian PKI adalah 23 Mei 1920. Klik pada gambar untuk memperbesar.

Perayaan ulang-tahun ke-45 PKI di Senayan, 23 Mei 1965. Acara ini dihadiri oleh Presiden Sukarno yang tampak akrab dengan ketua Central Comite (CC) PKI, D.N. Aidit. Bagaimanakah nasib jutaan anggota PKI dan simpatisannya, yang menghadiri acara ini? Foto oleh fotografer AP Howard Sochurek, sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Komunis_Indonesia
Persoalan lain yang disinggung mbah-mbah komunis ini adalah soal logo. Di pemberitaan-pemberitaan selalu dikatakan bahwa logo yang ada di kaus-kaus itu adalah logo PKI, padahal bukan. Palu-arit memang adalah simbol pergerakan komunis, dan digunakan di mana-mana oleh organisasi-organisasi yang berideologi komunis. Palu adalah simbol buruh, arit adalah simbol petani. Persilangan keduanya menyimbolkan persatuan buruh dan tani, kelas yang diperjuangkan kelompok-kelompok komunis di dunia. Palu-arit, sebagaimana kita lihat pada gambar di samping, hanyalah satu komponen saja dari logo PKI secara keseluruhan. Komponen-komponen lain antara lain bintang merah yang melatari palu-arit, padi dan kapas mengapit bintang berpalu-arit tersebut, dan jeng jeng jeenggg… bendera merah putih di atas bintang tersebut. Ini semua juga dicantumkan dalam AD/ART PKI mengenai lambang partai, yaitu Pasal 3 ART.
Saya lalu berpisah dengan mbah-mbah komunis di alam sana, karena dukun mengingatkan saya untuk membayar ekstra apabila ingin terus berkomunikasi dengan dunia lain. Interlokal saja kita harus bayar, apalagi ini. Berhubung uang saya tinggal cukup untuk naik bis, maka saya sudahi percakapan, seraya berharap ada keadilan bagi mbah-mbah komunis yang dibantai tanpa proses peradilan ini. Sebagai negara yang telah mensponsori terjadinya kejahatan kemanusiaan, saya pikir permintaan maaf bukanlah inti dan penyelesaian persoalan (walapun akan sangat membantu). Negara kita harus dicari kembali jati dirinya, sebagaimana Jerman mengubah citranya pasca Perang Dunia II. Ini diskusi panjang untuk lain waktu.
Selasa, 24 Mei 2016
Article#550 - Kutipan Hari Ini
“You don't have to burn books to destroy a culture. Just get people to stop reading them.”
~quoted from Ray Douglas Bradbury (1920 - 2012), American fantasy, science fiction, horror and mystery fiction author. Quoted at 21st May, 2016, 12:32 (UT+9)
![]() |
image source |
Rabu, 18 Mei 2016
Article#549 - Tuhan Sudah Sangat Populer
Satu
Tuhan sudah sangat populer
Nama-Nya dihafal luar kepala
Sehingga amat jarang ada
Orang yang sungguh-sungguh mengingat-Nya
Tuhan sudah sangat populer
Seperti matahari tak pernah tak bercahaya
Sehingga hanya kadang-kadang saja
Orang menyadari ada dan peran-Nya
Tuhan sudah sangat populer
Baik di kota maupun di desa
Kalau terasa tak ada, orang menanyakan-Nya
Ketika jelas ada, ada orang melupakan-Nya
Dua
Di kalangan kaum beragama
Juga pada orang yang mengakui-Nya
Tuhan dilibatkan dengan amat riuhnya
Untuk dirindukan maupun untuk dihina
Tuhan menandakan diri di jalanan
Memasuki rumah-rumah
Bahkan memasuki setiap jiwa
Menyemayami hati dan bawah sadar manusia
Tiga
Tuhan yang sebenar-benarnya Ia
Disebut Allah subhanahuwata’ala
Maha dzat tak terumuskan segala kata
Luput dari setiap genggaman makna
Tetapi Tuhan yang diikir-pikirkan orang
Yang diomongkan dan diteriakkan
Bermacam-macam bentuknya
Membuat para Ulama ngambek di antara mereka
Demikian itu karena orang terbiasa malas
Menempuh perjalanan sejati
Mengasuh mutiara ruhani
Merdeka dari ego kecil diri pribadi
Empat
Terkadang orang pikir Tuhan adalah pegawai
Disuruh-suruh mengabulkan doa-doa pamrih pribadi
Yang diucapkan dengan mulut pedagang menagih janji
Saat dan bentuk kabulnya dibatasi
Tuhan diberhalakan
Digambar dengan gagasan-gagasan
Kalau tetangganya membuat patung Tuhan yang berlainan
Bertengkar mereka dan saling mengkafirkan
Orang bikin tuhan-tuhanan
Bagai robot digerakkan ke kiri ke kanan
Tombol dtekan, program harus dilaksanakan
Kalau robot macet, ia tak dipercaya dan dicampakkan
Lima
Orang dungu dan orang pandai
Mengarang tuhannya sendiri-sendiri
Diramu berdasar sangkaan dan keinginan
Yang tak diuji dan tak dijernihkan
Ramuan tuhan-tuhanan dijadikan gincu
Dioleskan di bibir
Dijajakan ke sana ke mari
Agar laris dagangan duniawi
Tuhan dijadikan suku cadang
Untuk membuat peluru dan senapan
Dibubuhkan namanya di surat-surat keputusan
Dikurung dalam kandang kambing-kambing hitam
Enam
Orang lain bertekun-tekun sembahyang
Sambil merendahkan orang lain dan menajiskan
Tuhan dimonopoli
Diakui sebagai miliknya sendiri
Orang yang sembahyangnya gagal sembahyang
Tak menemu kesejatian
Orang yang sembahyangnya berhala
Syari’at-lah tuhannya
Tujuh
Yang bukan tuhan dituhankan
Yang tuhan tak dijadikan sesembahan
Orang mabuk di putaran gelombang
Terseret dari salah paham ke salah paham
Kekuasaan dan kemegahan
Uang dan segala bentuk kekerdilan
Berfungsi tuhan
Karena dinomorsatukan
Delapan
Tuhan disederhanakan
Menjadi kayu pagar berbaris
Terbuntu jalanan ke cakrawala
Langit ditutupi awan jelaga
Jiwa lapar umat
Dicekoki penafsiran dusta
Hati mereka yang dahaga
Dijawab dengan paham syari’at yang buta
Sampai tiba suatu hari
Engkau ditanya oleh dirimu sendiri
Siapakah Tuhan hidupmu, ya shahibi?
Kau jawab: Umara dan Ulama, tak ragu lagi.
Sembilan
Tuhan sudah sangat populer
Sudah dijadikan komoditas yang amat sekuler
Diiklankan dengan indahnya
Disebut dan dimanfaatkan di mana-mana
Allah yang sebenarnya
Mahasuci Ia
Dari ludah segala jenis Fir’aun
Yang merasuki tulang sumsum
***
Nadjib, Muhammad Ainun. 1987. Seribu Masjid, Satu Jumlahnya: 105-109.
***
Nadjib, Muhammad Ainun. 1987. Seribu Masjid, Satu Jumlahnya: 105-109.
Minggu, 15 Mei 2016
Article#548 - Scientific Publications
[latest update on 25th August, 2016, 20:40 (UT+9)]
Scientific results, on which we based our opinions so much, may not be that reliable after all.
But do we have any better method just yet?
Scientific results, on which we based our opinions so much, may not be that reliable after all.
But do we have any better method just yet?
Excerpt 1
Excerpt 2
Selasa, 10 Mei 2016
Article#547 - Kala Budha Menjelang
9 Mei 2016, 14:57 UT.
Waktu telah berlalu sedikit melampaui dua bulan dari gerhana Matahari yang datang menghampiri kepulauan Indonesia di awal Maret lalu. Jika dulu Asia Timur dan Tenggara adalah daerah yang berkesempatan mendapati Matahari pagi menyoroti sekujur daerahnya, kini mendapati bayang Bumi memadamkan cerlangnya gemilang surya.
Sementara daratan benua biru sana, yang dahulu bergelimang malam pada momen lewatnya Bulan, kini bermandikan panas siang, menarik para muka pucat keluar dari kediamannya. Mereka bergelung di taman-taman dan berjalan di seantero benua, menyambut matahari yang mencerahkan suasana jelang tibanya musim panas.
Tetapi, tidak hanya dengan alasan itulah orang orang di siang hari itu merelakan diri terpanaskan di udara terbuka.
Selayang pandang mengamati cakram benderang Matahari (tentunya dengan pengamanan yang memadai), dan kau akan temukan sebuah noktah kecil bergerak perlahan, merayapi benderangnya perlahan-lahan. Dalam lebih dari tujuh jam di hari itu, sebagian besar porsi muka Bumi berkesempatan menyaksikan planet terkecil dan terdekat ke Matahari, Merkurius, melintas sebagai sebuah noktah hitam mungil di depan cakram kebesaran pusat Tata Surya.
Merkurius, atau Budha (bukan Buddha) dalam budaya Sansekerta, adalah salah satu planet yang dalam waktu-waktu tertentu berkesempatan untuk melintas tepat di antara Bumi dan Matahari, menghasilkan suatu fenomena yang disebut transit. (Planet lain yang bisa mengalami transit dari Bumi adalah Venus.) Jika ada yang bertanya, apa bedanya dengan gerhana, penjelasan sederhananya adalah pada transit, benda yang menutupi terlalu kecil dibandingkan benda yang ditutupi. Berbeda dengan gerhana, di mana untuk kasus Bulan dan Matahari, keduanya memiliki ukuran yang sebanding terhadap seorang penduduk Bumi. Sehingga, dalam kasus gerhana, Matahari tertutup cukup banyak oleh Bulan untuk memunculkan efek peredupan, atau bahkan menggelapkan langit sepenuhnya.
Transit Merkurius pada 9 Mei 2016 ini dapat disaksikan oleh siapapun di muka Bumi, kecuali bagi mereka yang bermukim di Asia Timur, Filipina, Malaysia (dengan sedikiiit pengecualian), Indonesia (kecuali provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara), Australia dan Selandia Baru. Tetapi, bagi kalian yang berdomisili di Indonesia, jangan bersedih hati. Pada 11 November 2019 nanti akan kembali terjadi transit Merkurius, yang akan berlangsung selama 5 jam 29 menit dan dapat disaksikan... dari daerah yang hampir sama dengan daerah yang menyaksikan transit pada Mei tahun ini.
Baiklah, selamat mencoba 13 tahun setelahnya, pada November 2032. Semoga beruntung.
Berikut, penulis telah menyuguhkan foto-foto transit Merkurius hasil jepretan berbagai orang dari wilayah-wilayah yang berkesempatan menyaksikan gerhana kali ini. Selamat menikmati!
Dan kini, saatnya gambar bergerak untuk.... yah, bergerak.
Galeri lebih jauh dapat disimak di laman berikut:
http://www.space.com/32820-mercury-transit-of-2016-images-photos.html
https://www.theguardian.com/science/gallery/2016/may/09/transit-of-mercury-earth-sun-in-pictures
http://www.universetoday.com/128798/images-todays-transit-mercury-around-world/
http://spaceweathergallery.com/index.php?title=mercury
http://www.huffingtonpost.co.uk/entry/mercury-gliding-across-the-sun-stunning-pics-from-the-2016-transition_uk_5730a391e4b0e6da49a6a926
http://www.skyandtelescope.com/online-gallery/transit-pictures/
http://mashable.com/2016/05/09/transit-of-mercury-photos/?utm_cid=mash-com-Tw-main-link#hP3y5pbzHiqM
http://heavy.com/news/2016/05/mercury-crossing-transit-passes-sun-photos-retrograde-eclipse-pictures-pics/
Jika tidak ada aral melintang, penulis akan mengamati transit Merkurius pada 2019.
Sampai jumpa di kesempatan selanjutnya!
Waktu telah berlalu sedikit melampaui dua bulan dari gerhana Matahari yang datang menghampiri kepulauan Indonesia di awal Maret lalu. Jika dulu Asia Timur dan Tenggara adalah daerah yang berkesempatan mendapati Matahari pagi menyoroti sekujur daerahnya, kini mendapati bayang Bumi memadamkan cerlangnya gemilang surya.
Sementara daratan benua biru sana, yang dahulu bergelimang malam pada momen lewatnya Bulan, kini bermandikan panas siang, menarik para muka pucat keluar dari kediamannya. Mereka bergelung di taman-taman dan berjalan di seantero benua, menyambut matahari yang mencerahkan suasana jelang tibanya musim panas.
Tetapi, tidak hanya dengan alasan itulah orang orang di siang hari itu merelakan diri terpanaskan di udara terbuka.
Selayang pandang mengamati cakram benderang Matahari (tentunya dengan pengamanan yang memadai), dan kau akan temukan sebuah noktah kecil bergerak perlahan, merayapi benderangnya perlahan-lahan. Dalam lebih dari tujuh jam di hari itu, sebagian besar porsi muka Bumi berkesempatan menyaksikan planet terkecil dan terdekat ke Matahari, Merkurius, melintas sebagai sebuah noktah hitam mungil di depan cakram kebesaran pusat Tata Surya.
Merkurius, atau Budha (bukan Buddha) dalam budaya Sansekerta, adalah salah satu planet yang dalam waktu-waktu tertentu berkesempatan untuk melintas tepat di antara Bumi dan Matahari, menghasilkan suatu fenomena yang disebut transit. (Planet lain yang bisa mengalami transit dari Bumi adalah Venus.) Jika ada yang bertanya, apa bedanya dengan gerhana, penjelasan sederhananya adalah pada transit, benda yang menutupi terlalu kecil dibandingkan benda yang ditutupi. Berbeda dengan gerhana, di mana untuk kasus Bulan dan Matahari, keduanya memiliki ukuran yang sebanding terhadap seorang penduduk Bumi. Sehingga, dalam kasus gerhana, Matahari tertutup cukup banyak oleh Bulan untuk memunculkan efek peredupan, atau bahkan menggelapkan langit sepenuhnya.
Transit Merkurius pada 9 Mei 2016 ini dapat disaksikan oleh siapapun di muka Bumi, kecuali bagi mereka yang bermukim di Asia Timur, Filipina, Malaysia (dengan sedikiiit pengecualian), Indonesia (kecuali provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara), Australia dan Selandia Baru. Tetapi, bagi kalian yang berdomisili di Indonesia, jangan bersedih hati. Pada 11 November 2019 nanti akan kembali terjadi transit Merkurius, yang akan berlangsung selama 5 jam 29 menit dan dapat disaksikan... dari daerah yang hampir sama dengan daerah yang menyaksikan transit pada Mei tahun ini.
Baiklah, selamat mencoba 13 tahun setelahnya, pada November 2032. Semoga beruntung.
Berikut, penulis telah menyuguhkan foto-foto transit Merkurius hasil jepretan berbagai orang dari wilayah-wilayah yang berkesempatan menyaksikan gerhana kali ini. Selamat menikmati!
![]() |
Transit Merkurius (tengah bawah) bersama transit ISS, sebagaimana dipotret dari Philadelphia, Pennsylvania, AS. (Thierry Legault/ESA) |
![]() |
Sekuens transit Merkurius, sebagaimana dipotret oleh wahana Solar Dynamics Observatory (SDO). (SDO/NASA) |
![]() |
Cakram hitam Merkurius bergerak perlahan di hadapan cakram Matahari, sebagaimana dijepret oleh wahana Solar Dynamics Observatory (SDO). (SDO/NASA/PA) |
![]() |
Noktah Merkurius di hadapan Matahari, sebagaimana dipotret dari London, Inggris. (Roger Hutchinson/flickr) |
![]() |
Proyeksi transit Merkurius dari teleskop reflektor di planetarium Birla, Chennai, India (Arun Sankar/AFP/Getty Images) |
![]() |
Sebuah pesawat penumpang melintas di hadapan cakram Matahari di saat berlangsung transit Merkurius. Foto dipotret dari Las Vegas, Nevada, AS. (David Becker/Reuters) |
![]() |
Merkurius memulai transitnya melintasi cakram Matahari, sebagaimana dipotret dari Salgótarján, Hungaria. (Peter Komka/EPA) |
![]() |
Astrofisikawan Carsten Decker mengamati Merkurius dalam fase transitnya, di Leibniz-Institut für Astrophysik, Postdam, Jerman. (Ralf Hirschberger/EPA) |
![]() |
Transit Merkurius (tengah, kiri) sebagaimana dipotret dari State College, Pennsylvania, AS. (Samuel J. Hartman/SPACE.com) |
![]() |
Transit Merkurius (tengah atas) sebagaimana dipotret dari Tucson, Arizona, AS. (Mt. Lemmon SkyCenter/Steward Observatory/SPACE.com) |
![]() |
Transit Merkurius (tengah bawah), sebagaimana dipotret dari Ocean, New Jersey, AS. (Steve Scanlon/SPACE.com) |
![]() |
Sekuens berlangsungnya transit Merkurius, sebagaimana dipotret dari Kamloops, British Columbia, Kanada. (Alan Dyer/amazingsky.net) |
![]() |
Sekuens berlangsungnya transit Merkurius, sebagaimana dipotret dari Bergen, Norwegia. (Arnstein Dale/spaceweathergallery.com) |
![]() |
Perbandingan noktah hitam Merkurius dan Venus (2012) pada transitnya, sebagaimana dipotret dari Istanbul, Turki. (Ender Gökçebay/spaceweathergallery.com) |
![]() |
Kolase sekuens transit Merkurius, sebagaimana dipotret dari Darmstadt, Jerman.
(Oscar Portela/spaceweathergallery.com)
|
Mercury passing over the sun. #mercurytransit pic.twitter.com/KoonOIkLQ5— Internet Palace (@InternetPalace) May 9, 2016
Great shot of the #MercuryTransit from @WFMY Weather Spotter Stuart McDaniel. #ncwx pic.twitter.com/Rl745y3BLZ— Tim Buckley (@TimBuckleyWX) May 9, 2016
Not the best #mercurytransit image you'll see today, but for the record here's mine... :) Nikon D7200 at 300mm. pic.twitter.com/Wk0GxLs1X5— Paul F (@paul_astro) May 9, 2016
Weather wasn't ideal with high cloud and haze but managed a few images of the Mercury transit pic.twitter.com/Amn1cOnhYF— Mike Greenham (@AstroMike247) May 9, 2016
Good bye Mercury and thanks for today's show! #MercuryTransit pic.twitter.com/tEdUN8Zmdi— Göran Strand (@Astrofotografen) May 9, 2016
Dan kini, saatnya gambar bergerak untuk.... yah, bergerak.
Galeri lebih jauh dapat disimak di laman berikut:
http://www.space.com/32820-mercury-transit-of-2016-images-photos.html
https://www.theguardian.com/science/gallery/2016/may/09/transit-of-mercury-earth-sun-in-pictures
http://www.universetoday.com/128798/images-todays-transit-mercury-around-world/
http://spaceweathergallery.com/index.php?title=mercury
http://www.huffingtonpost.co.uk/entry/mercury-gliding-across-the-sun-stunning-pics-from-the-2016-transition_uk_5730a391e4b0e6da49a6a926
http://www.skyandtelescope.com/online-gallery/transit-pictures/
http://mashable.com/2016/05/09/transit-of-mercury-photos/?utm_cid=mash-com-Tw-main-link#hP3y5pbzHiqM
http://heavy.com/news/2016/05/mercury-crossing-transit-passes-sun-photos-retrograde-eclipse-pictures-pics/
Jika tidak ada aral melintang, penulis akan mengamati transit Merkurius pada 2019.
Sampai jumpa di kesempatan selanjutnya!